Pembelajaran IPS KAJIAN TEORI
5 Belajar membedakan atau discrimination learning. Individu
belajar melihat perbedaan dan juga persamaan sesuatu benda dengan yang lainnya.
6 Belajar konsep atau concept learning. Tipe belajar ini
menyangkut pemahaman dan penguasaan konsep. Dengan menguasai konsep siswa dapat membedakan hal-hal baru yang
diperoleh dalam belajar. 7
Belajar aturan-aturan atau rule learning. Individu belajar aturan-aturan yang ada di masyarakat, di sekolah, di rumah
ataupun aturan perdagangan, pemerintahan bahkan ilmu pengetahuan.
8 Belajar pemecahan masalah atau problem solving learning.
Dalam kegiatan belajar ini individu dihadapkan kepada masalah-masalah yang harus dipecahkan
46
.
c Faktor-faktor Yang Mempengaruhi Belajar Secara global faktor-faktor yang mempengaruhi belajar ada
tiga macam, yaitu: 1
Faktor internal faktor dari dalam siswa yakni aspek fisiologis kondisi jasmani yang menandai tingkat kebugaran organ-
organ dan sendi-sendi yang dapat mempengaruhi semangat dan intensitas siswa dalam mengikuti pelajaran, dan aspek
psikologis kondisi rohani yang dapat mempengaruhi kuantitas dan kualitas perolehan pembelajaran siswa, dalam
kondisi rohani sisdwa terdiri dari lima faktor, yakni: a tingkat kecerdasan siswa, b sikap siswa, c bakat siswa, d minat
siswa, e motibasi siswa.
46
Pupuh Faturrahman,Strategi Belajar Dan Mengajar.Bandung:CV Alfabeta,2005,h,20- 22
2 Faktor eksternal faktor dari luar siswa, yakni kondisi
lingkungan di sekitar siswa baik lingkungan sosial maupun non sosial.
3 Faktor pendekatan belajar
Yakni jenis upaya belajar siswa yang meliputi strategi dan metode yang digunakan siswa untuk melakukan kegiatan
pembelajaran materi-materi pelajaran. Jadi karena pengaruh faktor-faktor
tersebut di
atas, muncul
siswa yang
berkemampuan tinggi, rendah atau gagal sama sekali. Dalam hal ini seorang guru mampu mengantisipasi munculnya gejala
kegagalan dengan berusaha dan mengatasi faktor yang menghambat pelajaran.Jika guru dapat mengatasi hal tersebut
maka tidak mungkin dalam pembelajaran menghasilkan perubahan yang khas yaitu hasil belajar yang diperoleh
siswa.
47
2 Pengertian IPS
Ilmu Pengetahuan Sosial IPS merupakan integrasi dari berbagai cabang ilmu-ilmu sosial seperti : sosiologi, sejarah geografi, politik,
hukum, dan budaya. Ilmu Pengetahuan Sosial dirumuskan atas dasar realitas dan fenomena sosial yang mewujudkan satu pendekatan
interdisipliner dari aspek dan cabang-cabang ilmu-ilmu sosial sosiologi, sejarah geografi, ekonomi, politik, hukum dan budaya. IPS
atau studi sosial itu merupakan bagian dari kurikulum sekolah yang diturunkan dari isi materi cabang-cabang ilmu-ilmu sosial: sosiologi,
sejarah, geografi, ekonomi, politik, antropologi, filsafat, dan psikologi sosial.
48
47
Muhibbin Syah, Psikologi Pendidikan dengan Pendekatan Baru, Bandung : PT Remaja Rosdakarya, 2005, h. 132.
48
Trianto, Model Pembelajaran Terpadu dalam Teori dan Praktek, Jakarta: Prestasi Pustaka, 2007, Cet. 1, h. 124.
Geografi, sejarah, dan antropologi merupakan disiplin ilmu yang memiliki keterpaduan yang tinggi. Pembelajaran geografi memberikan
kebulatan wawasan yang berkenaan dengan wilayah-wilayah, sedangkan sejarah memberikan wawasan berkenaan dengan nilai-nilai,
kepercayaan, struktur sosial, aktivitas-aktivitas ekonomi, organisasi politik, ekspresi-ekspresi dan spiritual, teknologi, dan benda-benda
budaya dari budaya-budaya terpilih. Ilmu politik dan ekonomi tergolong ke dalam ilmu-ilmu tentang kebijakan pada keputusan.
