2.9. Kerangka Konsep
Residu Pestisida Pada Beras :
- IR 64
- Seherang
- IR 46
- Santana
- Sendang Sri
Karakteristik Petani : -
Umur -
Jenis Kelamin -
Pendidikan
Aplikasi Pestisida : -
Jenis Pestisida -
Jenis Varietas -
Dosis -
Jumlah Penyemprotan
- Penyemprotan
Terakhir Sebelum Panen
SNI No. 7313 :2008 tentang BMR Pada
Hasil Pertanian Pemeriksaan
Laboratorium
Tidak Memenuhi
Syarat Memenuhi
Syarat
Ada Residu
Universitas Sumatera Utara
BAB III METODE PENELITIAN
3.1. Jenis Penelitian
Penelitian ini adalah penelitian survei yang bersifat deskriptif yaitu menggambarkan aplikasi dan kadar residu pestisida yang terdapat pada beras yang
ada di Kecamatan Portibi, Kabupaten Padang Lawas Utara tahun 2009.
3.2. Lokasi dan Waktu Penelitian 3.2.1. Lokasi Penelitian
Lokasi penelitian ini akan dilakukan di Kecamatan Portibi Kabupaten Padang Lawas Utara. Adapun alasan pemilihan lokasi ini dikarenakan daerah tersebut
merupakan salah satu sentra produksi beras di wilayah Kabupaten Padang Lawas Utara dan hampir seluruh masyarakat yang ada di daerah tersebut mengkonsumsinya
sebagai bahan makanan pokok.
3.2.2. Waktu Penelitian
Penelitian dilakukan pada bulan November-Desember 2009
3.3. Objek Penelitian dan Sampel.
Objek penelitian adalah 5 varietas beras jenis IR 64, Siherang, IR 66, Sendang Sri, dan Santana. Jenis beras tersebut di atas adalah beras yang paling banyak ditanam
oleh petani di Kecamatan Portibi Kabupaten Padang Lawas Utara. Setiap objek penelitian diambil sebanyak 10 mg untuk dilakukan
pemeriksaan. Semua jenis beras ini tidak diberikan perlakuan misalnya dicuci sebelum diperiksa.
Universitas Sumatera Utara
Sampel dalam penelitian ini adalah terdiri dari 10 petani laki-laki dan perempuan yang berumur 20 tahun ke atas.yang menanam padi varietas jenis IR 64,
Siherang, IR 46, Santana, dan Sendang Sri. Teknik pengambilan sampel yaitu dengan menggunakan purposive sampling.
Dengan alasan bahwa kelima beras tersebut merupakan beras yang paling banyak ditanam di Kecamatan Portibi Kabupaten Padang Lawas Utara, cara aplikasi pestisida
setiap petani relatif sama, cara tanam masing-masing kelima varietas beras tersebut oleh petani juga relatif sama.
3.4. Metode Pengumpulan Data
3.4.1. Data Primer
Data primer yaitu tentang aplikasi pestisida dan kadar residu pestisida yang terkandung pada beras yang diambil dari petani yang ada di Gunung Tua Kabupaten
Padang Lawas Utara melalui pemeriksaan kadar residu pestisida di Laboratorium Kesehatan Daerah Provinsi Sumatera Utara.
3.4.2. Data Sekunder
Data sekunder diperoleh dari studi kepustakaan, pengumpulan informasi dari internet, penelitian-penelitian yang berhubungan serta referensi atau literatur-literatur
yang relevan dengan penelitian yang dilakukan.
3.5.Definisi Operasional
1. Karakteristik petani merupakan sebagian dari faktor-faktor yang mempengaruhi
individusekelompok masyarakat dalam melakukan suatu perilaku. 2.
Umur ialah lamanya seorang individu hidup yang dinyatakan dalam tahun berdasarkan pengakuan dari individu.
Universitas Sumatera Utara
3. Jenis kelamin ialah karakterisitik yang dimiliki individu yang membedakannya
satu sama lain, yaitu terdiri darai laki-laki dan perempuan 4.
Pendidikan ialah tingkatan yang dilalui seseorang di dalam menjalani tahapan pembelajaran, yang dimulai dari tingkatan sekolah dasar SD sampai pada
tingkatan perguruan tinggi mahasiswa. 5.
Aplikasi pestisida adalah cara penggunaan pestisida yang dilakukan petani dalam hal frekuensi penyemprotan, pemberian dosis, dan penyemprotan terakhir
sebelum panen. 6.
Frekuensi penyemprotan ialah jumlah banyaknya aplikasi pestisida pada tanaman padi mulai dari masa tanam sampai panen.
7. Dosis ialah takaran yang diberikan pada organisme sasaran dengan konsentrasi
yang suadah di tetapkan. 8.
Penyemptotan terakhir sebelum panen ialah aplikasi terakhir pestisida sebelum panen pada tanaman padi.
9. Beras adalah salah satu komoditas hasil pertanian yang digunakan sebagai sumber
makanan utama bagi masyarakat di kecamatan portibi kabupaten Padang Lawas Utara yang diambil langsung dari petani.
10. Residu pestisida pada beras adalah zat tertentu yang terkandung dalam beras baik
sebagai akibat langsung maupun tak langsung dari penggunaan pestisida melalui pemeriksaan laboratorium dengan metode kromotografi.
11. Kadar residu pestisida adalah banyaknya pestisida yang tertinggal atau yang
terdapat pada suatu benda termasuk tanaman, air, makanan dan bahan – bahan lain dengan implikasi waktu yang beralu.
