1. Pengulangan seluruh
Pengulangan seluruh ialah pengulangan bentuk dasar secara keseluruhan.
14
Misalnya terlihat pada tabel berikut: Tabel 2.1
Pengulangan Seluruh No
Bentuk Dasar Hasil Pengulangan Seluruh
1 Batu
Batu-batu 2
sembilan Sembilan-sembilan
3 pembangunan
Pembangunan- pembangunan
2. Pengulangan sebagian
Pengulangan sebagian ialah pengulangan bentuk dasar secara sebagian, tanpa perubahan fonem.
15
Misalnya terlihat pada tabel berikut:
Tabel 2.2 Pengulangan Sebagian
No Bentuk Dasar
Hasil Pengulangan Sebagian
1 memanggil
Memanggil-manggil 2
Menulis Menulis-nulis
3 Seakan
Seakan-akan
3. Pengulangan yang berkombinasi dengan pembubuhan afiks
Pengulangan yang berkombinasi dengan pembubuhan afiks ialah pengulangan bentuk dasar disertai dengan penambahan
afiks secara bersama-sama atau serentak dan bersama-sama
14
Masnur Muslich, Tata Bentuk Bahasa Indonesia Kajian Ke Arah Tatabahasa Deskriptif, Jakarta: Bumi Angkasa, hlm. 52
15
Ibid. hlm. 53
pula mendukung satu arti.
16
Misalnya terlihat pada tabel berikut:
Tabel 2.3 Pengulangan yang Berkombinasi dengan Pembubuhan Afiks
Bentuk Dasar
Pengulangan dan
+ Pembubuhan Afiks
= Hasil Pengulangan
rumah + pengulangan -an
= rumah-rumahan kuning + ke-pengulangan-an
= kekuning-kuningan baik
+ se-pengulangan-nya = sebaik-baiknya
4. Pengulangan dengan perubahan fonem
Pengulangan dengan perubahan fonem ialah pengulangan bentuk dasar dengan disertai perubahan fonem.
17
Misalnya terlihat pada tabel berikut:
Tabel 2.4 Pengulangan dengan perubahan fonem
No Bentuk Dasar
Hasil Pengulangan dengan Perubahan Fonem
1 Gerak
Gerak-gerik 2
Sayur Sayur-mayur
3 Ramah
Ramah-tamah
c. Proses Pemajemukan Komposisi
Proses pemajemukan atau komposisi adalah peristiwa bergabungnya dua morfem dasar atau lebih secara padu dan
menimbulkan arti baru.
18
Menurut Masnur Muslich, kata mejemuk berbeda dengan frasa. Konstruksi meja makan dan Nia makan
tentunya mempunyai pengertian yang berbeda. Apabila suatu
16
Masnur Muslich, Tata Bentuk Bahasa Indonesia Kajian Ke Arah Tatabahasa Deskriptif, Jakarta: Bumi Angkasa, hlm. 53
17
Ibid. hlm. 54
18
Ibid. hlm. 57
kontruksi frasa berunsur kata benda dan kata kerja, ia mempunyai dua kemungkinan fungsi, yaitu fungsi predikat dan fungsi atribut.
Fungsi predikat di sini yang bisa disisipi akan, telah, sedang sedangkan fungsi atribut yang bisa disisipi bentuk yang atau tidak.
Konstruksi meja makan akan terdengar aneh jika disisipi bentuk- bentuk yang menyatakan aspek akantelahsedang, begitu juga
bentuk yang dan tidak. Konstruksi Nia makan adalah bentuk frasa, karena bisa disisipi kata akantelahsedang. Sedangkan konstruksi
meja makan adalah bentuk majemuk. Dari pemaparan proses morfologis di atas sudah jelas, bahwa
proses itu meliputi proses Afiks afiksasi, proses pengulangan reduplikasi, dan proses penajemukan komposisi. Namun, dalam
penelitian ini, penulis lebih memfokuskan pada proses afiks afiksasi.
4. Penggolongan Morfem
Menurut Sutarna, Morfem lebih menunjuk pada ciri bentuk dan arti yang dimiliki oleh satuan gramatik terkecil.
19
Menurut Kridalaksana, morfem sebagai satuan lingual satuan bahasa terkecil yang maknanya
relative stabil dan yang tidak dapat dibagi atas bagian bermakna yang lebih kecil.
20
Dan menurut Masnur Muslich, morfem adalah bentuk- bentuk berulang yang paling kecil beserta artinya.
21
Dari beberapa definisi tersebut dapat ditarik kesimpulan bahwa morfem adalah kajian
Morfologi yang menitikberatkan pada bentuk gramatik terkecil yang memiliki makna dan berulang. Jika dilihat dari cirinya morfem sering
muncul berulang-ulang seperti kata di-, ke, kata dasar, dll.
19
Sutarna, Morfologi Bahasa Indonesia, Jartata: Universitas terbuka, 2007, hlm. 1.35
20
Sutarna, dkk, Morfologi Bahasa Indonesia, Jartata: Universitas terbuka, 1999, hlm.1.27
21
Masnur Muslich, Tata Bentuk Bahasa Indonesia Kajian Ke Arah Tatabahasa Deskriptif, Jakarta: Bumi Angkasa, hlm. 3