Prosedur dan Sistem Perubahan Undang-Undang Dasar

Januari Sihotang : Eksistensi Majelis Permusyawaratan Rakyat Dalam Sistem Ketatanegaraan Republik Indonesia Setelah Perubahan Undang-Undang Dasar 1945, 2008. USU Repository © 2009 Manusia dan peradaban umat manusia yang sekaligus merupakan syarat bagi suatu negara hukum yang dicita-citakan oleh UUD 1945. d. Menyempurnakan aturan dasar penyelenggaraan negara secara demokratis dan modern, antara lain melalui pembagian kekuasaan yang lebih tegas, sistem check and balances yang lebih ketat dan transparan, dan pembentukan lembaga-lembaga negara yang baru untuk mengakomodasi perkembangan kebutuhan bangsa dan tantangan zaman. e. Menyempurnakan aturan dasar mengenai jaminan konstitusional dan kewajiban negara mewujudkan kesejahteraan sosial, mencerdaskan kehidupan bangsa, menegakkan etika, moral dan solidaritas dalam kehidupan bermasyarakat, berbangsa dan bernegara sesuai harkat dan martabat kemanusiaan dalam perjuangan mewujudkan negara kesejahteraan. f. Melengkapi aturan dasar dalam penyelenggaraan negara yang sangat penting bagi eksistensi negara dan perjuangan negara mewujudkan demokrasi, seperti pengaturan wilayah negara dan pemilihan umum. g. Menyempurnakan aturan dasar mengenai kehidupan bernegara dan berbangsa sesuai perkembangan aspirasi kebutuhan, dan kepentingan bangsa dan negara Indonesia dewasa ini sekaligus mengakomodasi kecenderungannya untuk kurun waktu yang akan datang. 65

