Karakteristik Petani yang Menggunakan Pestisida Aplikasi Pestisida

BAB V PEMBAHASAN

5.1. Karakteristik Petani yang Menggunakan Pestisida

Berdasarkan penelitian yang dilakukan dapat dilihat bahwa ternyata kelompok umur responden terbanyak yang menggunakan pestisida adalah kelompok umur 40- 49 tahun yaitu sebanyak 4 responden 40. Hal ini dikarenakan pada kelompok umur 40-49 tahun masih dapat dikategorikan sebagai kelompok umur yang masih produktif dan disamping itu kebanyakan kelompok umur tersebut kalau ditinjau lagi mereka telah lama melakukan pekerjaan sebagai petani dan menjadikan lahan pertanian sebagai sumber penghidupan mereka. Berdasarkan penelitian yang dilakukan dapat dilihat bahwa adanya keseimbangan antara jumlah laki-laki dan perempuan yang melakukan pekerjaan sebagai petani di Kecamatan Portibi Kabupaten Padang Lawas Utara. Hal ini tidak terlepas dari keadaan ekonomi yang menuntut perempuan untuk dapat ikut serta dalam membantu suami untuk memenuhi kebutuhan keluarga mereka sehari-hari. Sementara itu, kalau ditinjau dari tingkat pendidikan masyarakat yang bekerja sebagai petani sebagian besar mempunyai tingkat pendidikan rendah tamat SD dan sedang tamat SMP masing-masing kalau dibuat dalam bentuk persen memperoleh angka 50. Hal ini dikarenakan sedikitnya lowongan kerja yang menampung mereka dengan tingkat pendidikan yang demikian sehingga mereka memutuskan untuk menggarap lahan pertanian yang menjadi warisan keluarga dari turun temurun. Universitas Sumatera Utara

