Alasan-Alasan Perubahan Undang-Undang Dasar 1945

Januari Sihotang : Eksistensi Majelis Permusyawaratan Rakyat Dalam Sistem Ketatanegaraan Republik Indonesia Setelah Perubahan Undang-Undang Dasar 1945, 2008. USU Repository © 2009 Dengan demikian tampak jelas bahwa selain tercatat dari rekaman histories keniscayaan perubahan UUD 1945 itu tercantum juga di dalam UUD itu sendiri yakni di dalam Aturan Tambahan ayat 2 yang sumber kewenangannya ditentukan oleh Pasal 3 dan caranya ditentukan di dalam Pasal 37 58

B. Alasan-Alasan Perubahan Undang-Undang Dasar 1945

. Sebuah konstituai, ketika disusun dan diadopsi cenderung mencerminkan keyakinan dan kepentingan dominan atau kompromi antara keyakinan dan kepentingan yang bertentangan yang menjadi karakteristik dari masyarakat waktu itu. Karena sebagian besar konstitusi disusun untuk menemukan apa dan siapa yang menjadi kekuatan utama dalam menyusun dan mengadopsi konstitusi. 59 Menurut Sri Soemantri M jika dikatakan bahwa konstitusi adalah produk dari zamannya, maka konstitusi juga akan berubah seiring perubahan waktu termasuk situasi dan kondisi dalam masyarakat. 60 a. Generasi yang hidup sekarang ini tidak dapat mengikat generasi yang akan datang. , bahwa perubahan Undang-Undang Dasar merupakan suatu keniscayaan , karena: b. Hukum konstitusi hanyalah salah satu dari bagian dari Hukum Tata Negara. c. Ketentuan-ketentuan yang terdapat dalam konstitusi atau Undang-Undang Dasar selalu dapat diubah. 58 Moh. Mahfud MD, op. cit, hlm 21-23. 59 KC Wheare, Konstitusi-Konstitusi Modern, Pustaka Eureka, Surabaya, 2003, hlm. 82. 60 Sri Soemantri M, Prosedur dan Sistem Perubahan Konstitusi, Penerbit PT Alumni, Bandung, 2006, hlm. 272 Januari Sihotang : Eksistensi Majelis Permusyawaratan Rakyat Dalam Sistem Ketatanegaraan Republik Indonesia Setelah Perubahan Undang-Undang Dasar 1945, 2008. USU Repository © 2009 Selanjutnya, Sri Soemantri menyatakan bahwa prosedur serta sistem perubahan Undang-Undang Dasar 1945 seharusnya merupakan perwujudan dua hal, yaitu menjamin kelangsungan hidup bangsa Indonesia dan memungkinkan adanya perubahan. 61 Selanjutnya, menurut Abdul Mukthie Fadjar, ada lima alasan perlunya perubahan Undang-Undang Dasar 1945 yaitu 62 a. Alasan Historis : Bahwa sejarah pembentukan UUD 1945 memang didesain oleh para pendiri negara BPUPKI sebagai Undang-Undang Dasar yang bersifat sementara karena dibuat dan ditetapkan dalam suasanan ketergesa-gesaan. Selanjutnya pada saat siding PPKI yaitu sehari sesudah Indonesia merdeka, ada keinginan yang mendesak untuk sesegera mungkin mensahkan UUD 1945. b. Alasan Filosopis Bahwa dalam UUD 1945 terdapat pencampuradukan gagasan yang saling bertentangan, seperti antara paham kedaulatan rakyat dengan paham integralistik, antara paham negara hukum dan negara kekuasaan. Alasan ini tentu harus dielaborasi secara cermat, karena pada dasarnya para perumus Undang-Undang Dasar 1945 beranjak dari berbagai perspektif yang berbeda. Namun dengan semangat kebersamaan, para perancang UUD 1945 mampu mensinkronisasikan tiap-tiap perspektif dalam satu formulasi UUD yang secara sistematis dan bersifat menyeluruh. c. Alasan Teoritis. 61 Ibid, hlm. 273. 62 Ibid, hlm. 273-282. Januari Sihotang : Eksistensi Majelis Permusyawaratan Rakyat Dalam Sistem Ketatanegaraan Republik Indonesia Setelah Perubahan Undang-Undang Dasar 1945, 2008. USU Repository © 2009 Bahwa dari sudut pandang teori konstitusi konstitusionalisme, keberadaan konstitusi bagi suatu negara hakikatnya adalah untuk membatasi kekuasaan negara agar tidak bertindak sewenang-wenang, tetapi justru UUD 1945 kurang menonjolkan pembatasan-pembatasan tersebut, melainkan lebih menonjolkan pengintegrasian. d. Alasan Yuridis. Alasan yuridis sebagaimana lazimnya setiap konstitusi tertulis UUD yang selalu memuat adanya klausul perubahan di dalam naskahnya, UUD 1945 juga mencantumkan hal itu dalam Pasal 37. Sebab betapapun selalu disadari akan ketidaksempurnaan hasil pekerjaan manusia termasuk pekerjaan membuat atau menyusun UUD. Beranjak dari opini tersebut, harus diakui bahwa constitution are made for men; not men for constitution konstitusi dibuat untuk manusia; bukan manusia untuk konstitusi, sehingga perubahan terhadap konstitusi memang harus dimungkinkan. Namun mengingat konstitusi merupakan aturan yang dibuat demi terlaksananya praktik ketatanegaraan, perubahan konstitusi hendaknya dilakukan demi penyempurnaan praktik ketatanegaraan dengan mengurangi besarnya kerugian sosial. Maka dari hal ini dapat dipahami pendapat KC Wheare yang menyatakan bahwa terdapat empat