Metode Penelitian Sistematika Penulisan

Januari Sihotang : Eksistensi Majelis Permusyawaratan Rakyat Dalam Sistem Ketatanegaraan Republik Indonesia Setelah Perubahan Undang-Undang Dasar 1945, 2008. USU Repository © 2009 dalam hubungan check and balances dengan lembaga negara lain, khususnya dengan lembaga eksekutif dan yudikatif. Gagasan parlemen bikameral juga menghendaki agar parlemen terdiri dari lembaga perwakilan politik yakni DPR dan lembaga perwakilan territorial yakni DPD 22 Secara institusional, lembaga negara-lembaga negara merupakan lembaga kenegaraan yang berdiri sendiri dimana yang satu bukan merupakan bagian yang lain. Akan tetapi, dalam menjalankan kekuasaan atau wewenangnya, lembaga negara yang satu tidak terlepas atau terpisah secara mutlak dengan lembaga negara lain. Hal ini menunjukkan bahwa UUD 1945 tidak menganut doktrin pemisahan kekuasaan dalam arti materi separation of power, melainkan pemisahan kekuasaan dalam arti formal . 23

G. Metode Penelitian

. Dengan kata lain, UUD 1945 menganut azas pembagian kekuasaan dengan menunjuk pada jumlah badan-badan kenegaraan yang diatur di dalamnya serta hubungan kekuasaan di antara badan- badan kenegaraan yang ada. Metode penelitian merupakan suatu cara yang digunakan dalam mencapai suatu tujuan untuk menunjang usaha penyusunan dan pembahasan skripsi ini. Maka untuk melengkapi penulisan skripsi ini agar tujuan dapat lebih terarah dan dapat dipertanggungjawabkan secara ilmiah, maka dipergunakan 22 Ibid, hlm. 66. 23 Abdy Yuhana, op. cit, hlm. 69. Januari Sihotang : Eksistensi Majelis Permusyawaratan Rakyat Dalam Sistem Ketatanegaraan Republik Indonesia Setelah Perubahan Undang-Undang Dasar 1945, 2008. USU Repository © 2009 metode penelitian yuridis normatif. 24

H. Sistematika Penulisan

Dikatakan demikian karena yang menjadi dasar dalam penulisan skripsi ini adalah gagasan atau konsep yang mencakup azas-azas hukum, penelitian terhadap sistematika hukum, penelitian terhadap sinkronisasi hukum, penelitian sejarah hukum dan lain-lain. Sebagaimana umumnya penelitian hukum normatif yang menjadi titik berat dalam penulisan skripsi ini adalah bagaimana susunan, kedudukan, tugas dan wewenang MPR dalam sistem ketatanegaraan Republik Indonesia setelah perubahan UUD 1945. pendekatan yang bersifat yuridis normatif tersebut akan dilakukan dengan mempergunakan bahan hukum primer dan sekunder. Adapun bahan hukum primer yang diteliti adalah berupa bahan hukum yang mengikat yang terdiri dari UUD RI 1945, peraturan perundang-undangan dan peraturan pelaksana yang dianggap menunjang penulisan skripsi ini. Bahan hukum sekunder yang diteliti adalah berupa karya ilmiah seperti bahan pustaka, dokumen-dokumen, buku-buku dan sebagainya. Adapun sistematika penulisan skripsi ini adalah sebagai berikut: BAB I PENDAHULUAN Pada bab ini yang dibahas adalah dasar-dasar pemikiran penulis dan gambaran umum tentang tujuan tulisan ilmiah serta berisi hal- hal yang menyangkut teknis pelaksanaan penyelesaian skripsi ini yang dimulai dengan mengemukakan latar belakang pemilihan 24 Sorejono Soekanto, Metode Penelitian Hokum, Rajawali Press, Jakarta. 1998. hlm. 42 Januari Sihotang : Eksistensi Majelis Permusyawaratan Rakyat Dalam Sistem Ketatanegaraan Republik Indonesia Setelah Perubahan Undang-Undang Dasar 1945, 2008. USU Repository © 2009 judul, rumusan masalah, tujuan penulisan, manfaat penulisan, keaslian penulisan, tinjauan pustaka, metode penelitian, dan sistematika penulisan. BAB II MAJELIS PERMUSYAWARATAN RAKYAT SEBELUM PERUBAHAN UNDANG-UNDANG DASAR 1945 Pada bab ini yang dibahas adalah sejarah lahirnya MPR RI dan penjelasan secara terperinci tentang MPR sebelum perubahan UUD 1945 dan perbandingannya dengan badan perwakilan di negara lain. BAB III PERUBAHAN UNDANG-UNDANG DASAR 1945 Pada bab ini penulis berusaha membahas mengenai perubahan UUD 1945 dengan membahas latar belakang pembentukan dan alasan perubahan UUD 1945. dalam bab ini juga dibahas mengenai prosedur dan sistem perubahan UUD dan perubahan-perubahan dalam UUD 1945. BAB IV MAJELIS PERMUSYAWARATAN RAKYAT SETELAH PERUBAHAN UNDANG-UNDANG DASAR 1945 Pada bab ini merupakan pokok utama dari kajian penelitian skripsi penulis, yaitu membahas tentang susunan, kedudukan, tugas serta wewenang MPR setelah perubahan UUD 1945 dan status hukum Ketetapan MPR setelah perubahan UUD 1945. BAB V PENUTUP Januari Sihotang : Eksistensi Majelis Permusyawaratan Rakyat Dalam Sistem Ketatanegaraan Republik Indonesia Setelah Perubahan Undang-Undang Dasar 1945, 2008. USU Repository © 2009 Bab ini merupakan penutup yang terdiri dari kesimpulan dari pembahasan Bab I, II, III, dan IV serta saran yang penulis dapatkan berdasarkan pemikiran penulis. Januari Sihotang : Eksistensi Majelis Permusyawaratan Rakyat Dalam Sistem Ketatanegaraan Republik Indonesia Setelah Perubahan Undang-Undang Dasar 1945, 2008. USU Repository © 2009 BAB II MAJELIS PERMUSYAWARATAN RAKYAT SEBELUM PERUBAHAN UNDANG-UNDANG DASAR 1945