5.2. Aplikasi Pestisida

Pestisida merupakan campuran bahan kimia yang digunakan untuk mencegah, membasmi dan mengendalikan hewantumbuhan penggangu seperti binatang pengerat, termasuk serangga penyebar penyakit, dengan tujuan kesejahteraan manusia. Tanpa menggunakan pestisida akan terjadi penurunan hasil pertanian. Beras merupakan salah satu komoditas pertanian yang penting sekaligus menjadi makanan pokok rakyat Indonesia sehingga penting untuk memperhatikan jenis pestisida yang digunakan, khususnya pestisida dalam upaya melindungi kesehatan masyarakat terhadap kemungkinan bahaya yang ditimbulkan oleh residu pestisida dalam meningkatkan mutu hasil pertanian. Usaha tersebut meliputi jenis pestisida memilih jenis pestisida dan tempat pembeliannya, penentuan dosis, frekuensi dan penyemprotan terakhir sebelum masa panen. Salah satu yang masih menjadi andalan petani dalam mengendalikan organisme pengganggu tanaman OPT adalah dengan menggunakan pestisida. Ada beberapa jenis pestisida, baik yang berasal dari alami maupun sintetik. Petani di Kecamatan Portibi menggunakan pestisida dengan jenis yang berbeda pada beras. Berdasarkan hasil observasi di Kecamatan Portibi diperoleh bahwa jenis pestisida yang digunakan petani adalah sebagian besar organofosfat dan ada juga yang menggunakan piretroid. Berdasarkan wawancara penulis dengan petani hal ini dikarenakan pestisida golongan organofosfat mempunyai efek yang cukup efektif dalam mengendalikan hama yang menyerang padi mereka. Dalam PP RI No. 7 tahun 1995 tentang perlindungan tanaman dinyatakan pengendalian OPT dengan cara kimiawi melalui pemanfaatan pestisida dan PP RI No. 7 tahun 1973 dinyatakan Universitas Sumatera Utara bahwa peredaran, penyimpanan, dan penggunaan pestisida bahwa semua jenis pestisida yang digunakan oleh petani harus terdaftar pada komisi pestisida. Penentuan jenis pestisida yang digunakan oleh petani di Kecamatan Portibi Kabupaten Padang Lawas Utara berdasarkan jenis hama yang menyerang tanaman padi. Menurut wawancara penulis dengan petani hal ini bertujuan agar penggunaan pestisida tersebut efektif dan tepat sasaran. Dalam PP RI No. 7 Tahun 1995 tentang perlindungan tanaman dinyatakan bahwa tepat sasaran yaitu disesuaikan dengan jenis komoditi tanaman serta jenis dan cara hidup organisme pengganggu tumbuhan yang akan diaplikasikan pestisida. Sejalan dengan Alexander 1997 bahwa pestisida secara umum digolongkan berdasarkan jenis organisme yang akan dikendalikan populasinya. Insektisida, herbisida, fungisida dan nematosida digunakan untuk mengendalikan hama, gulma, jamur tanaman yang patogen dan nematoda. Berdasarkan penlitian yang dilakukan di Kecamatan Portibi Kabupaten Padang Lawas Utara ditemukan bahwa jenis pestisida yang paling banyak di gunakan adalah insektisida golongan organofosfat. Hal ini didukung oleh Sudarmo 1991 bahwa pestisida kelompok organofosfat adalah pestisida yang mempunyai pengaruh yang efektif sesaat saja dan cepat terdegredasi di tanah, contohnya parathion, Diazinon, dan Azodrin. Tempat pembelian pestisida yang digunakan oleh petani beras di Kecamatan Portibi Kabupaten Padang Lawas Utara berasal dari kios pertanian. Berdasarkan wawancara, hal ini dikarenakan kios pertanian menyediakan jenis pestisida yang dibutuhkan petani dan tempatnya yang mudah dijangkau oleh petani. Dalam PP RI No. 7 tahun 1973 dinyatakan bahwa pestisida yang boleh beredar, disimpan, dan Universitas Sumatera Utara digunakan adalah hanya yang terdaftar dan atau memperoleh izin Menteri Pertanian sehingga tempat pembelian pestisida tidak boleh sembarangan dijual bebas Sudarmo, 1991. Dan berdasarkan observasi dan kuesioner yang dilaksanakan diketahui bahwa seluruh jenis pestisida yang digunakan oleh petani adalah sudah terdaftar di komisi pestisida. Berdasarkan hasil observasi dan kuesioner di Kecamatan Portibi, Kabupaten Padang Lawas Utara diketahui bahwa petani beras dalam menentukan dosis penggunaan pestisida, ada 3 petani yang menggunakan pestisida sudah sesuai dengan aturan pakai dan ada 7 petani yang pada saat penentuan dosis dengan cara memperkirakannya saja. Petani merasa dosis yang dianjurkan merek dagang pestisida tersebut terlalu kecil dan tidak mungkin dapat mengendalikan hama yang menyerang tanaman mereka. Sementara itu Djojosumarto 2008 mengungkapkan, dosis adalah jumlah bahan aktif pestisida yang dibutuhkan untuk keperluan satuan luas atau satuan volume larutan. Sebagai contoh dosis insektisida diazinon 60 EC adalah satu liter per ha untuk sekali aplikasi. Dari hasil observasi dan kuesioner di Kecamatan Portibi Kabupaten Padang Lawas Utara diketahui bahwa frekuensi penggunaan pestisida pada beras mulai masa tanam sampai panen yang dilakukan oleh petani cukup bervariasi. Dari 10 responden sebanyak 7 orang petani 70 melakukan penyemprotan pestisida 1-3 kali penyemprotan mulai dari masa tanam sampai panen. Berdasarkan penelitian Yusniati 2008 tentang pengendalian hama terpadu pada padi sawah menjelaskan bahwa frekuensi penyemprotan pestisida mulai dari masa tanam sampai pada nasa panen sebaiknya dilakukan 1-2 kali aplikasi penyemprotan untuk menghindarkan resistensi Universitas Sumatera Utara hama sawah sementara 3 responden lagi 30 melakukan penyemprotan sebanyak 4-6 kali mulai dari masa tanam sampai panen. Dalam PP RI No. 7 tahun 1995 tentang perlindungan tanaman dinyatakan bahwa perlindungan tanaman dilaksanakan pada masa pra tanam, masa pertumbuhan tanam, dan atau masa pasca panen dengan menggunakan sarana dan cara yang tidak mengganggu kesehatan dan atau mengancam kesehatan manusia, menimbulkan gangguan dan kerusakan sumber daya alam dan atau lingkungan hidup. Sejalan dengan Uehara 1993 standar keamanan untuk pengaplikasian pestisida dan pengarahan untuk penggunaan yang aman dari pestisida, seperti cara pelarutan, jumlah konsentrasi, frekuensi dan periode dari aplikasi, ditentukan oleh aturan untuk meyakinkan bahwa tingkat residu tidak melebihi dari standar yang telah ditetapkan. Keamanan dari produk pertanian dapat dijamin bila bahan-bahan kimia pertanian diaplikasikan berdasarkan standar keamanan untuk pengaplikasian pestisida. Berdasarkan hasil penelitian di Kecamatan Portibi tentang penyemprotan pestisida sebelum panen, dimana dari 10 petani yang diwawancarai 4 diantaranya melakukan penyemprotan pestisida 2 minggu sebelum panen 40. Ketika ditanya kepada petani mereka menjelaskan bahwa penyemprotan itu dilakukan karena hama masih menyerang tanaman padi mereka sehingga tidak ada pilihan lagi kecuali dengan menyemprot pestisida. Wudianto 1999 mengungkapkan bahwa penyemprotan pestisida sebaiknya dilakukan kurang dari 2 minggu sebelum panen dengan maksud agar pestisida sudah terurai saat di panen. Universitas Sumatera Utara