Sosiologi dan psikologi sosial merupakan ilmu-ilmu tentang prilaku seperti konsep peran, kelompok, institusi, proses interaksi dan kontrol
sosial. Secara intensif konsep-konsep seperti ini digunakan ilmu-ilmu sosial dan studi-studi sosial.
Melihat konteks Pendidikan IPS adalah penyederhanaan adaptasi, seleksi, dan modifikasi dan sajian secara ilmiah dan pedagogis
psikologis untuk tujuan institusional pendidikan dasar dan menengah dalam rangka mewujudkan Tujuan Pendidikan Nasional yang
berdasarkan Pancasila. ”Pendidikan IPS adalah seleksi dari struktur disiplin akademik ilmu-ilmu sosial yang diorganisasikan dan disajikan
secara ilmiah dan psikologis untuk mewujudkan tujuan pendidikan dalam kerangka pencapaiaan Tujuan Pendidikan Nasional yang
berdasarkan Pancasila ”.
49
a. Karakteristik Mata Pelajaran Ilmu Pengetahuan Sosial
Mata pelajaran IPS di SMPMTs memiliki beberapa karakteristik antara lain sebagai berikut :
1 Ilmu pengetahuan sosial merupakan gabungan dari unsur-unsur
geografi, sejarah,
ekonomi, hukum
dan politik,
kewarganegaraan, sosiologi, bahkan juga bidang humaniora, pendidikan dan agama
49
Muhammad Numan Somantri, Menggagas Pembaharuan Pendidikan IPS. Bandung: PPS-UPI dan PT. Remaja Rosdakarya, 2001. h. 103.
2 Standar kompetensi dan Kompetensi Dasar IPS berasal dari
struktur keilmuan geografi, sejarah, ekonomi, dan sosiologi, yang dikemas sedemikian rupa sehingga menjadi pokok
bhasan atau topik tema tertentu. 3
Standar Kompetensi dan Kompetensi Dasar dapat menyangkut berbagai masalah sosial yang dirumuskan dengan pendekatan
interdisipliner dan multidisipliner. 4
Standar Kompetensi dan Kompetensi Dasar dapat menyangkut peristiwa dan perubahan kehidupan masyarakat dengan prinsip
sebab akibat, kewilayahan, adaptasi dan pengelolahan lingkungan, struktur, proses dan masalah sosial serta upaya-
upaya perjuangan hidup agar survive seperti pemenuhan kebutuhan, kekuasaan, keadilan dan jaminan keamanan.
5 Standar Kompetensi dan Kompetensi Dasar IPS menggunakan
tiga dimensi dalam mengkaji dan memahami fenomena sosial serta kehidupan manusia secara keseluruhan.
50
b. Tujuan Pembelajaran Ilmu Pengetahua Sosial
Tujuan utama Ilmu Pengetahuan Sosial untuk mengembangkan potensi peserta didik agar peka terhadap masalah sosial yang terjadi
di masyarakat, memiliki sikap mental positif terhadap perbaikan segala ketimpangan yang terjadi, dan terampil mengatasi setiap
masalah yang terjadi menimpa masyarakat. Dari rumusan tujuan tersebut dapat dirinci sebagai berikut:
1 Memiliki kesadaran dan kepedulian terhadap masyarakat atau
lingkungannya, melalui pemahaman terhadap nilai-nilai sejarah dan kebudayaan masyarakat.
2 Mengetahui dan memahami konsep dasar dan mampu
menggunakan metode yang diadaptasi dari ilmu-ilmu sosial
50
Trianto, Model Pembelajaran Terpadu dalam Teori dan Praktek, Jakarta: Prestasi Pustaka, 2007, Cet. 1, h. 126
yang kemudian dapat digunakan untuk memecahkan masalah- masalah sosial.
3 Mampu menggunakan model-model dan proses berfikir serta
membuat keputusan untuk menyelesaikan isu dan masalah yang berkembang di masyarakat.