sasaran dalam perubahan konstitusi, antara lain 63 a. Agar konstitusi diubah dengan pertimbangan yang matang, tidak serampangan dan dengan sadar dikehendaki. : 63 KC Wheare, op. cit, hlm. 83. Januari Sihotang : Eksistensi Majelis Permusyawaratan Rakyat Dalam Sistem Ketatanegaraan Republik Indonesia Setelah Perubahan Undang-Undang Dasar 1945, 2008. USU Repository © 2009 b. Agar rakyat mendapat kesempatan untuk menyampaikan pandangannya sebelum perubahan dilakukan. c. Agar -ini berlaku dalam negara serikat- kekuasaan negara-negara serikat dan kekuasaan negara bagian tidak diubah semata-mata oleh perbuatan masing-masing pihak secara sepihak. d. Agar hak-hak perseorangan seperti kelompok minoritas bahasa atau kelompok minoritas agama dan kebudayaannya mendapat jaminan. e. Alasan politik praktis bahwa secara sadar atau tidak sadar, langsung atau tidak langsung, dalam praktik politik sebenarnya UUD 1945 sudah sering mengalami perubahan yang menyimpang dari teks aslinya, baik masa 1945- 1949 maupun 1950-1998, seperti terjadinya perubahan sistem pemerintahan dari sistem presidential ke sistem pemerintahan parlementer 1946, penetapan Soekarno oleh MPRS sebagai presiden seumur hidup Ketetapan MPR Nomor IIIMPRS?1963. ini berarti menyimpangmengubah ketentuan Pasal 7 UUD 1945, dan digunakannya mekanismereferendum untuk mengubah UUD 1945 Ketetapan MPR Nomor IV1983 jo UU Nomor 5 Tahun 1985 Tentang Referendm yang berarti telah menyimpanmengubah ketentuan Pasal 37 UUD 1945. Selain itu, praktik politik sejak tahun 1959-1998 selalu memanipulasi kelemahan- kelemahan pengkaidahan dalam UUD 1945 yang memungkinkan multiinterpretasi sesuai selera pemimpin yang berkuasa. Januari Sihotang : Eksistensi Majelis Permusyawaratan Rakyat Dalam Sistem Ketatanegaraan Republik Indonesia Setelah Perubahan Undang-Undang Dasar 1945, 2008. USU Repository © 2009 Terlepas dari kontroversi mengenai berbagai alasan perubahan UUD 1945, sekurangnya ada lima alasan pokok UUD 1945 perlu diubah, antara lain 64 a. Guna mempertegas makna diktum yang terdapat dalam pasal. : b. Guna memperbaiki atau menyempurnakan diktum guna menghindari penafsiran ganda. c. Guna mengoreksi kesalahan yang dilakukan dalam suatu diktum. d. Guna menambah diktum baru demi penyempurnaan sistem ketatanegaraan yang dianut dalam konstitusi tersebut. e. Guna mengadopsi perkembangan ketatanegaraan yang dituntut guna terciptanya kepastian hukum dalam waktu yang relatif lama. Sejalan dengan itu, Sekretariat Jenderal MPR RI menegaskan bahwa tujuan perubahan UUD 1945, antara lain: a. Menyempurnakan aturan dasar mengenai tatanan negara agar dapat lebih mantap dalam mencapai tujuan nasional yang tertuang dalam Pembukaan UUD 1945 yang tidak bertentangan dengan UUD 1945 itu yang berdasarkan Pancasila dalam wadah Negara Kesatuan Republik Indonesia. b. Menyempurnakan aturan dasar mengenai jaminan dan pelaksanaan kedaulatan rakyat serta memperluas partisipasi rakyat agar sesuai dengan perkembangan paham demokrasi. c. Menyempurnakan aturan dasar mengenai jaminan dan perlindungan Hak Azasi Manusia agar sesuai dengan perkembangan paham Hak Azasi 64 Sri Soemantri, op. cit, hlm. 283. Januari Sihotang : Eksistensi Majelis Permusyawaratan Rakyat Dalam Sistem Ketatanegaraan Republik Indonesia Setelah Perubahan Undang-Undang Dasar 1945, 2008. USU Repository © 2009 Manusia dan peradaban umat manusia yang sekaligus merupakan syarat bagi suatu negara hukum yang dicita-citakan oleh UUD 1945. d. Menyempurnakan aturan dasar penyelenggaraan negara secara demokratis dan modern, antara lain melalui pembagian kekuasaan yang lebih tegas, sistem check and balances yang lebih ketat dan transparan, dan pembentukan lembaga-lembaga negara yang baru untuk mengakomodasi perkembangan kebutuhan bangsa dan tantangan zaman. e. Menyempurnakan aturan dasar mengenai jaminan konstitusional dan kewajiban negara mewujudkan kesejahteraan sosial, mencerdaskan kehidupan bangsa, menegakkan etika, moral dan solidaritas dalam kehidupan bermasyarakat, berbangsa dan bernegara sesuai harkat dan martabat kemanusiaan dalam perjuangan mewujudkan negara kesejahteraan. f. Melengkapi aturan dasar dalam penyelenggaraan negara yang sangat penting bagi eksistensi negara dan perjuangan negara mewujudkan demokrasi, seperti pengaturan wilayah negara dan pemilihan umum. g. Menyempurnakan aturan dasar mengenai kehidupan bernegara dan berbangsa sesuai perkembangan aspirasi kebutuhan, dan kepentingan bangsa dan negara Indonesia dewasa ini sekaligus mengakomodasi kecenderungannya untuk kurun waktu yang akan datang. 65