5.3. Residu Pestisida Pada beras

Dokumen yang terkait

Analisis Aplikasi Pestisida pada Tanaman Padi dan Residu Pestisida Golongan Organofosfat dalam beras di Kelurahan Sidoarjo Dua Ramunia Kecamatan Beringin Kabupaten Deli Serdang Tahun 2015

8 65 122

RESIDU PESTISIDA GOLONGAN ORGANOFOSFAT KOMODITAS BUAH CABAI MERAH (Capsicum annuum L.) PADA BERBAGAI LAMA PENYIMPANAN.

0 0 17

Analisis Aplikasi Pestisida pada Tanaman Padi dan Residu Pestisida Golongan Organofosfat dalam beras di Kelurahan Sidoarjo Dua Ramunia Kecamatan Beringin Kabupaten Deli Serdang Tahun 2015

0 0 17

Analisis Aplikasi Pestisida pada Tanaman Padi dan Residu Pestisida Golongan Organofosfat dalam beras di Kelurahan Sidoarjo Dua Ramunia Kecamatan Beringin Kabupaten Deli Serdang Tahun 2015

0 0 2

Analisis Aplikasi Pestisida pada Tanaman Padi dan Residu Pestisida Golongan Organofosfat dalam beras di Kelurahan Sidoarjo Dua Ramunia Kecamatan Beringin Kabupaten Deli Serdang Tahun 2015

0 0 7

Analisis Aplikasi Pestisida pada Tanaman Padi dan Residu Pestisida Golongan Organofosfat dalam beras di Kelurahan Sidoarjo Dua Ramunia Kecamatan Beringin Kabupaten Deli Serdang Tahun 2015

0 0 41

Analisis Aplikasi Pestisida pada Tanaman Padi dan Residu Pestisida Golongan Organofosfat dalam beras di Kelurahan Sidoarjo Dua Ramunia Kecamatan Beringin Kabupaten Deli Serdang Tahun 2015

0 0 3

Analisis Aplikasi Pestisida pada Tanaman Padi dan Residu Pestisida Golongan Organofosfat dalam beras di Kelurahan Sidoarjo Dua Ramunia Kecamatan Beringin Kabupaten Deli Serdang Tahun 2015

0 0 18

Penentuan Kandungan Residu Pestisida Organofosfat Pada Jeruk Secara Kromatografi Gas

0 0 13

ANALISA RESIDU PESTISIDA PADA BERAS, BEKATUL DAN JERAMI DARI TANAMAN PADI YANG DISEMPROT PESTISIDA, DENGAN GAS KROMATOGRAFI

0 0 32