Perumusan Masalah Pembatasan Masalah Model Teoritis

tua peneliti. Lalu peneliti memasang channel TVRI. Seluruh teman – teman peneliti tidak setuju dengan keputusan itu. Ada yang marah dan ada yang tertawa sambil menyeletuk “TVRI kok ditonton, macam uwak – uwak aja kau”. Ternyata yang terjadi dirumah peneliti bukan kejadian tunggal. Dibanyak daerah terutama dikota besar jumlah pemirsa TVRI terus menurun. Peneliti mengetahui fenomena ini karena saat berselancar didunia maya peneliti sering membuka blog – blog yang bertema “TVRI”. Salah satu yang paling sering diikuti www.cintatvri.blogspot.com. Pada observasi awal, peneliti menemukan fakta bahwa seluruh masyarakat kelurahan sei Sikambing-B kecamatan Medan Sunggal telah memiliki televisi dirumahnya masing – masing. Buktinya disetiap rumah selalu terdapat tiang antena penerima siaran televisi. Jarak kelurahan sei Sikambing-B kecamatan Medan Sunggal dengan stasiun pemancar TVRI dijalan Putri Hijau Medan bisa ditempuh kurang dari 30 menit dengan menggunakan kendaraan bermotor. Kedekatan jarak ini menjadikan sinyal frekuensi dari TVRI Medan bisa diterima dengan baik. Hasilnya hampir disetiap rumah kualitas gambar maupun suara siaran TVRI yang di terima pesawat televisi cukup baik. Sehingga masyarakat kelurahan tersebut dengan leluasa dapat mengakses siaran TVRI baik siang maupun malam. Beragam uraian di atas inilah yang menyebabkan peneliti tertarik untuk meneliti ”Eksistensi TVRI sebagai stasiun televisi publik dengan meneliti opini masyarakat kelurahan sei Sikambing-B kecamatan Medan Sunggal terhadapnya”.

1.2. Perumusan Masalah

Berdasarkan latar belakang yang telah diuraikan di atas maka dapat dikemukakan perumusan masalah dalam penelitian ini yaitu sebagai berikut: Bagaimanakah opini masyarakat kelurahan Sei Sikambing-B kecamatan Medan Sunggal terhadap tayangan-tayangan TVRI sebagai stasiun televisi publik?” Universitas Sumatera Utara

1.3. Pembatasan Masalah

Untuk menghindari ruang lingkup penelitian yang terlalu luas sehingga dapat mengaburkan penelitian, maka peneliti melakukan pembatasan masalah. Adapun pembatasan masalah yang diteliti adalah : 1. Penelitian ini bersifat deskriptif, yang hanya memaparkan suatu situasi atau peristiwa secara sistematis, tidak mencari atau menjelaskan hubungan, tidak menguji hipotesis atau membuat prediksi. 2. Penelitian ini dilakukan terbatas pada opini publik terhadap tayangan-tayangan di TVRI sebagai stasiun televisi publik. 3. Objek penelitian ini adalah masyarakat kelurahan Sei Sikambing-B Kecamatan Medan Sunggal yang pernah atau sering menonton tayangan-tayangan TVRI dan berusia 17-50 tahun. Usia responden dipilih antara 17 – 50 tahun dengan alasan rentang usia tersebut adalah usia yang cukup matang dalam berpikir dan bertindak. Dan batasan usia maksimal responden 50 tahun adalah karena manusia yang umurnya berada di atas usia tersebut mengalami penurunan kualitas kesehatan secara alamiah seperti, pikun, kesehatan mata berkurang atau rabun. Sedangkan salah satu metode penelitian ini menggunakan kuesioner. 4. Penelitian dilakukan pada bulan Oktober - November 2009. dan penelitian akan diperpanjang jika data diperoleh belum lengkap.