C. Prosedur dan Sistem Perubahan Undang-Undang Dasar

65 Ibid, hlm. 284-285 Januari Sihotang : Eksistensi Majelis Permusyawaratan Rakyat Dalam Sistem Ketatanegaraan Republik Indonesia Setelah Perubahan Undang-Undang Dasar 1945, 2008. USU Repository © 2009 Pada umumnya konstitusi yang berlaku di negara-negara yang ada di dunia adalah konstitusi rigid. Walaupun masing-masing konstitusi tersebut mempunyai tingkat kenegaraan yang berbeda-beda. Dalam hal ini, termasuk Undang-Undang Dasar 1945, merupakan suatu UUD yang sulit diubah karena harus melalui berbagai prosedur. Apabila diteliti mengenai sistem perubahan UUD di berbagai negara, paling tidak ada 2 dua sistem yang berkembang yaitu 66 a. Renewel pembaharuan : Sistem ini dianut oleh negara-negara Eropa Continental. Renewel artinya apabila suatu konstitusi UUD dilakukan perubahan dalam arti diadakan pembaharuan maka yang diberlakukan adalah UUD yang baru secara keseluruhan. b. Amandement perubahan Sistem ini biasanya dianut oleh negara-negara Anglo Saxon. Amandement seperti ini artinya apabila suatu UUD diubah atau diamandemen maka UUD yang asli tetap berlaku. Dengan kata lain, hasil amandemen tersebut merupakan bagian atau dilampirkan dalam UUD tersebut. Secara garis besar, UUD dapat berubah atau diubah melalui dua jalan yaitu 67 a. Melalui jalan yuridis formal. : 66 Dahlan Thaib, Djazin Hamidi, Ni’matul Huda, Teori dan Hukum Konstitusi, PT Rajagrafindo Persada, Jakarta, 2002, hlm. 76. 67 Taufiqurohman Syahuri, Hukum Konstitusi, Ghalia Indonesia, Bogor, 2004, hlm.46. Januari Sihotang : Eksistensi Majelis Permusyawaratan Rakyat Dalam Sistem Ketatanegaraan Republik Indonesia Setelah Perubahan Undang-Undang Dasar 1945, 2008. USU Repository © 2009 Artinya bahwa perubahan UUD dilakukan sesuai dengan ketentuan formal mengenai perubahan UUD yang terdapat dalam konstitusi sendiri dan mungkin diatur dalam peraturan perundangan lain. b. Melalui jalan non yuridis formal jalan politis. Artinya bahwa perubahan UUD terjadi karena sebab tertentu atau keadaan khusus yang mendorong terjadinya perubahan UUD tersebut. Perubahan seperti ini bila dapat diterima oleh segenap lapisan masyarakatnya, maka perubahan tersebut secara yuridis adalah sah, sehingga ia memiliki kekuatan yuridis. Ini menunjukkan bahwa norma yang terdapat dalam peraturan lama telah dihilangkan keabsahannya oleh revolusi atau kudeta. CF Strong berpendapat 68 a. By the legislature under special restrictions perubahan konstitusi melalui legislatif dengan persyaratan khusus. bahwa prosedur perubahan konstitusi ini dapat dilakukan melalui empat macam cara yaitu: b. By the people through a referendumperubahan konstitusi oleh rakyat melalui referendum. c. That method peculiar to federal state where all, or a proportion of the federating units must agree too the change perubahan konstitusi di negara serikat dan perubahan itu harus disetujui secara proporsional oleh negara bagian. 68 Ibid, hlm. 49-53. Januari Sihotang : Eksistensi Majelis Permusyawaratan Rakyat Dalam Sistem Ketatanegaraan Republik Indonesia Setelah Perubahan Undang-Undang Dasar 1945, 2008. USU Repository © 2009 d. By the special convention for the purpose perubahan konstitusi melalui konvensi khusus atau dilakukan oleh suatu lembaga negara khusus yang dibentuk untuk keperluan perubahan. Jika keempat cara di atas dihubungkan dengan cara perubahan konstitusi yang pernah dilakukan di Indonesia maka: a. Cara pertama sama dengan cara perubahan dalam UUD 1945 sebagaimana dirumuskan dalam Pasal 37 yaitu: 1 Untuk mengubah Undang-Undang Dasar sekurang-kurangnya 23 daripada jumlah anggota Majelis Permusyawaratan Rakyat harus hadir. 2 Putusan diambil dengan persetujuan sekurang-kurangnya 23 daripada jumlah anggota yang hadir. Perubahan berdasarkan pasal 37 UUD 1945 tersebut sebagaimana disinggung di atas baru pertama kali terjadi dalam praktek ketatanegaraan di Indonesia pada Sidang Umum MPR Tahun 1999 dilanjutkan dalm Sidang Tahunan MPR Tahun 2000, 2001, dan 2002. Cara pertama ini juga terdapat dalam UUD 1945 setelah amandemen keempat. Hal tersebut dalam Pasal 37 ayat 1, 2, 3 dan 4 UUD 1945 sebagai berikut: 1 Usul perubahan pasal-pasal Undang-Undang Dasar dapat diagendakan dalam sidang Majelis Permusyawaratan Rakyat apabila diajukan oleh sekurang-kurangnya 13 dari jumlah anggota Majelis Permusyawaratan Rakyat. Januari Sihotang : Eksistensi Majelis Permusyawaratan Rakyat Dalam Sistem Ketatanegaraan Republik Indonesia Setelah Perubahan Undang-Undang Dasar 1945, 2008. USU Repository © 2009 2 Setiap usul perubahan pasal-pasal Undang-Undang Dasar diajukan secara tertulis dan ditunjukkan dengan jelas bagian yang diusulkan untuk diubah beserta alasannya. 3 Untuk mengubah pasal-pasal Undang-Undang Dasar, sidang Majelis Permusyawaratan Rakyat dihadiri oleh sekurang-kurangnya 23 dari jumlah anggota Majelis Permusyawaratan Rakyat. 4 Putusan untuk mengubah pasal-pasal Undang-Undang Dasar dilakukan dengan persetujuan sekurang-kurangnya lima puluh pesen ditambah satu anggota dari seluruh anggota Majelis Permusyawaratan Rakyat. b. Cara kedua, yaitu melalui referendum juga pernah dianut di Indonesia melalui Ketetapan MPR Nomor IVMPR1983, tetapi belum sempat dilaksanakan dalam praktek. Keinginan cara perubahan melalui referendum juga sempat muncul sebagai Rancangan Pasal 37 ayat 5 perubahan keempat UUD 1945 Tahun 2002, namun tidak disetujui oleh Sidang Majelis sehingga tidak dimasukkan dalam materi perubahan UUD 1945. c. Sedangkan cara perubahan keempat sama dengan cara perubahan yang pernah dilakukan pada masa negara Indonesia di bawah sistem konstitusi UUDS 1950-1959 yakni melalui badan konstituante, seperti diatur dalam Pasal 135 UUDS 1950 yang teksnya berbunyi: “Konstituante sidang pembuat Undang-Undang Dasar bersama-sama dengan pemerintah selekas-lekasnya menetapkan Undang-Undang Dasar Republik Indonesia yang akan menggantikan Undang-Undang Dasar Sementara ini.” Januari Sihotang : Eksistensi Majelis Permusyawaratan Rakyat Dalam Sistem Ketatanegaraan Republik Indonesia Setelah Perubahan Undang-Undang Dasar 1945, 2008.

