Ruang Lingkup Pendidikan Agama Islam

Dalam mencapai tujuan Pendidikan Agama Islam maka ruang lingkup materi PAI kurikulum 1994 pada dasarnya mancakup tujuh unsur pokok, yaitu, Al-Qur’an Hadist, keimanan, syariah, ibadah, muamalah, akhlak, dan tarikh sejarah Islam yang menekankan pada perkembangan politik. Pada kurikulum tahun 1999 dipadatkan menjadi lima unsur pokok, yaitu Al-qur’an, keimanan, akhlak, fiqh dan bimbingan ibadah, serta tarikhsejarah yang lebih menekankan pada perkembangan ajaran agama, ilmu pengetahuan dan kebudayaan. 54 Didalam KTSP ruang lingkup Pendidikan agama Islam dan akhlak mulia yaitu kelompok mata pelajaran agama dan akhlak mulia dimaksudkan untuk membentuk peserta didik menjadi manusia yang beriman dan bertaqwa kepada Tuhan Yang Maha Esa serta berakhlak mulia. Akhlak mulia mencakup etika, budi pekerti, atau moral sebagai perwujudan dari pendidikan agama. Standar kompetensi kelompok mata pelajaran agama dan akhlak mulia bertujuan membentuk peserta didik menjadi manusia yang beriman dan bertaqwa kepada Tuhan Yang Maha Esa serta berakhlak mulia. Tujuan tersebut dicapai melalui muatan atau kegiatan agama, kewarganegaraan, kepribadian, ilmu pengetahuan dan teknologi, estetika, jasmani, olahraga, dan kesehatan. Adapun Standar kompetensi kelompok mata pelajaran Pendidikan Agama Islam untuk tingkat SMA adalah : 1. Berperilaku sesuai dengan ajaran agama yang dianut sesuai dengan perkembangan remaja. 2. Menghargai keberagaman agama, bangsa, suku, ras, golongan social ekonomi, dan budayadalam tatanan global 3. Berpartisipasi dalam penegakkan aturan-aturan social 4. Memahami hak dan kewajiban diri dan orang lain dalam pergaulan di masyarakat. 5. Menghargai adanya perbedaan pendapat dan berempati terhadap orang lain. 6. Berkomunikasi dan berinteraksi secara efektif dan santun melalui berbagai cara termasuk pemanfaatan teknologi informasi yang mencerminkan harkat dan martabatnya sebagai makhluk Tuhan. , ++++ 5 7. Menjaga kebersihan, kesehatan, ketahanan dan kebugaran jasmani dlam kehidupan sesuai dengan tuntunan agama. 8. Memanfaatkan lingkungan sebagai makhluk ciptaan Tuhan secara bertanggung jawab. 55 Agama Islam adalah agama Allah yang diwahyukan kepada rasul Muhammad SAW untuk disampaikan kepada seluruh manusia, yang mengandung ketentuan-ketentuan akidah, ibadah dan muamalah Interaksi Sosial dan akhlak yang menentukan proses berpikir, merasa, berbuat dan terbentuknya kata hati. Dengan demikian, secara sistematis bahwa dalam Islam terdapat ajaran yang disebut dengan pokok-pokok ajaran Islam. Yaitu 3 pokok ajaran yang telah disyariatkan Allah kepada rasul Muhammad SAW adalah sebagai berikut, yaitu : akidahtauhid, syariat dan akhlak moral. 56 a. Akidah Akidah secara bahasa berarti ikatan, secara terminology berarti landasan yang mengikat, yaitu keimanan. Ajaran Islam sebagaimana dicantumkan dalam Al-Qur’an dan Sunnah adalah merupakan ketentuan-ketentuan dan pedoman keimanan. Keimanan adalah suatu sikap jiwa yang diperoleh karena pengetahuan yang berproses demikian rupa sehingga membentuk tata nilai norma maupun pola perilaku seseorang. 57 Pengertian akidah dari segi istilah sering disamakan dengan pengertian keimanan. Sayyid Sabiq ketika mendefinisikan keimanan atau akidah mengatakan bahwa akidah itu terdiri dari enam perkara, yaitu: 1 Ma’rifat kepada Allah, Ma’rifat dengan nama-nama-Nya yang mulia dan sefat- sifat-Nya yang tinggi. 2 Ma’rifat terhadap alam dan yang ada dibalik alam ini. 3 Ma’rifat terhadap kitab-kitab Allah. , + , 1 3 4 3 5 5 . , 2 7 - 5 0, +, 8 4 Ma’rifat dengan nabi-nabi dan Rasul-rasul. 