1.4. Tujuan dan Manfaat Penelitian

Setiap penelitian yang dilakukan terhadap suatu masalah sudah pasti mempunyai tujuan yang ingin dicapai. Dengan adanya tujuan akan mendorong seseorang untuk melakukan usaha sedapat mungkin agar tujuan tersebut dapat dicapai. Universitas Sumatera Utara

1.4.1. Tujuan Penelitian.

Adapun tujuan penelitian ini adalah sebagai berikut: 1. Untuk mengetahui opini tentang eksistensi TVRI sebagai stasiun televisi publik di kalangan masyarakat kelurahan Sei Sikambing-B Kecamatan Medan Sunggal yang pernah atau sering menonton tayangan-tayangan TVRI sebagai stasiun televisi publik. 2. Untuk mengetahui motif masyarakat kelurahan Sei Sikambing-B kecamatan Medan Sunggal dalam menonton tayangan-tayangan di TVRI. 3. Untuk mengetahui manfaat yang diterima oleh masyarakat kelurahan Sei Sikambing-B Kecamatan Medan Sunggal setelah menonton tayangan-tayangan TVRI.

1.4.2. Manfaat Penelitian

Adapun manfaat penelitian adalah sebagai berikut: 1. Secara teoritis, untuk menerapkan ilmu yang diterima peneliti selama menjadi mahasiswa Ilmu Komunikasi FISIP USU, serta menambah cakrawala pengetahuan dan waasan peneliti terhadap dunia penyiaran televisi. 2. Secara akademis, penelitian ini diharapkan dapat memperkaya khasanah penelitian di bidang Ilmu Komunikasi, khususnya Komunikasi Massa. 3. Secara praktis, data yang diperoleh dari penelitian ini dapat menjadi masukan bagi manajemen TVRI dan departemennya yang berkompeten dalam merumuskan kebijaksanaan tayangannya.

1.5. Kerangka Teori

Setiap penelitian memerlukan kejelasan titik tolak atau landasan berpikir dalam memecahkan atau menyoroti permasalahannya. Untuk itu perlu disusun Universitas Sumatera Utara kerangka teori yang memuat pokok-pokok pikiran yang menggambarkan dari sudut mana akan disoroti Nawawi, 1995 : 39-40. Kerlinger menyebutkan teori merupakan himpunan konstruk konsep, definisi, dan preposisi yang mengemukakan pandangan sistematis tentang gejala- gejala dengan menjabarkan relasi di antara variabel, untuk menjelaskan dan meramalkan gejala tersebut Rakhmat, 2004 : 6. Dalam penelitian ini, teori yang dianggap relevan adalah :

