Pembelajaran IPS KAJIAN TEORI

5 Belajar membedakan atau discrimination learning. Individu belajar melihat perbedaan dan juga persamaan sesuatu benda dengan yang lainnya. 6 Belajar konsep atau concept learning. Tipe belajar ini menyangkut pemahaman dan penguasaan konsep. Dengan menguasai konsep siswa dapat membedakan hal-hal baru yang diperoleh dalam belajar. 7 Belajar aturan-aturan atau rule learning. Individu belajar aturan-aturan yang ada di masyarakat, di sekolah, di rumah ataupun aturan perdagangan, pemerintahan bahkan ilmu pengetahuan. 8 Belajar pemecahan masalah atau problem solving learning. Dalam kegiatan belajar ini individu dihadapkan kepada masalah-masalah yang harus dipecahkan 46 . c Faktor-faktor Yang Mempengaruhi Belajar Secara global faktor-faktor yang mempengaruhi belajar ada tiga macam, yaitu: 1 Faktor internal faktor dari dalam siswa yakni aspek fisiologis kondisi jasmani yang menandai tingkat kebugaran organ- organ dan sendi-sendi yang dapat mempengaruhi semangat dan intensitas siswa dalam mengikuti pelajaran, dan aspek psikologis kondisi rohani yang dapat mempengaruhi kuantitas dan kualitas perolehan pembelajaran siswa, dalam kondisi rohani sisdwa terdiri dari lima faktor, yakni: a tingkat kecerdasan siswa, b sikap siswa, c bakat siswa, d minat siswa, e motibasi siswa. 46 Pupuh Faturrahman,Strategi Belajar Dan Mengajar.Bandung:CV Alfabeta,2005,h,20- 22 2 Faktor eksternal faktor dari luar siswa, yakni kondisi lingkungan di sekitar siswa baik lingkungan sosial maupun non sosial. 3 Faktor pendekatan belajar Yakni jenis upaya belajar siswa yang meliputi strategi dan metode yang digunakan siswa untuk melakukan kegiatan pembelajaran materi-materi pelajaran. Jadi karena pengaruh faktor-faktor tersebut di atas, muncul siswa yang berkemampuan tinggi, rendah atau gagal sama sekali. Dalam hal ini seorang guru mampu mengantisipasi munculnya gejala kegagalan dengan berusaha dan mengatasi faktor yang menghambat pelajaran.Jika guru dapat mengatasi hal tersebut maka tidak mungkin dalam pembelajaran menghasilkan perubahan yang khas yaitu hasil belajar yang diperoleh siswa. 47 2 Pengertian IPS Ilmu Pengetahuan Sosial IPS merupakan integrasi dari berbagai cabang ilmu-ilmu sosial seperti : sosiologi, sejarah geografi, politik, hukum, dan budaya. Ilmu Pengetahuan Sosial dirumuskan atas dasar realitas dan fenomena sosial yang mewujudkan satu pendekatan interdisipliner dari aspek dan cabang-cabang ilmu-ilmu sosial sosiologi, sejarah geografi, ekonomi, politik, hukum dan budaya. IPS atau studi sosial itu merupakan bagian dari kurikulum sekolah yang diturunkan dari isi materi cabang-cabang ilmu-ilmu sosial: sosiologi, sejarah, geografi, ekonomi, politik, antropologi, filsafat, dan psikologi sosial. 48 47 Muhibbin Syah, Psikologi Pendidikan dengan Pendekatan Baru, Bandung : PT Remaja Rosdakarya, 2005, h. 132. 