A. Sejarah Lahirnya Majelis Permusyawaratan Rakyat

Dokumen yang terkait

KEDUDUKAN DAN KEWENANGAN MAJELIS PERMUSYAWARATAN RAKYAT (MPR) DALAM SISTEM KETATANEGARAAN INDONESIA MENURUT UNDANG UNDANG DASAR NEGARA RI TAHUN 1945

0 7 30

MEKANISME PEMAKZULAN (IMPEACHMENT) PRESIDEN DAN/ATAU WAKIL PRESIDEN OLEH MAJELIS PERMUSYAWARATAN RAKYAT MENURUT UNDANG-UNDANG DASAR NEGARA REPUBLIK INDONESIA TAHUN 1945

0 5 1

IMPLIKASI KEWENANGAN MAJELIS PERMUSYAWARATAN RAKYAT DALAM SISTEM KETATANEGARAAN INDONESIA SETELAH PERUBAHAN UNDANG-UNDANG DASAR 1945

0 10 63

Kementerian Negara Dalam Sistem Ketatanegaraan Indonesia Setelah Perubahan Undang-Undang Dasar Negara Republik Indonesia Tahun 1945 (Analisis Putusan Mahkamah Konstitusi Nomor 79/PUU-IX/2011)

0 7 104

HALAMAN JUDUL SKRIPSI Kewenangan Majelis Permusyawaratan Rakyat Dalam Pemberhentian Presiden dan/atau Wakil Presiden Berdasarkan Undang-Undang Dasar Negara Republik Indonesia Tahun 1945.

0 5 13

PENDAHULUAN Kewenangan Majelis Permusyawaratan Rakyat Dalam Pemberhentian Presiden dan/atau Wakil Presiden Berdasarkan Undang-Undang Dasar Negara Republik Indonesia Tahun 1945.

0 7 15

DAFTAR PUSTAKA Buku: Kewenangan Majelis Permusyawaratan Rakyat Dalam Pemberhentian Presiden dan/atau Wakil Presiden Berdasarkan Undang-Undang Dasar Negara Republik Indonesia Tahun 1945.

0 6 4

Kementerian Negara Dalam Sistem Ketatanegaraan Indonesia Setelah Perubahan Undang-Undang Dasar Negara Republik Indonesia Tahun 1945 (Analisis Putusan Mahkamah Konstitusi Nomor 79 PUU-IX 2011)

0 0 8

Kementerian Negara Dalam Sistem Ketatanegaraan Indonesia Setelah Perubahan Undang-Undang Dasar Negara Republik Indonesia Tahun 1945 (Analisis Putusan Mahkamah Konstitusi Nomor 79 PUU-IX 2011)

0 0 1

Kementerian Negara Dalam Sistem Ketatanegaraan Indonesia Setelah Perubahan Undang-Undang Dasar Negara Republik Indonesia Tahun 1945 (Analisis Putusan Mahkamah Konstitusi Nomor 79 PUU-IX 2011)

0 0 23