C. Prosedur dan Sistem Perubahan Undang-Undang Dasar

Dokumen yang terkait

KEDUDUKAN DAN KEWENANGAN MAJELIS PERMUSYAWARATAN RAKYAT (MPR) DALAM SISTEM KETATANEGARAAN INDONESIA MENURUT UNDANG UNDANG DASAR NEGARA RI TAHUN 1945

0 7 30

MEKANISME PEMAKZULAN (IMPEACHMENT) PRESIDEN DAN/ATAU WAKIL PRESIDEN OLEH MAJELIS PERMUSYAWARATAN RAKYAT MENURUT UNDANG-UNDANG DASAR NEGARA REPUBLIK INDONESIA TAHUN 1945

0 5 1

IMPLIKASI KEWENANGAN MAJELIS PERMUSYAWARATAN RAKYAT DALAM SISTEM KETATANEGARAAN INDONESIA SETELAH PERUBAHAN UNDANG-UNDANG DASAR 1945

0 10 63

Kementerian Negara Dalam Sistem Ketatanegaraan Indonesia Setelah Perubahan Undang-Undang Dasar Negara Republik Indonesia Tahun 1945 (Analisis Putusan Mahkamah Konstitusi Nomor 79/PUU-IX/2011)

0 7 104

HALAMAN JUDUL SKRIPSI Kewenangan Majelis Permusyawaratan Rakyat Dalam Pemberhentian Presiden dan/atau Wakil Presiden Berdasarkan Undang-Undang Dasar Negara Republik Indonesia Tahun 1945.

0 5 13

PENDAHULUAN Kewenangan Majelis Permusyawaratan Rakyat Dalam Pemberhentian Presiden dan/atau Wakil Presiden Berdasarkan Undang-Undang Dasar Negara Republik Indonesia Tahun 1945.

0 7 15

DAFTAR PUSTAKA Buku: Kewenangan Majelis Permusyawaratan Rakyat Dalam Pemberhentian Presiden dan/atau Wakil Presiden Berdasarkan Undang-Undang Dasar Negara Republik Indonesia Tahun 1945.

0 6 4

Kementerian Negara Dalam Sistem Ketatanegaraan Indonesia Setelah Perubahan Undang-Undang Dasar Negara Republik Indonesia Tahun 1945 (Analisis Putusan Mahkamah Konstitusi Nomor 79 PUU-IX 2011)

0 0 8

Kementerian Negara Dalam Sistem Ketatanegaraan Indonesia Setelah Perubahan Undang-Undang Dasar Negara Republik Indonesia Tahun 1945 (Analisis Putusan Mahkamah Konstitusi Nomor 79 PUU-IX 2011)

0 0 1

Kementerian Negara Dalam Sistem Ketatanegaraan Indonesia Setelah Perubahan Undang-Undang Dasar Negara Republik Indonesia Tahun 1945 (Analisis Putusan Mahkamah Konstitusi Nomor 79 PUU-IX 2011)

0 0 23