48 Trianto, Model Pembelajaran Terpadu dalam Teori dan Praktek, Jakarta: Prestasi Pustaka, 2007, Cet. 1, h. 124. Geografi, sejarah, dan antropologi merupakan disiplin ilmu yang memiliki keterpaduan yang tinggi. Pembelajaran geografi memberikan kebulatan wawasan yang berkenaan dengan wilayah-wilayah, sedangkan sejarah memberikan wawasan berkenaan dengan nilai-nilai, kepercayaan, struktur sosial, aktivitas-aktivitas ekonomi, organisasi politik, ekspresi-ekspresi dan spiritual, teknologi, dan benda-benda budaya dari budaya-budaya terpilih. Ilmu politik dan ekonomi tergolong ke dalam ilmu-ilmu tentang kebijakan pada keputusan. Sosiologi dan psikologi sosial merupakan ilmu-ilmu tentang prilaku seperti konsep peran, kelompok, institusi, proses interaksi dan kontrol sosial. Secara intensif konsep-konsep seperti ini digunakan ilmu-ilmu sosial dan studi-studi sosial. Melihat konteks Pendidikan IPS adalah penyederhanaan adaptasi, seleksi, dan modifikasi dan sajian secara ilmiah dan pedagogis psikologis untuk tujuan institusional pendidikan dasar dan menengah dalam rangka mewujudkan Tujuan Pendidikan Nasional yang berdasarkan Pancasila. ”Pendidikan IPS adalah seleksi dari struktur disiplin akademik ilmu-ilmu sosial yang diorganisasikan dan disajikan secara ilmiah dan psikologis untuk mewujudkan tujuan pendidikan dalam kerangka pencapaiaan Tujuan Pendidikan Nasional yang berdasarkan Pancasila ”. 49 a. Karakteristik Mata Pelajaran Ilmu Pengetahuan Sosial Mata pelajaran IPS di SMPMTs memiliki beberapa karakteristik antara lain sebagai berikut : 1 Ilmu pengetahuan sosial merupakan gabungan dari unsur-unsur geografi, sejarah, ekonomi, hukum dan politik, kewarganegaraan, sosiologi, bahkan juga bidang humaniora, pendidikan dan agama 49 Muhammad Numan Somantri, Menggagas Pembaharuan Pendidikan IPS. Bandung: PPS-UPI dan PT. Remaja Rosdakarya, 2001. h. 103. 2 Standar kompetensi dan Kompetensi Dasar IPS berasal dari struktur keilmuan geografi, sejarah, ekonomi, dan sosiologi, yang dikemas sedemikian rupa sehingga menjadi pokok bhasan atau topik tema tertentu. 3 Standar Kompetensi dan Kompetensi Dasar dapat menyangkut berbagai masalah sosial yang dirumuskan dengan pendekatan interdisipliner dan multidisipliner. 4 Standar Kompetensi dan Kompetensi Dasar dapat menyangkut peristiwa dan perubahan kehidupan masyarakat dengan prinsip sebab akibat, kewilayahan, adaptasi dan pengelolahan lingkungan, struktur, proses dan masalah sosial serta upaya- upaya perjuangan hidup agar survive seperti pemenuhan kebutuhan, kekuasaan, keadilan dan jaminan keamanan. 5 Standar Kompetensi dan Kompetensi Dasar IPS menggunakan tiga dimensi dalam mengkaji dan memahami fenomena sosial serta kehidupan manusia secara keseluruhan. 50 b. Tujuan Pembelajaran Ilmu Pengetahua Sosial Tujuan utama Ilmu Pengetahuan Sosial untuk mengembangkan potensi peserta didik agar peka terhadap masalah sosial yang terjadi di masyarakat, memiliki sikap mental positif terhadap perbaikan segala ketimpangan yang terjadi, dan terampil mengatasi setiap masalah yang terjadi menimpa masyarakat. Dari rumusan tujuan tersebut dapat dirinci sebagai berikut: 1 Memiliki kesadaran dan kepedulian terhadap masyarakat atau lingkungannya, melalui pemahaman terhadap nilai-nilai sejarah dan kebudayaan masyarakat. 2 Mengetahui dan memahami konsep dasar dan mampu menggunakan metode yang diadaptasi dari ilmu-ilmu sosial 50 Trianto, Model Pembelajaran Terpadu dalam Teori dan Praktek, Jakarta: Prestasi Pustaka, 2007, Cet. 1, h. 126 yang kemudian dapat digunakan untuk memecahkan masalah- masalah sosial. 3 Mampu menggunakan model-model dan proses berfikir serta membuat keputusan untuk menyelesaikan isu dan masalah yang berkembang di masyarakat. 4 Menaruh perhatian terhadap isu-isu dan masalah-masalah sosial, serta mampu membuat analisis yang kritis, selanjutnya mampu mengambil tindakan yang tepat. 