4 Menaruh perhatian terhadap isu-isu dan masalah-masalah
sosial, serta mampu membuat analisis yang kritis, selanjutnya mampu mengambil tindakan yang tepat.
5 Mampu mengembangkan berbagai potensi sehingga mampu
membangun diri sendiri agar survive yang kemudian bertanggung jawab membangun masyarakat.
51
3 Hakikat Hasil Belajar IPS
Hasil belajar yang merupakan produk dari suatu proses belajar dapat dilihat dari perubahan kondisi pribadi pelaku pelajar dari yang
semula ia tidak tahu berpengetahuan menjadi tahu berpengetahuan. Gagne menyebutkan bahwa belajar sebagai suatu perubahan
dalam disposisi
atau kapabilitas
manusia.Perubahan dalam
menunjukkan kinerja prilaku berarti belajar itu menentukan semua keterampilan, pengetahuan, sikap dan nilai yang diperoleh individu
siswa.Dalam belajar dihasilkan berbagai macam tingkah laku yang berlainan, seperti pengetahuan, sikap, keterampilan, kemampuan,
informasi dan nilai. Berbagai macam tingkah laku yang berlainan inilah yang disebut kapabilitas sebagai hasil belajar.
Bloom dengan kawan-kawannya mengklasifikasikan hasil belajar menjadi 3 domain atau kawasan, yaitu kawasan kognitif, efektif dan
psikomotor. Kawasan kognitif menaruh perhatian pada pengembangan kapabilitas dan keterampilan intelektual, kawasan efektif berkaitan
dengan pengembangan perasaan sikap, nilai dan emosi yang dipelajari
51
Trianto, Model Pembelajaran Terpadu dalam Teori dan Praktek, Jakarta: Prestasi Pustaka, 2007, Cet. 1, h. 128
baru, dan kawasan psikomotor berkaitan dengan kegiatan-kegiatan manipulatif atau keterampilan motorik.
52
Dari sisi guru hasil belajar merupakan saat terselesaikannya bahan pelajaran, Tri Yogo Prabowo menyatakan bahwa hasil belajar
merupakan suatu “proses perubahan tingkah laku yang diharapkan dikuasai oleh individu melalui proses belajar”.
53
Secara umum Reigeluth mengatakan bahwa hasil pembelajaran secara umum umum dapat dikategorisasi menjadi tiga indikator, yaitu :
a. efektivitas pembelajaran, yang biasanya diukur dari tingkat
keberhasilan siswa dari berbagai sudut b.
efisiensi pembelajaran, yang biasanya diukur dari waktu belajar dan atau biaya pembelajaran dan
c. daya tarik pembelajaran yang selalu diukur dari tendensi siswa
ingin belajar secara terus menerus.
54
Hasil belajar adalah “kemampuan yang diperoleh anak setelah melalui kegiatan belajar”
55
Menurut Nana Syaodih Sukmadinata dalam buku landasan psikologi proses pendidikan hasil belajar achievement
“Merupakan realisasi pemekaran dari kecakapan-kecakapan pontensial kapasitas
yang dimiliki seseorang”. Penguasaan hasil belajar oleh seseorang dapat dilihat dari pelakunya, baik perilaku dalam bentuk penguasaan
pengetahuan, keterampilan berpikir maupun keterampilan motoric. Hampir sebagian terbesar dari kegiatan perilaku yang diperlihatkan
seseorang meruapakan hasil belajar. Disekolah hasil belajar ini dapat dilihat dari penguasaan siswa mata pelajaran yang ditempuhnya.”
Tingkat penguasaan siswa akan mata-mata pelajaran dalam mata pelajaran tersebut disekolah dilambangkan dengan angka-angka atau
52
Mulyono Abdurrahman, Pendidikan Bagianak Berkualitas Belajar, Jakarta: Gaung Persada Press, 2004, cet. Ke-4, h. 27-30.
53
Ibid.
54
Nurdin Ibrahim, Op. Cit, h. 488.
55
Mulyono Abdurrahman, pendidikan ………h.37.
huruf, seperti angka 0-10 pada pendidikan dasar dan menengah dan huruf a,b,c,d pada pendidikan tinggi”.