1.5.1. Uses and gratifications

Salah satu dari teori komunikasi massa yang populer dan sering digunakan sebagai kerangka teori dalam mengkaji realitas komunikasi massa adalah uses and gratifications. Pendekatan uses and gratifications menekankan riset komunikasi massa pada konsumen pesan atau komunikasi dan tidak begitu memperhatikan mengenai pesannya. Kajian yang dilakukan dalam ranah uses and gratifications mencoba untuk menjawab pertanyan : “Mengapa orang menggunakan media dan apa yang mereka gunakan untuk media?” McQuail, 2002 : 388. Di sini sikap dasarnya diringkas sebagai berikut : Studi pengaruh yang klasik pada mulanya mempunyai anggapan bahwa konsumen media, bukannya pesan media, sebagai titik awal kajian dalam komunikasi massa. Dalam kajian ini yang diteliti adalah perilaku komunikasi khalayak dalam relasinya dengan pengalaman langsungnya dengan media massa. Khalayak diasumsikan sebagai bagian dari khalayak yang aktif dalam memanfaatkan muatan media, bukannya secara pasif saat mengkonsumsi media massa Rubin dalam Littlejohn, 1996 : 345. Di sini khalayak diasumsikan sebagai aktif dan diarahkan oleh tujuan. Anggota khalayak dianggap memiliki tanggung jawab sendiri dalam Universitas Sumatera Utara mengadakan pemilihan terhadap media massa untuk mengetahui kebutuhannya, memenuhi kebutuhannya dan bagaimana cara memenuhinya. Media massa dianggap sebagai hanya sebagai salah satu cara memenuhi kebutuhan individu dan individu boleh memenuhi kebutuhan mereka melalui media massa atau dengan suatu cara lain. Riset yang dilakukan dengan pendekatan ini pertama kali dilakukan pada tahun 1940- an oleh Paul Lazarfeld yang meneliti alasan masyarakat terhadap acara radio berupa opera sabun dan kuis serta alasan mereka membaca berita di surat kabar McQuail, 2002 : 387. Kebanyakan perempuan yang mendengarkan opera sabun di radio beralasan bahwa dengan mendengarkan opera sabun mereka dapat memperoleh gambaran ibu rumah tangga dan istri yang ideal atau dengan mendengarkan opera sabun mereka merasa dapat melepas segala emosi yang mereka miliki. Sedangkan para pembaca surat kabar beralasan bahwa dengan membaca surat kabar mereka selain mendapat informasi yang berguna, mereka juga mendapatkan rasa aman, saling berbagai informasi dan rutinitas keseharian McQuail, 2002 : 387. Riset yang lebih mutakhir dilakukan oleh Dennis McQuail dan kawan-kawan dan mereka menemukan empat tipologi motivasi khalayak yang terangkum dalam skema media – persons interactions sebagai berikut : 1. Diversion, yaitu melepaskan diri dari rutinitas dan masalah; sarana pelepasan emosi 2. Personal relationships, yaitu persahabatan; kegunaan sosial 3. Personal identity, yaitu referensi diri; eksplorasi realitas; penguatan nilai 4. Surveillance bentuk-bentuk pencarian informasi McQuail, 2002 : 388. Seperti yang telah kita diskusikan di atas, uses and gratifications merupakan suatu gagasan menarik, tetapi pendekatan ini tidak mampu melakukan eksplorasi terhadap Universitas Sumatera Utara berbagai hal secara lebih mendalam. Karena Teori Uses and Gratifications lebih menekankan pada pendekatan manusiawi di dalam melihat media. Artinya, manusia itu punya otonomi, wewenang untuk memperlakukan media. Blumer dan Katz percaya bahwa tidak hanya ada satu jalan bagi khalayak untuk menggunakan media. Sebaliknya, mereka percaya bahwa ada banyak alasan khalayak untuk menggunakan media. Menurut pendapat teori ini, konsumen media mempunyai kebebasan untuk memutuskan bagaimana lewat media mana mereka menggunakan media dan bagaimana media itu akan berdampak bagi dirinya Nurudin, 2004:181. Maka penjabaran uses and gratifications digambarkan seperti berikut Rakhmat1993:66: Anteseden Motif Penggunaan Media Efek -Variabel Individual - Personal - Hubungan - Kepuasan -Variabel Lingkungan - Diversi - Macam isi - Pengetahuan - Personal Identity - Hubungan dengan isi Gambar 1. Model Uses and Gratifications Pada gambar diatas dijelaskan bahwa Anteseden meliputi Variabel Individual yang terdiri dari data demografis seperti; usia, jenis kelamin, dan faktor-faktor psikologis komunikan. Dalam variabel lingkungan yang tercakup didalamnya adalah organisasi, sistem sosial dan struktur sosial. Motif tidak terbatas, tapi operasionalisasi Blumler dalam Rakhmat 1993:66 menyebutkan tiga orientasi: Orientasi Kognitif kebutuhan informasi, Surveillance pengawasan lingkungan, atau eksplorasi realitas, diversi kebutuhan akan pelepasan dari tekanan dan kebutuhan akan hiburan, serta identitas personal yakni Universitas Sumatera Utara menggunakan isi media untuk memperkuat atau menonjolkan sesuatu yang penting dalam kehidupan atau situasi khalayak sendiri. Beberapa ahli menyebukan bahwa motif dasar menggunakan media adalah kebutuhan akan kontak sosial. Oleh Katz, Blumler dan Gurevitch dalam Rakhmat, 2005:208 kontak sosial tersebut dikelompokkan pada “aliran” Unifungsional. Kemudian disebutkan dua fungsi media massa lainnya “aliran” bifungsional. Media massa memenuhi kebutuhan akan fantasi dan informasi—Menurut Weiss; atau hiburan dan informasi—Menurut Wilbur Schramm. Yang lain lagi menyebutkan empat fugsi media massa dalam memenuhi kebutuhan: Surveillance pengawasan lingkungan, correlation hubungan sosial, hiburan dan transmisi kultural. Penggunaan media terdiri dari jumlah waktu yang digunakan dalam berbagai media jenis isi media yang dikonsumsi dan berbagai hubungan antara individu konsumen media dengan isi media yang dikonsumsi atau dengan media secara keseluruhan. Sedangkan yang terakhir adalah Efek media, yang dapat dioperasioanalisasikan sebagai evaluasi kemampuan media untuk memberikan kepuasan.