5 Mampu mengembangkan berbagai potensi sehingga mampu membangun diri sendiri agar survive yang kemudian bertanggung jawab membangun masyarakat. 51 3 Hakikat Hasil Belajar IPS Hasil belajar yang merupakan produk dari suatu proses belajar dapat dilihat dari perubahan kondisi pribadi pelaku pelajar dari yang semula ia tidak tahu berpengetahuan menjadi tahu berpengetahuan. Gagne menyebutkan bahwa belajar sebagai suatu perubahan dalam disposisi atau kapabilitas manusia.Perubahan dalam menunjukkan kinerja prilaku berarti belajar itu menentukan semua keterampilan, pengetahuan, sikap dan nilai yang diperoleh individu siswa.Dalam belajar dihasilkan berbagai macam tingkah laku yang berlainan, seperti pengetahuan, sikap, keterampilan, kemampuan, informasi dan nilai. Berbagai macam tingkah laku yang berlainan inilah yang disebut kapabilitas sebagai hasil belajar. Bloom dengan kawan-kawannya mengklasifikasikan hasil belajar menjadi 3 domain atau kawasan, yaitu kawasan kognitif, efektif dan psikomotor. Kawasan kognitif menaruh perhatian pada pengembangan kapabilitas dan keterampilan intelektual, kawasan efektif berkaitan dengan pengembangan perasaan sikap, nilai dan emosi yang dipelajari 51 Trianto, Model Pembelajaran Terpadu dalam Teori dan Praktek, Jakarta: Prestasi Pustaka, 2007, Cet. 1, h. 128 baru, dan kawasan psikomotor berkaitan dengan kegiatan-kegiatan manipulatif atau keterampilan motorik. 52 Dari sisi guru hasil belajar merupakan saat terselesaikannya bahan pelajaran, Tri Yogo Prabowo menyatakan bahwa hasil belajar merupakan suatu “proses perubahan tingkah laku yang diharapkan dikuasai oleh individu melalui proses belajar”. 53 Secara umum Reigeluth mengatakan bahwa hasil pembelajaran secara umum umum dapat dikategorisasi menjadi tiga indikator, yaitu : a. efektivitas pembelajaran, yang biasanya diukur dari tingkat keberhasilan siswa dari berbagai sudut b. efisiensi pembelajaran, yang biasanya diukur dari waktu belajar dan atau biaya pembelajaran dan c. daya tarik pembelajaran yang selalu diukur dari tendensi siswa ingin belajar secara terus menerus. 54 Hasil belajar adalah “kemampuan yang diperoleh anak setelah melalui kegiatan belajar” 55 Menurut Nana Syaodih Sukmadinata dalam buku landasan psikologi proses pendidikan hasil belajar achievement “Merupakan realisasi pemekaran dari kecakapan-kecakapan pontensial kapasitas yang dimiliki seseorang”. Penguasaan hasil belajar oleh seseorang dapat dilihat dari pelakunya, baik perilaku dalam bentuk penguasaan pengetahuan, keterampilan berpikir maupun keterampilan motoric. Hampir sebagian terbesar dari kegiatan perilaku yang diperlihatkan seseorang meruapakan hasil belajar. Disekolah hasil belajar ini dapat dilihat dari penguasaan siswa mata pelajaran yang ditempuhnya.” Tingkat penguasaan siswa akan mata-mata pelajaran dalam mata pelajaran tersebut disekolah dilambangkan dengan angka-angka atau 52 Mulyono Abdurrahman, Pendidikan Bagianak Berkualitas Belajar, Jakarta: Gaung Persada Press, 2004, cet. Ke-4, h. 27-30. 53 Ibid. 54 Nurdin Ibrahim, Op. Cit, h. 488. 55 Mulyono Abdurrahman, pendidikan ………h.37. huruf, seperti angka 0-10 pada pendidikan dasar dan menengah dan huruf a,b,c,d pada pendidikan tinggi”. 