Motif Penggunaan Media Televisi

asalan dalam mengkonsumsi media, namun didasari alasan dan tujuan tertentu. Misalnya, kalangan bisnis lebih berorientasi mengkonsumsi Majalah Swasembada dan Harian Bisnis Indonesia untuk mengetahui perkembangan dunia bisnis, penggemar olahraga mengkonsumsi Tabloid Bola untuk mengetahui hasil berbagai pertandingan olah raga dan sebagainya. Karakteristik kedua adalah utilitarianisme utilitarianism di mana khalayak aktif dikatakan mengkonsumsi media dalam rangka suatu kepentingan untuk memenuhi kebutuhan dan tujuan tertentu yang mereka miliki. Karakteristik yang ketiga adalah intensionalitas intentionality, yang mengandung makna penggunaan secara sengaja dari isi media. Karakteristik yang keempat adalah keikutsertaan involvement , atau usaha. Maksudnya khalayak secara aktif berfikir mengenai alasan mereka dalam mengkonsumsi media. Yang kelima, khalayak aktif dipercaya sebagai komunitas yang tahan dalam menghadapi pengaruh media impervious to influence, atau tidak mudah dibujuk oleh media itu sendiri. Khalayak yang lebih terdidik educated people cenderung menjadi bagian dari khalayak aktif, karena mereka lebih bisa memilih media yang mereka konsumsi sesuai kebutuhan mereka dibandingkan khalayak yang tidak terdidik http:komunikasimassa-umy.blogspot.com200511teori-media-dan-khalayak- dalam.html.

2.3 Motif Penggunaan Media

Menurut teori behaviorisme “ low of effects “ prilaku yang tidak mendatangkan kesenangan tidak akan diulangi, artinya kita tidak akan menggunakan media massa bila media massa tersebut tidak memberikan pemuasan pada kebutuhan kita. Jadi jelaslah kita menggunakan media massa karena didorong oleh motif – motif Universitas Sumatera Utara tertentu Rakhmat, 2001 : 207 . Sehingga sangat jelas apabila seseorang menggunakan media massa karena ada dorongan oleh motif – motif tertentu. Ada berbagai kebutuhan yang dipuaskan oleh media massa, dan pada saat yang sama kebutuhan ini juga dapat dipuaskan oleh sumber – sumber lain selain media massa. Contohnya jika kita menginginkan kesenangan media massa akan memberi hiburan, namun hiburan juga bisa didapatkan lewat sumber lain seperti kawan, ataupun hobi. Namun ada juga anggapan bahwa media massa hanya memenuhi satu kebutuhan saja, yaitu memuaskan keinginan melarikan diri atau hasrat bermain menurut Stephenson. Kaarle Nordenstreng menyebutkan bahwa motif dasar untuk menggunakan media adalah kebutuhan akan kontak sosial. Oleh Katz, Blumer dan Gurevitch 1947, mereka dikelompokkan pada aliran unfungsional. Berdasarkan aliran psikologi motivasional, William J. McGuire membagi motif dalam dua kelompok besar, yaitu kognitif dan afektif. Motif kognitif menekankan pada kebutuhan manusia akan informasi dan kebutuhan untuk mencapai tingkat ideasional tertentu. Sedangkan motif afektif menekankan aspek perasaan dan kebutuhan mencapai tingkat emosional tertentu. Menurut uses and gratification, perbedaan motif dalam konsumsi media massa menyebabkan kita bereaksi pada media massa secara berbeda pula. Ini berarti bahwa efek media massa juga berlainan pada setiap anggota khalayaknya. Kepada pencari informasi, media massa diduga mempunya efek kognitif. Kepada pencari identitas, media massa mungkin menimbulkan efek afektif.

2.4. Televisi

Televisi siaran merupakan media di jaringan komunikasi dengan cirri-ciri yang dimiliki komunikasi massa, yaitu berlangsung satu arah, komunikator Universitas Sumatera Utara melembaga, pesannya bersifat umum, sasarannya menimbulkan keserempakan dan komunikasinya heterogen Effendy, 1993:21. Sedangkan menurut Atmowiloto 1986:6 televise itu mempunyai daya tarik yang kuat, disebabkan adanya unsur-unsur kata, musik dan sound effect juga mempunyai keunggulan menimbulkan kesan yang mendalam bagi pemirsanya. Dari pendapat-pendapat mengenai televisi di atas dapat disimpulkan ternyata televisi itu memiliki kelebihan tersendiri dibandingkan dengan media yang lain. Menurut Kuswandi 1996:23, kekuatan televisi adalah: 1. Menguasai jarak dan ruang karena telah menggunakan elektromagnetik, kabel dan fiber yang dipancarkan transisi melalui satelit. 2. Sasaran yang dicapai untuk menjangkau komunikasi massa cukup besar. 3. Nilai aktualitas terhadap suatu liputan maupun informasi sangat cepat. 4. Daya rangsang seseorang terhadap media televisi cukup tinggi. Hal ini disebabkan oleh kekuatan suara dan gambar yang bergerak ekspresif. 5. Yang mempengaruhi dari televisi adalah informasi yang disampaikan jelas, singkat, sistematis sehingga pemirsa televisi tidak perlu lagi mempelajari isi pesan dalam menangkap siaran televisi.

2.5. Opini publik