1.6. Kerangka Konsep

Kerangka konsep sebagai hasil pemikiran yang rasional merupakan uraian yang bersifat kritis dan memperkirakan kemungkinan hasil penelitian yang dicapai dan dapat mengantarkan penelitian pada rumusan hipotesa Nawawi. 1995 : 40. Beberapa konsep yang peneliti gunakan : Universitas Sumatera Utara

1.6.1. Komunikasi Massa

Definisi komunikasi massa yang paling sederhana dikemukakan oleh Bittner, yakni : komunikasi massa adalah pesan yang\dikomunikasikan melalui media massa pada sejumlah besar orang Ardianto, 2004 : 3. Definisi komunikasi massa yang lebih rinci dikemukakan oleh ahli komunikasi massa yang lain, yaitu Gerbner. Komunikasi massa ialah produksi dan distribusi yang berlandaskan teknologi dan lembaga dari arus pesan yang kontinyu serta paling luas dimiliki orang dalam masyarakat industri Ardianto, 2004 : 4. Dari definisi Gerbner tergambar bahwa komunikasi massa itu menghasilkan suatu produk berupa pesan-pesan komunikasi. Produk tersebut disebarkan, didistribusikan kepada khalayak secara terus menerus dalam jarak waktu yang tetap, misalnya harian, mingguan, dwimingguan atau bulanan. Proses memproduksi pesan tidak dapat dilakukan oleh perorangan, melainkan oleh lembaga dan membutuhkan suatu teknologi tertentu sehingga komunikasi massa akan banyak dilakukan oleh masyarakat industri. Sedangkan menurut Joseph A. Devito merumuskan komunikasi massa yakni pertama, komunikasi massa adalah komunikasi yang ditujukan kepada massa, kepada khalayak yang luar biasa banyaknya. Masalah jumlah pembaca atau pemirsa tidak ada pembatasan yang jelas secara matematis. Kedua, komunikasi massa adalah komunikasi yang disalurkan oleh pemancar- pemancar yang audio dan atau visual. Komunikasi massa barangkali akan lebih mudah dan logis bila didefinisikan menurut bentuknya : televisi, radio, surat kabar, majalah, film, buku, dan pita Effendy,2006:21. Dari buku Effendy pula terungkap bahwa berbagai defnisi komunikasi massa yang dikemukakan oleh para ahli komunikasi tidak terlihat perbedaan yang mendasar Universitas Sumatera Utara atau prinsip, bahkan definisi-definisi itu satu sama lain saling melengkapi. Hal ini telah memberikan gambaran yang jelas mengenai komunikasi massa. Kesimpuannya komunikasi massa memiliki beberapa karakteristik umum yaitu : 1. Komunikator terlembagakan 2. Pesan bersifat umum 3. Komunikannya anonim dan heterogen 4. Media massa menimbulkan keserempakan 5. Komunikasi mengutamakan isi ketimbang hubungan 6. Komunikasi massa bersifat satu arah 7. Stimuli alat indra terbatas 8. Umpan balik tertunda delayed