56 Dalam kegitan belajar yang terperogram dan terkontrol yang disebut dengan kegiatan pembelajaran, tujuan belajar telah ditetapkan terlebih dahulu oleh guru. Jadi, anak yang berhasil dalam belajar ialah yang berhasil mencapai tujuan-tujuan pembelajaran. Keberhasilan seseorang guru dari proses belajar mengajar adalah ketika siswanya mengerti dan memahami atas apa yang disampaikannya.hal itu menunjukkan bahwa siswa mengalami peningkatan dalam hasil belajar. Untuk mencapai hasil belajar yang ideal, dituntut kemampuan para pendidik untuk membimbing siswanya dalam proses belajar. Seorang guru harus selalu siap dengan berbagai kondisi dalam mengahadapi siswa dan lingkungannya, juga harus memiliki kompetensi yang tinggi untuk dapat menjalankan kewajibannya sebagai guru teladan, agar tercipta sumber daya manusia yang berkualitas. Oleh karena itu, kegiatan belajar akan lebih terarah dan sistematis jika disertai dengan proses pembelajaran. Belajar dengan proses pembelajaran akan lebih efektif, karena ada guru, bahan ajar, metode, serta ada lingkungan yang kondusif yang sengaja diciptakan. Di dalam sistem pendidikan nasional mengenai rumusan tujuan pendidikan menggunakan klasifikasi hasil belajar dari Benyamin S. Bloom secara garis besar mengacu kepada tiga arah, yaitu “kognitif, afektif, dan psikomotorik”. 57 Menurut A.J. Romiszowski,” hasil belajar merupakan keluaran outputs dari suatu system pemprosesan masukan inputs. Masukan dari sistem tersebut berupa macam-macam informasi sedangkan keluarannya adalah perbuatan atau kenerja performance ”. 58 56 Nana Syaodih Sukmadinata, Landasan Psikologi Proses Pendidikan, Bandung: PT Remaja Ros Dakarya, 2007, Cet.4, h. 102-103 57 Mulyono Abdurrahman, pendidikan ….,h.38 58 Mulyono Abdurrahman, pendidikan ….,h.38 Romiszowski menyatakan perbuatan merupakan petunjuk dari proses belajar yang telah terjadi. Hasil belajarnya dapat dikelompokkan menjadi dua macam, yaitu pengetahuan dan keterampilan. Romiszowski menyatakan pengetahuan terdiri dari empat kategori, yaitu: 1 Pengetahuan tentang fakta. 2 Pengetahuan tentang prosedur 3 Pengetahuan tentang konsep dan 4 Pengetahuan tentang prinsip Keterampilan juga terdiri dari empat kategori, di antaranya: 1 Keterampilan untuk berfikir atau keterampilan kognitif 2 Keterampilan untuk bertindak atau keterampilan motorik 3 Keterampilan beraksi atau bersikap dan 4 Keterampilan berinteraksi. 59 Hasil belajar yang dicapai siswa melalui proses pembelajaran yang optimal cenderung mewujudkan hasil yang berarti sebagai berikut: 1. Kepuasan dan kebanggaan yang dapat menumbuhkan motivasi belajar instrinsik pada diri siswa. 2. Menambah keyakinan akan kemampuan dirinya 3. Hasil belajar yang dicapai bermakna bagi dirinya. 4. Hasil belajar diperoleh siswa secara menyeluruh komprehensif 5. Kemampuan siswa untuk mengontrol atau menilai dan mengendalikan dirinya, terutama dalam menilai hasil yang dicapaikannya maupun menilai dan mengendalikan proses dan usaha belajarnya. 60 59 Mulyono Abdurrahman, pendidikan ….,h.38 60 Nana Sudjana, Penilaian Hasil Proses Belajar Mengajar, Bandung: Remaja Rosdakarya, 2008, cet. XI, h. 56-57 Dengan demikian, hasil belajar merupakan kualitas kemampuan yang dihasilkan melalui proses aktivitas aktif dalam membangun pemahaman informasi dalam bentuk kemampuan kognitif, afektif dan psikomotorik. Hasil belajar dalam diri seseorang terlihat melalui kemampuan- kemampuan yang dimilikinya, belajar membawa perubahan pada individu yang belajar. Perubahan