56
Dalam kegitan belajar yang terperogram dan terkontrol yang disebut dengan kegiatan pembelajaran, tujuan belajar telah ditetapkan
terlebih dahulu oleh guru. Jadi, anak yang berhasil dalam belajar ialah yang berhasil mencapai tujuan-tujuan pembelajaran.
Keberhasilan seseorang guru dari proses belajar mengajar adalah ketika
siswanya mengerti
dan memahami
atas apa
yang disampaikannya.hal itu menunjukkan bahwa siswa mengalami
peningkatan dalam hasil belajar. Untuk mencapai hasil belajar yang ideal, dituntut kemampuan
para pendidik untuk membimbing siswanya dalam proses belajar. Seorang guru harus selalu siap dengan berbagai kondisi dalam
mengahadapi siswa dan lingkungannya, juga harus memiliki kompetensi yang tinggi untuk dapat menjalankan kewajibannya sebagai
guru teladan, agar tercipta sumber daya manusia yang berkualitas. Oleh karena itu, kegiatan belajar akan lebih terarah dan sistematis
jika disertai dengan proses pembelajaran. Belajar dengan proses pembelajaran akan lebih efektif, karena ada guru, bahan ajar, metode,
serta ada lingkungan yang kondusif yang sengaja diciptakan. Di dalam sistem pendidikan nasional mengenai rumusan tujuan
pendidikan menggunakan klasifikasi hasil belajar dari Benyamin S. Bloom
secara garis besar mengacu kepada tiga arah, yaitu “kognitif, afektif, dan psikomotorik”.
57
Menurut A.J. Romiszowski,” hasil belajar merupakan keluaran outputs dari suatu system pemprosesan masukan inputs. Masukan
dari sistem tersebut berupa macam-macam informasi sedangkan keluarannya adalah perbuatan atau kenerja performance
”.
58
56
Nana Syaodih Sukmadinata, Landasan Psikologi Proses Pendidikan, Bandung: PT Remaja Ros Dakarya, 2007, Cet.4, h. 102-103
57
Mulyono Abdurrahman, pendidikan ….,h.38
58
Mulyono Abdurrahman, pendidikan ….,h.38
Romiszowski menyatakan perbuatan merupakan petunjuk dari proses belajar yang telah terjadi. Hasil belajarnya dapat dikelompokkan
menjadi dua macam, yaitu pengetahuan dan keterampilan. Romiszowski menyatakan pengetahuan terdiri dari empat
kategori, yaitu: 1
Pengetahuan tentang fakta. 2
Pengetahuan tentang prosedur 3
Pengetahuan tentang konsep dan 4
Pengetahuan tentang prinsip
Keterampilan juga terdiri dari empat kategori, di antaranya: 1
Keterampilan untuk berfikir atau keterampilan kognitif 2
Keterampilan untuk bertindak atau keterampilan motorik 3
Keterampilan beraksi atau bersikap dan 4
Keterampilan berinteraksi.
59
Hasil belajar yang dicapai siswa melalui proses pembelajaran yang optimal cenderung mewujudkan hasil yang berarti sebagai berikut:
1. Kepuasan dan kebanggaan yang dapat menumbuhkan motivasi
belajar instrinsik pada diri siswa. 2.
Menambah keyakinan akan kemampuan dirinya 3.
Hasil belajar yang dicapai bermakna bagi dirinya. 4.
Hasil belajar diperoleh siswa secara menyeluruh komprehensif
5. Kemampuan siswa untuk mengontrol atau menilai dan
mengendalikan dirinya, terutama dalam menilai hasil yang dicapaikannya maupun menilai dan mengendalikan proses dan
usaha belajarnya.
60
59
Mulyono Abdurrahman, pendidikan ….,h.38
60
Nana Sudjana, Penilaian Hasil Proses Belajar Mengajar, Bandung: Remaja Rosdakarya, 2008, cet. XI, h. 56-57
Dengan demikian, hasil belajar merupakan kualitas kemampuan yang dihasilkan melalui proses aktivitas aktif dalam membangun
pemahaman informasi dalam bentuk kemampuan kognitif, afektif dan psikomotorik.