5 Ma’rifat terhadap hari akhir dan peristiwa-peristiwa yang berkaitan dengan itu. 6 Ma’rifat kepada takdir. 58 Aqidah adalah awal dan akhir seruan Islam. Ia merupakan kepercayaan kepada Tuhan Yang Maha Esa. Sebagai konsekuensi dari keyakinan ini, maka hanya Allah satu-satunya zat yang wajib disembah, dimohon petunjuk dan pertolongan, dan harus dipatuhi. Aqidah merupakan ajaran yang berlaku sepanjang sejarah manusia, yang dibawa oleh setiap Nabi dan Rasul Allah. b. Syari’at Secara harfiah syariat adalah jalan yang harus dilalui oleh setiap muslim. Selain aqidah pegangan hidup, akhlak sikap hidup, syariat jalan hidup adalah salah satu bagian agama Islam. Menurut ajaran Islam syariat ditetapkan Allah menjadi patokan jidup setiap muslim. Sebagai jalan hidup, ia merupakan the way of life umat Islam. Menurut imam Syafii dalam kitab ar-Risalah, syariat adalah peraturan-peraturan lahir yang bersumber dari wahyu itu mengenai tingkah laku manusia. Dalam rumusan Imam Syafii ada dua hal yang disatukan. Bagian pertama “peraturan-peraturan yang bersumber pada wahyu Allah” menunjuk kepada syariah, sedang bagian kedua “ kesimpulan-kesimpulan yang berasal dari wahyu itu”menunjuk pada fikih. Sebagai ketetapan Allah baik berupa larangan maupun dalam bentuk suruhan, syariat mengatur jalan hidup dan kehidupan manusia. Dilihat dari segi ilmu hukum, syariat adalah norma hukum dasar yang diwahyukan Allah, yang wajib diikuti oleh orang Islam, baik dalam berhubungan dengan Allah maupun dalam berhubungan dengan sesama manusia dan benda dalam masyarakat. 59 Dalam syari’at ini terdapat ketentuan-ketentuan Agama yang merupakan suatu fasilitas untuk meningkatkan kualitas hidup manusia dalam rangka mencapai - 0 , - 4 ? + , 1 8B 1 -5 .7 5 , , 3 4 1 2 - kebahagiaan di dunia dan di akhirat dengan jalan melaksanakan dan berpegang di bidang ubudiyah dan muamalah. Ibadah dalam Islam merupakan puncak segala kepatuhan dan inti dari perasaan tentang keagungan zat yang wajib disembah. Ibadah adalah media komunikasi langsung dan integral antara makhluk dan khaliqnya.ibadah juga merupakan sarana konsultatif yang memberi pengaruh sangat dalam antara manusia dengan Tuhan, alam sekitar dan sesama manusia. 60 Dalam sejarah Islam ibadah juga memberikan latihan rohani yang diperlukan manusia. Semua ibadah dalam Islam seperti sholat, puasa, haji dan zakat bertujuan membuat roh manusia agar senantiasa tidak lupa kepada Tuhan, bahkan senantiasa dekat pada-Nya, karena dengan demikian dapat mempertajam rasa kesucian yang kuat akan menjadi pengendali hawa nafsu sehingga tidak melanggar nilai-nilai moral, peraturan dan hukum yang berlaku dalam hukum Islam. c. Akhlak Akhlak secara etimologi arti bahasa berasal dari kata khalaqa, yang kata asalnya khuluqun, yang berarti : perangai, tabiat, adat atau khalqun yang berarti kejadian, buatan, ciptaan. Jadi secara etimologi akhlak itu berarti perangai, adat, tabiat atau system perilaku yang dibuat. 61 Secara terminologis arti istilah yang didefinisikan oleh imam Ghazali, akhlak sebagai sifat yang tertanam di dalam jiwa yang menimbulkan bermacam-macam perbuatan dengan gampangmudah tanpa memerlukan pemikiran dan pertimbangan. Setiap perbuatan manusia yang muncul dari kesadaran jiwa seseorang merupakan akhlak, tanpa pengecualian perbuatan baik maupun perbuatan buruk. Jadi akhlak mencakup semua perbuatan manusia. Perbuatan manusia yang berniali baik disebut akhlak yang mulia akhlak terpuji, sedangkan perbuatan manusia yang bernilai buruk disebut akhlak jelek akhlak tercela. . ? 4 , 2 , 0 A + , - . 0, - Akhlak diartikan sebagai sikap yang melahirkan perbuatan perilaku, tingkah laku mungkin baik, mungkin buruk. Akhlak adalah suatu bentuk dari keadaan jiwa yang benar-benar telah meresap. Dari sini timbul keadaan jiwa berbagai perbuatan secara spontan, mudah, terus menerus, tanpa dibuat-buat dan tanpa memerlukan pemikiran suatu perenungan dan angan-angan. 62