itu tidak hanya mengenai jumlah pengetahuan melainkan dalam bentuk kecepatan, kebebasan, sikap, pengertian dan minat. Suatu proses belajar akan menghasilkan hasil belajar, terlihat dari apa yang akan dilakukan oleh siswa sebelumnya. Hasil belajar dapat terjadi pada individu yang belajar. Perubahan akibat belajar itu akan bertahan lama, bahkan sampai taraf tertentu tidak menghilangkan lagi. Kemampuan yang telah diperoleh menjadi miliki pribadi yang tidak akan terhapus begitu saja lain keadaan bila orang melupakan sesuatu, orang itu mendapat kesan bahwa hal yang dipelajarinya telah menghilang. Jadi seolah-olah hasil belajar tidak berbekas. Namun kesan itu tidak seluruhnya benar, karena ada dalam ingatannya sisa-sisa dari apa yang dipelajarinya dahulu. Jadi hasil belajar yaitu hasil yang telah dicapai secara optimal selama berlangsungnya belajar. Pengambilan keputusan tentang hasil belajar merupkan suatu keharusan bagi seseorang guru agar dapat mengetahui berhasil tidaknya anak didik dalam proses belajar mengajar. Ketidakberhasilan proses belajar mengajar disebabkan antara lain oleh: 1. Kemampuan anak didik yang rendah 2. Kualitas materi pelajaran tidak sesuai dengan tingkat usia anak 3. Jumlah bahan pelajaran teelalu banyak sehingga tidak sesuai dengan waktu yang diberikan 4. Komponen proses belajar mengajar yang kurang sesuai dengan tujuan. Disamping itu, pengambilan keputusan juga diperlukan untuk mengalami anak didik dan mengatahui sejauhmana diberikan bantuan terhadap kekurangan-kekurangan anak didik. Hasil belajar dapat diketahui dari hasil evaluasi yang diadakan. Evaluasi adalah penilaian hasil belajar merupakan usaha guru untuk mendapatkan informasi tentang siswa, baik penguasaan konsep, sikap, kemampuan maupun keterampilan. Hal ini dapat digunakan sebagai balikan sangat diperlukan dalam menentukan starategi belajar siswa. Evaluasi hasil belajar juga bermaksud memperbaiki dan mengembangkan program pengajaraan. Seseorang dikatakan berhasil apabila ia melakukan sesuatu, dan ia mendapatkan secara puas. Siswa dikatakan berhasil apabila ia memperoleh prestasi yang bagus disekolahnya, tentu prestasi tersebut diproleh dengan belajar. Sebagian orang beranggapan bahwa, belajar adalah semata-mata mengumpulkan atau menghafalkan fakta-fakta yang tersaji dalam bentuk informasi atau materi pelajaran. Ada pila sebagian yang memandang belajar sebagai latihan belaka seperti tampak pada latihan membaca dan menulis. Skinner, seperti yang dikutip Barlow dalam bukunya Education Psycology The Teaching Leaning Proses, berpendapat bahwa “ belajar adalah suatu proses adaptasi atau penyesuaian tingkah laku yang berlangsung secara progresif”. 61 Hintzman dalam buku The Psycology of Learning and Memory berpendapat bahwa, “Belajar adalah suatu perubahan yang terjadi dalam diri organisme manusia dan hewan disebabkan oleh pengalaman yang dapat mempengaruhi tingkah laku organisme tersebut”. 62 Sedangkan menurut Zikri Neni Iska mendefinisikan “belajar atau disebut juga dengan learning, adalah perubahan yang secara relative 61 Muhibbin Syah, Psikologi……., h.88 62 Muhibbin Syah, Psikologi…., h.88 berlangsung lama pada prilaku yang diperoleh dari pengalaman- pengalaman”. 63 4 Macam-macam Hasil Belajar Kingsley membagi hasil belajar menjadi tiga macam yaitu, “Keterampilan dan kebiasaan, pengetahuan dan pengertian, sikap dan cita- cita”. 