Hasil belajar dalam diri seseorang terlihat melalui kemampuan- kemampuan yang dimilikinya, belajar membawa perubahan pada
individu yang belajar. Perubahan itu tidak hanya mengenai jumlah pengetahuan melainkan dalam bentuk kecepatan, kebebasan, sikap,
pengertian dan minat. Suatu proses belajar akan menghasilkan hasil belajar, terlihat dari
apa yang akan dilakukan oleh siswa sebelumnya. Hasil belajar dapat terjadi pada individu yang belajar. Perubahan akibat belajar itu akan
bertahan lama, bahkan sampai taraf tertentu tidak menghilangkan lagi. Kemampuan yang telah diperoleh menjadi miliki pribadi yang tidak
akan terhapus begitu saja lain keadaan bila orang melupakan sesuatu, orang itu mendapat kesan bahwa hal yang dipelajarinya telah
menghilang. Jadi seolah-olah hasil belajar tidak berbekas. Namun kesan itu tidak seluruhnya benar, karena ada dalam ingatannya sisa-sisa dari
apa yang dipelajarinya dahulu. Jadi hasil belajar yaitu hasil yang telah dicapai secara optimal
selama berlangsungnya belajar. Pengambilan keputusan tentang hasil belajar merupkan suatu
keharusan bagi seseorang guru agar dapat mengetahui berhasil tidaknya anak didik dalam proses belajar mengajar. Ketidakberhasilan proses
belajar mengajar disebabkan antara lain oleh: 1.
Kemampuan anak didik yang rendah 2.
Kualitas materi pelajaran tidak sesuai dengan tingkat usia anak 3.
Jumlah bahan pelajaran teelalu banyak sehingga tidak sesuai dengan waktu yang diberikan
4. Komponen proses belajar mengajar yang kurang sesuai dengan
tujuan.
Disamping itu, pengambilan keputusan juga diperlukan untuk mengalami anak didik dan mengatahui sejauhmana diberikan bantuan
terhadap kekurangan-kekurangan anak didik. Hasil belajar dapat diketahui dari hasil evaluasi yang diadakan.
Evaluasi adalah penilaian hasil belajar merupakan usaha guru untuk mendapatkan informasi tentang siswa, baik penguasaan konsep, sikap,
kemampuan maupun keterampilan. Hal ini dapat digunakan sebagai balikan sangat diperlukan dalam menentukan starategi belajar siswa.
Evaluasi hasil belajar juga bermaksud memperbaiki dan mengembangkan program pengajaraan. Seseorang dikatakan berhasil
apabila ia melakukan sesuatu, dan ia mendapatkan secara puas. Siswa dikatakan berhasil apabila ia memperoleh prestasi yang bagus
disekolahnya, tentu prestasi tersebut diproleh dengan belajar. Sebagian orang beranggapan bahwa, belajar adalah semata-mata
mengumpulkan atau menghafalkan fakta-fakta yang tersaji dalam bentuk informasi atau materi pelajaran. Ada pila sebagian yang
memandang belajar sebagai latihan belaka seperti tampak pada latihan membaca dan menulis. Skinner, seperti yang dikutip Barlow dalam
bukunya Education Psycology The Teaching Leaning Proses, berpendapat bahwa “ belajar adalah suatu proses adaptasi atau
penyesuaian tingkah laku yang berlangsung secara progresif”.
61
Hintzman dalam buku The Psycology of Learning and Memory berpendapat bahwa, “Belajar adalah suatu perubahan yang terjadi dalam
diri organisme manusia dan hewan disebabkan oleh pengalaman yang dapat mempengaruhi tingkah laku organisme tersebut”.
62
Sedangkan menurut Zikri Neni Iska mendefinisikan “belajar atau disebut juga dengan learning, adalah perubahan yang secara relative
61
Muhibbin Syah, Psikologi……., h.88
62
Muhibbin Syah, Psikologi…., h.88
berlangsung lama pada prilaku yang diperoleh dari pengalaman- pengalaman”.
63
4 Macam-macam Hasil Belajar
Kingsley membagi hasil belajar menjadi tiga macam yaitu, “Keterampilan dan kebiasaan, pengetahuan dan pengertian, sikap dan
cita- cita”.