1.6.2 Media Massa Televisi

Everet M. roger, dalam bukunya Diffusion of Innovation menyatakan bahwa tekhnologi dirancang untuk “instrumental action” gerak peralatan guna mengurangi ketidak pastian dalam hubungan sebab akibat. Termasuk di dalamnya untuk mencapai tujuan yang diinginkan. Dan dalam bukunya yang lain Communication Technology: The new media in society Roger menulis bahwa tekhnologi biasanya memiliki dua aspek. Yaitu aspek perangkat keras dan aspek perangkat lunak. Aspek perangkat keras bersifat objek materi. Sedangkan aspek perangkat lunak adalah dasar informasi untuk perangkat keras. Dalam tekhnologi informasi, media saluran televisi menempati posisi terdepan. Dalam hal popularitas dan pengaruh. Kemampuan media massa televisi memadukan informasi dalam bentuk audio dan visual membuatnya begitu dipuja. Kemampuan itu pula yang membuat daya tembusnya dalam fikiran pemirsa, bisa begitu dalam. Yang pada akhirnya meninggalkan bekas mendalam. Fungsi televisi Universitas Sumatera Utara hampir sama dengan fungsi media massa lainnya surat kabar dan radio siaran, yakni sebagai alat informasi, mendidik, menghibur dan membujuk. Tetapi fungsi menghibur lebih dominan pada media televisi. Sebagaimana hasil penelitian- penelitian yang dilakukan oleh mahasiswa Fakultas Ilmu Komunikasi UNPAD, yang menyatakan pada umumnya tujuan utama khalayak menonton televisi adalah untuk memperoleh hiburan, selanjutnya untuk memperoleh informasi Ardianto, 2004 : 128. Masih menurut Ardianto, media massa televisi memiliki karakteristik yang membedakannya dengan media massa lainnya yaitu : 1. Audiovisual 2. Berpikir dalam gambar 3. Pengoperasian lebih kompleks.