64 Gagne membagi hasil belajar menjadi lima kategori yaitu: “Informasi verbal, keterampilan intelektual, strategi kognitif, sikap, keterampilan motoris”. 65 Informasi verbal diperoleh sebagai hasil belajar disekolah dan juga dari kata-kata yang diucapkan orang dari membaca dan lain-lain. Keterampilan intelektual didapat dari berinteraksi dengan lingkungannya melalui penggunaan simbol-simbol atau gagasan. Strategi kognitif digunakan siswa apabila ia ingin memilih dan mengubah perhatian, pola belajar, ingatan dan proses berpikir dalam memecahkan masalah. Sikap terutama sikap sosial yang muncul dapat mempengaruhi perilaku seseorang terhadap benda- benda. Menggunakan alat distilasi dalam pembelajaran kimia merupakan contoh dari keterampilan motoris yang digabung dengan keterampilan intelektual karena keterampilan motoris tidak hanya mencakup kegiatan fisik saja. Abu Ahmadi dalam bukunya mengungkapkan ada beberapa faktor yang mempengaruhi hasil belajar secara langsung maupun tidak langsung. Faktor-faktor tersebut digolongkan menjadi tiga macam, yaitu: a. Faktor-faktor Stimulus belajar, mencakup panjangnya bahan pelajaran, kesulitan bahan pelajaran, berat ringannya tugas, dan suasana lingkungannya eksternal. 63 Zikri Neni Iska, Psikologi Pengantar Diri........, h. 76 64 Nana Sudjana, Penilaian Hasil Proses Belajar Mengajar, Bandung: Remaja Rosdakarya, 2008, cet. XI, h. 22 65 Nana Sudjana, Penilaian Hasil Proses Belajar Mengajar………..h. 22 b. Faktor-faktor metode belajar, mencakup kegiatan berlatih, resitasi dalam belajar, pengenalan tentang hasil-hasil belajar, bimbingan dalam belajar, dan kondisi-kondisi intensif. c. Faktor-faktor individual, mencakup usia Kronologis, perbedaan jenis kelamin, pengalaman sebelumnya kapasitas mental, kondisi kesehatan, jasmani, kondisi kesehatan rohani, dan motivasi. 5 Faktor-Faktor yang Mempengaruhi Hasil Belajar IPS Dari beberapa ahli pendidikan atau pengamatan pendidikan banyak sekali yang mempunyai pendapat faktor-faktor yang mempengaruhi hasil belajar. Ini terlihat dari beberapa ahli pendidikan yang mempunyai beberapa pendapat yang hampir sama ada juga yang sedikit berbeda, tetapi penulis berpandangan faktor-faktor yang berbeda dari beberapa ahli adalah faktor-faktor yang saling melengkapi karena tiap ahli berpendapat sesuai dengan keadaan pendidikan pada masa yang diamati para ahli pendidikan tersebut. Faktor ekternal lainnya adalah faktor motivasi. “Motivasi adalah segala sesuatu yang mendorong tingkah laku yang menuntut mendorong orang untuk memenuhi suatu kebutuhan.” 66 Zikri Neni Iska berpendapat bahwa, “Motivasi merupakan keadaan dalam diri individu atau organisme yang mendorong perilaku kearah tujuan”. 67 Motivasi sangat penting bagi anak dalam menunjang keberhasilan belajarnya. Siswa yang mengalami Proses belajar, agar berhasil sesuai dengan tujuan yang harus dicapainya, perlu memperhatikan beberapa faktor yang dapat mempengaruhi faktor yang dapat mempengaruhi hasil belajar. 66 Alisuf Subri Pengantar Psikologi Umum dan Perkembangan Jakarta: Radar Jaya Offset. 1992 cet ke-1 h. 129 67 Zikri Neni Iska, Psikologi Pengantar Pemahaman Diri......., h.39 Menurut Ngalim Purwanto, faktor lain yang dapat mempengaruhi proses dan hasil belajar pada setiap orang, dapat diktisarkan sebagai berikut: Gambar 2.1 Faktor-Faktor Yang Mempengaruhi Hasil Belajar