Dokumen yang terkait

KEDUDUKAN DAN KEWENANGAN MAJELIS PERMUSYAWARATAN RAKYAT (MPR) DALAM SISTEM KETATANEGARAAN INDONESIA MENURUT UNDANG UNDANG DASAR NEGARA RI TAHUN 1945

0 7 30

MEKANISME PEMAKZULAN (IMPEACHMENT) PRESIDEN DAN/ATAU WAKIL PRESIDEN OLEH MAJELIS PERMUSYAWARATAN RAKYAT MENURUT UNDANG-UNDANG DASAR NEGARA REPUBLIK INDONESIA TAHUN 1945

0 5 1

IMPLIKASI KEWENANGAN MAJELIS PERMUSYAWARATAN RAKYAT DALAM SISTEM KETATANEGARAAN INDONESIA SETELAH PERUBAHAN UNDANG-UNDANG DASAR 1945

0 10 63

Kementerian Negara Dalam Sistem Ketatanegaraan Indonesia Setelah Perubahan Undang-Undang Dasar Negara Republik Indonesia Tahun 1945 (Analisis Putusan Mahkamah Konstitusi Nomor 79/PUU-IX/2011)

0 7 104

HALAMAN JUDUL SKRIPSI Kewenangan Majelis Permusyawaratan Rakyat Dalam Pemberhentian Presiden dan/atau Wakil Presiden Berdasarkan Undang-Undang Dasar Negara Republik Indonesia Tahun 1945.

0 5 13

PENDAHULUAN Kewenangan Majelis Permusyawaratan Rakyat Dalam Pemberhentian Presiden dan/atau Wakil Presiden Berdasarkan Undang-Undang Dasar Negara Republik Indonesia Tahun 1945.

0 7 15

DAFTAR PUSTAKA Buku: Kewenangan Majelis Permusyawaratan Rakyat Dalam Pemberhentian Presiden dan/atau Wakil Presiden Berdasarkan Undang-Undang Dasar Negara Republik Indonesia Tahun 1945.

0 6 4

Kementerian Negara Dalam Sistem Ketatanegaraan Indonesia Setelah Perubahan Undang-Undang Dasar Negara Republik Indonesia Tahun 1945 (Analisis Putusan Mahkamah Konstitusi Nomor 79 PUU-IX 2011)

0 0 8

Kementerian Negara Dalam Sistem Ketatanegaraan Indonesia Setelah Perubahan Undang-Undang Dasar Negara Republik Indonesia Tahun 1945 (Analisis Putusan Mahkamah Konstitusi Nomor 79 PUU-IX 2011)

0 0 1

Kementerian Negara Dalam Sistem Ketatanegaraan Indonesia Setelah Perubahan Undang-Undang Dasar Negara Republik Indonesia Tahun 1945 (Analisis Putusan Mahkamah Konstitusi Nomor 79 PUU-IX 2011)

0 0 23