Universitas Sumatera Utara
12. Memenuhi syarat adalah residu pestisida berada di bawah 0,5 mgkg sesuai
dengan ketetapan Standard Nasional Indonesia SNI. 13.
Tidak Memenuhi syarat adalah apabila residu berada diatas 0,5 mgkg sesuai dengan standar nasional Indonesia
3.6 Cara Pemeriksaan Residu Pestisida
3.6.1 Alat dan Bahan
3.6.1.1 Alat
Alat – alat yang digunakan dalam pemeriksaan pestisida dengan metode pengujian Multiresidu Pestisida Organofosfat Dalam Matriks Non Lemak adalah :
1. Peralatan
a. Pencincang
b. Kromatograf gas, dilengkapi dengan detektor spesifik untuk senyawa
yang mengandung unsur fosfor FPD dan NPD 2.
Pereaksi a.
Aseton b.
Diklorometana c.
Iso oktana d.
Toluena 3.6.1.2
Bahan 1.
Beras jenis IR 64 1 kg 2.
Beras Siherang 3.
Beras IR 46 4.
Beras Santana
Universitas Sumatera Utara
5. Beras Sendang Sri
3.6.2 Prosedur Kerja
1. Ekstraksi
a. Campur sampel yang akan di timbang dengan baik
b. Timbang 25 gram cuplikan beras, masukan ke dalam erlemeyer
bertutup asah, tambahkan campuran aseton : diklorometana 50 : 50 vv
c. Biarkan selama satu malam untuk proses ekstraksi statis.
d. Pipet 25 ml fase organik ke dalam labu bulat.
e. Pekatkan dalam rotavapor pada suhu tangas air 40
C, sampai hampir kering kemudian kengkan dengan mengalirkan gas nitrogen sampai
kering. f.
Larutkan residu pestisida dalam 5 ml iso oktana : toluena 90 : 10, vv 2.
Pembersihan Umumnya tidak diperlukan pembersihan.
3. Penetapan
Suntikan 1-2 µL ekstrak ke dalam kromatograf gas. 4.
Perhitungan Bandingkan waktu tambat dan tinggi atau luas puncak kromatogram yang
diperoleh dari larutan baku pembanding.
Universitas Sumatera Utara
3.7 Analisa Data
Data yang diperoleh dari hasil pemeriksaan di laboratorium diolah secara manual mengacu pada SNI No. 7313 :2008 tentang BMR Pada Hasil Pertanian
disajikan dalam bentuk tabel distribusi dan dijelaskan dalam bentuk narasi. Data yang diperoleh dari hasil kuesioner diolah dengan bantuan perangkat
komputer secara manual dengan langkah-langkah berupa pemeriksaan kembali data yang dikumpulkan, coding dan entry data. Data tersebut diolah dengan perangkat
komputer, dianalisa secara deskriptif dan hasilnya disajikan dalam bentuk distribusi frekuensi.
Universitas Sumatera Utara
BAB IV HASIL PENELITIAN
4.1.Deskripsi Lokasi Penelitian
Kecamatan Portibi merupakan salah satu kecamatan di Kabupaten Padang Lawas Utara. Secara geografis batas-batas wilayah Kecamatan Portibi dalam sebagai
berikut: -Sebelah Utara
: Kecamatan Padang Bolak -Sebelah Timur
: Kecamatan Padang Bolak -Sebelah Selatan
: Kecamatan Barumun Tengah -Sebelah Barat
: Kecamatan Padang bolak Wilayah Kecamatan Portibi merupakan daerah dataran rendah dan perbukitan
dan beriklim tropis. Kondisi topografi Kecamatan Portibi tersebut mendukung pengembangan sektor pertanian, khusunya tanaman padi, sehingga penduduk
Kecamatan Portibi umumnya mempunyai mata pencaharian utama sebagai petani. Pengembangan sektor pertanian khususnya sub sektor tanaman pangan dapat dilihat
dari jumlah penduduk yang memiliki dan menggunakan lahan untuk tanah sawah sebanyak 3125 kepala keluarga.
Jumlah penduduk menurut data statistik Kecamatan Portibi tahun 2008 sebanyak 22.517 jiwa yang terhimpun dalam 4916 kepala keluarga. Tingkat
pendidikan masyarakat umumnya tamat SMA sebanyak 11.253 orang, Berdasarkan jenis kelamin, sebanyak 11.526 jiwa laki-laki dan 10,991 jiwa perempuan.
Universitas Sumatera Utara
Tabel 4.1. Jumlah Penduduk Menurut Jenis Kelamin di Kecamatan Portibi Tahun 2008.
No Jenis Kelamin
Jumlah
1 Laki-laki
11.526 2
Perempuan 10.991
Jumlah 22.517
Sumber : Profil Kecamatan Portibi Tahun 2008 Berdasarkan tabel diatas dapat kita lihat bahwa jumlah penduduk laki-laki di
Kecamatan Portibi Kabupaten Padang Lawas Utara lebih banyak dibandingkan dengan jumlah penduduk perempuan. Dimana jumlah penduduk laki-laki yaitu
11.526 sedangkan jumlah penduduk perempuan sebanyak 10.991 orang. Kepemilikan lahan pertanian penduduk di Kecamatan Portibi berkisar 3.013
hektar. Luas lahan tersebut umumnya digunakan untuk budidaya pertanian tanaman padi dengan produksi pertahun sekitar 18.681 ton padi dengan jenis varietas padi IR
64, Siherang, IR 46, Santana, dan Sendang Sri merupakan jenis tanaman padi yang paling banyak ditanam di wilayah ini.
4.2. Karakteristik Petani