64
Gagne membagi hasil belajar menjadi lima kategori yaitu: “Informasi verbal, keterampilan intelektual, strategi kognitif, sikap,
keterampilan motoris”.
65
Informasi verbal diperoleh sebagai hasil belajar disekolah dan juga dari kata-kata yang diucapkan orang dari
membaca dan lain-lain. Keterampilan intelektual didapat dari berinteraksi dengan lingkungannya melalui penggunaan simbol-simbol
atau gagasan. Strategi kognitif digunakan siswa apabila ia ingin memilih dan mengubah perhatian, pola belajar, ingatan dan proses
berpikir dalam memecahkan masalah. Sikap terutama sikap sosial yang muncul dapat mempengaruhi perilaku seseorang terhadap benda-
benda. Menggunakan alat distilasi dalam pembelajaran kimia merupakan contoh dari keterampilan motoris yang digabung dengan
keterampilan intelektual karena keterampilan motoris tidak hanya mencakup kegiatan fisik saja.
Abu Ahmadi dalam bukunya mengungkapkan ada beberapa faktor yang mempengaruhi hasil belajar secara langsung maupun tidak
langsung. Faktor-faktor tersebut digolongkan menjadi tiga macam, yaitu:
a. Faktor-faktor Stimulus belajar, mencakup panjangnya bahan
pelajaran, kesulitan bahan pelajaran, berat ringannya tugas, dan suasana lingkungannya eksternal.
63
Zikri Neni Iska, Psikologi Pengantar Diri........, h. 76
64
Nana Sudjana, Penilaian Hasil Proses Belajar Mengajar, Bandung: Remaja Rosdakarya, 2008, cet. XI, h. 22
65
Nana Sudjana, Penilaian Hasil Proses Belajar Mengajar………..h. 22
b. Faktor-faktor metode belajar, mencakup kegiatan berlatih,
resitasi dalam belajar, pengenalan tentang hasil-hasil belajar, bimbingan dalam belajar, dan kondisi-kondisi intensif.
c. Faktor-faktor individual, mencakup usia Kronologis,
perbedaan jenis kelamin, pengalaman sebelumnya kapasitas mental, kondisi kesehatan, jasmani, kondisi kesehatan rohani,
dan motivasi.
5 Faktor-Faktor yang Mempengaruhi Hasil Belajar IPS
Dari beberapa ahli pendidikan atau pengamatan pendidikan banyak sekali yang mempunyai pendapat faktor-faktor yang
mempengaruhi hasil belajar. Ini terlihat dari beberapa ahli pendidikan yang mempunyai beberapa pendapat yang hampir sama ada juga yang
sedikit berbeda, tetapi penulis berpandangan faktor-faktor yang berbeda dari beberapa ahli adalah faktor-faktor yang saling melengkapi
karena tiap ahli berpendapat sesuai dengan keadaan pendidikan pada masa yang diamati para ahli pendidikan tersebut.
Faktor ekternal lainnya adalah faktor motivasi. “Motivasi adalah segala sesuatu yang mendorong tingkah laku yang menuntut
mendorong orang untuk memenuhi suatu kebutuhan.”
66
Zikri Neni Iska berpendapat bahwa, “Motivasi merupakan keadaan dalam diri
individu atau organisme yang mendorong perilaku kearah tujuan”.
67
Motivasi sangat penting bagi anak dalam menunjang keberhasilan belajarnya.
Siswa yang mengalami Proses belajar, agar berhasil sesuai dengan tujuan yang harus dicapainya, perlu memperhatikan beberapa
faktor yang dapat mempengaruhi faktor yang dapat mempengaruhi hasil belajar.
66
Alisuf Subri Pengantar Psikologi Umum dan Perkembangan Jakarta: Radar Jaya Offset. 1992 cet ke-1 h. 129
67
Zikri Neni Iska, Psikologi Pengantar Pemahaman Diri......., h.39
Menurut Ngalim Purwanto, faktor lain yang dapat mempengaruhi proses dan hasil belajar pada setiap orang, dapat diktisarkan sebagai
berikut:
Gambar 2.1 Faktor-Faktor Yang Mempengaruhi Hasil Belajar