C. Hasil Penelitian Yang Relevan

Mia Maisarah Mahera. Korelasi Antara Kebiasaan Menonton Televisi Terhadap Prestasi Belajar Matematika Siswa Studi Korelasional kelas V di SD Negeri 01 Caringin Bogor. Skripsi Jurusan Pendidikan Matematika Fakultas Ilmu Tarbiyah dan Keguruan UIN Syarif Hidayatullah Jakarta 2010. Dalam kesimpulannya terdapat hubungan yang signifikan antara kebiasaan meononton televisi terhadap hasil belajar matematika.

D. Kerangka Berpikir

Keluarga mempunyai peran yang sangat penting dalam memberikan pendidikan bagi anak-anaknya. Setiap orangtua ingin anaknya sukses dalam pendidikannya. Namun semua itu tidak dapat diperoleh dengan mudah, banyak kendala yang dihadapi dan pencapaian kesuksesan belajar. Diantara faktor yang mempengaruhi anak belajar adalah faktor eksternal, yaitu faktor orangtua, sekolah, lingkungan dan mass media televisi, bioskop, koran dan lain-lain. Televisi adalah alat elektronik yang apabila dimanfaatkan secara benar dapat memberi manfaat yang positif. Yaitu memberi informasi baru, perkembangan ilmu pengetahuan, pendidikan, dan hiburan. Televisi sebagai salah satu dari faktor lingkungan juga berperan dalam pembentukan kepribadian anak baik kearah positif maupun negatif. Menonton televisi sebenarnya mempunyai banyak manfaat terutama bagi anak-anak. Seperti memotivasi membaca dan menulis, berpikir kritis, dan memacu kreativitas anak. Meski televisi mengandung sejumlah unsur positif, televisi juga mempunyai unsur negatif. Dampak negatif yang dihasilkan dari menonton televisi adalah menjadikan anak kurang meluangkan waktu untuk belajar, bermain sosialisasi, tidak kreatif, agresif, dan terkesan pasif. Bekurangnya waktu untuk belajar, akan memberi dampak pada hasil belajarnya di sekolah sehingga dikhawatirkan hasil akademiknya menjadi jelek. Hasil belajar diketahui bukan saja dipengaruhi oleh kemampuan intelektual yang bersifat kognitif, tetapi juga dipengaruhi oleh faktor-faktor non-kognitif seperti emosi, motivasi, kepribadian serta juga berbagai pengaruh lingkungan mass media diantaranya televisi.

E. Hipotesis

Berdasarkan uraian teoritik di atas, maka hipotesis penelitian ini dapat dirumuskan sebagai berikut: H o = = 0 H a = Keterangan: H o = Tidak ada hubungan antara menonton televisi dengan hasil belajar IPS siswa H a = Ada hubungan antara menonton televisi dengan hasil belajar IPS siswa

BAB III METODOLOGI PENELITIAN

Menurut Arif Furqon, metodologi penelitian adalah strategi umum yang dianut dalam mengumpulkan dan menganalisa data yang diperlukan guna menjawab persoalan yang dihadapi. Ini adalah rencana pemecahan persoalan yang sedang diselidiki. 68 Adapun metode yang digunakan dalam penelitian ini adalah Metode Kuantitatif dengan teknik korelasi, yaitu penelitian yang bermaksud untuk mengetahui ada tidaknya hubungan antara sesuatu variabel faktor dengan variabel yang lain. 69 Untuk memperoleh data tersebut, penulis menggunakan cara sebagi berikut: 1. Library research penelitian kepustakaan, pengambilan data-data yang berasal dari buku-buku atau literature lainnya yang menunjang dengan permasalahan yang penulis bahas. 2. Field research penelitain lapangan, penulis melakukan penelitian langsung ketempat yang dijadikan obyek penelitian.

A. Tempat dan Waktu Penelitian

Lokasi penelitian ini adalah di Yayasan Al Hidayah tepatnya dilakukan di MTs Hidayatul Umam yang berada di Jl. Gang Masjid 1, Cinere Kota Depok. Adapun waktu kegiatan penelitian ini dilaksanakan mulai dari awal bulan November sampai dengan bulan Desember 2013. 68 Arif Furqon, Pengantar Penelitian Dalam Pendidikan, Surabaya: Usaha Nasional, 1982, h. 50 69 Tatang M. Amirin, Menyusun Rencana Penelitian, Jakarta: PT. Raja Grafindo, 1995, cet. Ke-3, h. 90