d. Faktor-Faktor Penghambat dan Penunjang Pendidikan Agama Islam

Pelaksanaan Pendidikan Agama Islam yang berlangsung di sekolah masih mengalami banyak kelemahan. Mengutip dari Maftuh Basyuni bahwa Pendidikan Agama Islam yang berlansung saat ini cenderung lebih mengedepankan aspek kognisi pemikiran dari pada afeksi rasa dan psikomotorik tingkah laku. Menurut Towaf yang dikutip oleh Muhaimin bahwa adanya factor penghambat dalam Pendidikan Agama Islam di sekolah, antara lain: 1. Pendekatan masih cenderung normative, dalam arti pendidikan agama menyajikan norma-norma yang sering kali tanpa ilustrasi konteks social budaya, sehingga peserta didik kurang menghayati nilai-nilai agama sebagai nilai yang hidup dalam keseharian; 2 Kurikulum Pendidikan Agama Islam yang dirancang di sekolah sebenarnya lebih menawarkan minimum kompetensi atau minimum informasi, tetapi pihak guru PAI sering kali terpaku padanya, sehingga semangat untuk memperkaya kurikulum dengan pengalaman belajar yang bervariasi kurang tumbuh; 3 Sebagai dampak yang menyertai situasi tersebut di atas, maka guru PAI kurang berupaya menggali berbagai metode yang mungkin bisa dipakai untuk pendidikan agama, sehingga pelaksanaan pembelajaran cenderung monoton; 4 Keterbatasan saranaprasarana, sehingga pengelolaan cenderung seadanya. Pendidikan agama yang diklaim sebagai aspek yang penting sering kali kurang diberi prioritas dalam urusan fasilitas. 63 Faktor pelemah lainnya misalnya masalah keterbatasan waktu dan metode pembelajaran. 64 Mengingat pendidikan agama yang diberikan sekolah hanya dua jam . , 7 . . , 3 4 2 5 . 1 . pelajaran dalam satu minggu, yang sesungguhnya merupakan hambatan, tetapi ini dapat diatasi oleh semua penanggung jawab pendidikan, antara lain melalui keluasan, kedalaman atau penambahan jumlah jam pelajaran oleh sekolah atau juga degan dasar integrasi tanggung jawab pendidikan agama, yaitu bukan hanya oleh guru agama, tetapi juga oleh kepala sekolah, dan semua guru di sekolah yang bersangkutan. Demikian pula perlunya kerja sama antara keluarga, sekolah, dan masyarakat dalam rangka melaksanakan prinsip keterpaduan. 65 Telah dipaparkan beberapa factor pelemah atau penghambat dalam pelajaran Pendidikan Agama Islam di sekolah, selain factor penghambat terdapat pula factor penunjang. Artinya bahwa hal-hal yang berhubungan dengan unsur-unsur yang dapat mempengaruhi pelaksanaan keberhasilan Pendidikan Agama Islam. Faktor-faktor penunjang itu diantaranya adalah: 1. Hasil yang diharapkan Kompetensi dasar pendidikan agama sebagai hasil yang diharapkan secara eksplisit terhadap dalam rumusan-rumusan yang tercantum dalam kurikulum persekolahan, yaitu kompetensi dasar, hasil belajar, indikator, dan materi pokok. 2. Materi dan Alokasi Waktu Materi dan alokasi waktu yang disediakan untuk mencapai kompetensi diperlukan materi. Makin jelas kompetensi pendidikan agama itu, maka makin jelas pula materi yang diperlukan. 3. Metode Salah satu factor yang berkaitan dengan hasil belajar materi adalah metode dan teknik pengajaran yang dipilih secara tepat dan strategis. 4. Siswa sebagai peserta didik Pengalaman empirik menunjukan bahwa kondisi awal siswa dalam proses pembelajaran Pendidikan Agama Islam di sekolah sangat beragam, terutama dilatarbelakangi oleh asal sekolah dan pendidikan orang tua di lingkungan keluarga, serta dari pengalaman keagamaan yang dijalaninya. 5. Orang tua siswa . 0 , 3