B. Variabel Penelitian

Salah satu unsur penting dalam suatu penelitian adalah adanya variabel. Menurut M. Sayuti Ali yang mengutip dari pendapat Rahmat bahwa, Variabel adalah sifat yang telah disusun dan sudah diberi nilai dalam suatu bilangan. 70 Dalam penelitian ini penulis menggunakan dua variabel yaitu X dan Y. Adapun variabelnya adalah: X : Menonton Televisi Y : Hasil Belajar IPS 1. Hubungan Menonton Televisi Variabel X a. Definisi Konseptual Secara konseptual, yang dimaksud dengan menonton televisi adalah menonton sama dengan melihat pertunjukkan, gambar hidup, dsb. Menonton acara televisi berarti melihat pertunjukkan atau gambar hidup melalui siaran televisi. b. Definisi Operasional Secara operasional, yang dimaksud menonton televisi adalah orang yang menghabiskan waktu senggang dengan menyaksikan program yang diberikan oleh stasiun televisi nasional. Tabel 3.1 KISI-KISI INSTRUMEN KUESIONER MENONTON TELEVISI Variabel Indikator Nomor Item Jumlah Positif Negatif Menonton Televisi Variabel X Frekuensi menonton acara televisi 1, 2 3, 4, 5 5 Pola menonton televisi keluarga 6, 7, 8, 9 4 Waktu menonton acara televisi 10, 11 2 Jenis acara yang ditonton 12 13 2 Minat menonton acara televise 14 15, 16, 17, 18, 19, 20 7 Jumlah 8 12 20 70 H. M. Sayuti Ali, Metodologi Penelitian Agama Pendekatan Teori dan Praktek, Jakarta: PT. Raja Grafindo, 2002, h. 35

Dokumen yang terkait

Hubungan Aktivitas Menonton Televisi Dengan Kecenderungan Terjadinya Obesitas Pada Anak Di SD No.1 Baiturrahmah Kodya Padang Propinsi Sumbar Tahun 2000

0 28 78

Televisi Dan Budaya Populer (Studi Korelasional Pengaruh Terpaan Tayangan Drama Asia (Korea) di Indosiar terhadap Perilaku Budaya Populer di Kalangan Siswa/i SMAN 1 Medan)

1 33 137

Tayangan otomotif SmartDrive dan Minat Menonton (Studi Korelasional Pengaruh Tayangan Otomotif SmartDrive di Metro TV terhadap Minat menonton di Kalangan Masyarakat Lingkungan VI Kelurahan Pangkalan Mashyur, Kecamatan Medan Johor di Kota Medan)

2 40 97

Program Dahsyat di RCTI dan Gaya Hidup (Studi Korelasional Tentang Program Dahsyat di RCTI Terhadap Gaya Hidup di Kalangan Mahasiswa/i FISIP USU)

2 48 103

Efektifitas Pembawa Acara Talkshow di Televisi dan Minat Menonton Mahasiswa (Studi Korelasional tentang Hubungan Efektifitas Pembawa Acara Talkshow Tukul Arwana dengan Minat Menonton Tayangan Sejenis di Kalangan Mahasiswa FISIP USU)

1 45 135

Penerapan KTSP sebagai upaya peningkatan mutu pendidikan (Studi kasus di MTs Hidayatul Umam Cinere-Depok)

0 3 75

Upaya Peningkatan Hasil Belajar Melalui Metode Simulasi Pada Mata Pelajaran Aqidah Akhlak Kelas Vii Di Mts Hidayatul Umam

2 21 129

Penerapan model treffinger untuk meningkatkan kemampuan komunikasi matematis siswa (penelitian tindakan kelas di MTs Hidayatul Umam Cinere-Depok)

4 12 186

Pendekatan Contextual Teaching and Learning (CTL) Terhadap Pembelajaran Menulis Paragraf Persuasi Siswa Kelas VII-5 MTs Hidayatul Umam, Cinere, Depok

0 5 174

PERANAN ORANG TUA DALAM PENINGKATAN MOTIVASI BELAJAR SISWA DI MADRASAH TSANAWIYAH (MTs) HIDAYATUL UMAM CINERE, DEPOK, JAWA BARAT

1 15 101