1.6.3. TV Publik

TVRI mendapatkan anugerah sekaligus kepercayaan untuk menjadi Televisi Publik sesuai dengan amanat UU 32 2002. TVRI menjalankan fungsi sepenuhnya sebagai TV Publik sejak 28 Desember 2005. Pertama kali dalam sejarah bangsa ini, rakyat Indonesia memiliki Televisi Publik yang menjadi tumpuan masyarakat untuk berperan sebagai media alternatif yang mampu menyajikan program siaran yang bermutu dan tidak melulu didominasi oleh kepentingan komersial. Sejuta harapan disandarkan kepada TVRI beserta jajaran manajemen dan Dewan Pengawas agar TVRI mampu unjuk gigi dalam keunikan dan kedudukannya yang sekarang. Sebagai Televisi Publik, TVRI harus mampu berperan aktif untuk menyediakan ruang bagi wacana publik, menghidupkan peran supervisi publik sebagai khalayak dan juga Universitas Sumatera Utara mengajak mereka berpartisipasi aktif dalam mendukung tersajinya program acara yang benar-benar mengakomodasi kepentingan dan kebutuhan masyarakat. Peran publik ini yang tentunya tidak bisa dilakukan di masa-masa sebelumnya terkait dengan keberadaan televisi swasta yang selama ini telah mengurung kita dengan berbagai program tayangannya yang melulu tersaji karena kepentingan rating dan pendapatan iklan. Dalam Ps. 3 PP 112005 dikatakan, TVRI sebagai Lembaga Penyiaran Publik berfungsi sebagai media informasi, pendidikan, hiburan yang sehat, sekaligus kontrol dan perekat sosial. Keikutsertaan publik oleh karenanya menjadi jiwa dari operasional TVRI sekarang. Bagaimana publik melekat dalam seluruh aktivitas dan gairah kreativitas berkarya. Terkait dengan melekatnya publik dalam seluruh aktivitas TVRI kita bisa belajar dari TV Publik PBS - Public Broadcast Station di Arizona, AS beberapa waktu lalu. TV Publik di Amerika memegang peranan penting tidak saja sebagai pembentuk identitas nasional, tetapi sekaligus mencerminkan keberagaman keinginan, kebutuhan, serta harapan masyarakat akan sebuah program siaran. Kondisi yang sama yang tentunya juga diharapkan akan mampu dilakukan oleh TVRI, sehingga masyarakat yang sekaligus merupakan khalayak tersebut ditempatkan sebagai warga negara yang sesungguhnya, yang memiliki hak untuk memperoleh informasi yang benar serta menyampaikan aspirasi mereka. Ada dua penting yang bisa kita pelajari dari mereka. Pertama keterlibatan dan rasa memiliki masyarakat terhadap TV Publik di Arizona. Yang pertama adalah donasi publik public donation yang merupakan dukungan publik secara sukarela dengan menyumbangkan sejumlah uang agar acara yang mereka gemari dapat terus ditayangkan dan dikembangkan. Pembiayaan TV Universitas Sumatera Utara Publik berasal dari beberapa sumber, yaitu iuran penyiaran, APBN atau APBD, sumbangan masyarakat, iklan dan usaha lain yang sah. Donasi publik adalah bentuk sumbangan masyarakat yang sifatnya sukarela; dan ini berbeda dari iuran penyiaran yang selama ini kita kenal dan sifatnya wajib. PBS di Arizona memiliki beberapa saluran telepon yang dapat dihubungi oleh masyarakat 24 jam setiap harinya untuk menyatakan dukungan mereka atas sebuah program acara, menyampaikan kritik, saran, serta menyumbangkan sejumlah dana agar acara tersebut dapat terus ditayangkan dan dikembangkan. Tidak ada paksaan, namun dari sinilah TV Publik dapat mengikuti tren yang berkembang di masyarakat tentang mata acara yang disukai. Jika misalnya, acara kesenian daerah wayang orang, wayang kulit, kethoprak diminati oleh masyarakat maka mereka yang merasa puas oleh sajian ini dapat menghubungi hotline yang tersedia untuk menyatakan dukungan dan menyumbangkan sejumlah dana secara sukarela. Public donation menunjukkan betapa dukungan, kepedulian, sekaligus rasa memiliki masyarakat terhadap TV Publik sudah sangat besar. Tidak mengherankan jika menurut Craig Allen Arizona State University, PBS di Arizona menjadi TV paling digemari dan mengalahkan stasiun - stasiun televisi swasta lokal dan nasional yang ada. Yang kedua adalah bagaimana menata program siaran TV Publik di Arizona untuk tetap fresh dan kreatif. Dalam menciptakan program acara yang kreatif dan mampu menarik perhatian serta memuaskan khalayak, PBS di Arizona bekerjasama dengan universitas setempat. Para mahasiswa Jurnalistik dan Komunikasi Massa di The Walter Cronkite School of Journalism and Mass Communication, Arizona State University menjadi partner kreatif dalam menghasilkan program acara yang tidak kalah menarik kemasannya dengan program-program yang ditayangkan oleh TV swasta. Salah satu acara yang paling digemari oleh masyarakat Arizona, yang Universitas Sumatera Utara merupakan produksi bersama TV publik di sana dan para mahasiswa tersebut adalah program dialog bersama Gubernur Arizona. Syuting dilakukan di studio kampus, dan merupakan kerja kreatif bersama antara kru PBS dan para mahasiswa. Program ini sekaligus merupakan bentuk dukungan penuh pemerintah selain dalam bentuk pendanaan terhadap TV Publik yang menunjukkan political will mereka dalam menjadikan TV Publik sebagai penyeimbang dalam penyajian informasi yang benar, pendidikan, budaya, dan hiburan bagi masyarakat.

1.6.4. OpiniPublik

Definisi publik: John Dewey “Publics are spontaneous groups of citizens who share the indirect effects of a particular action” Publik adalah kelompok spontan dari suatu penduduk yang berbagi tindakan khusus secara tidak langsung. Public is about the what of belonging to the people; relating to, or affecting, a nation, state, or community; opposed to private; as, the public treasury, a road or lake. Public is also defined as the people of a nation not affiliated with the government of that nation. Publik adalah tentang hal yang semestinya bagi orang orang : hubungan, perasaanemosi, bangsa, negara bagian atau suatu komunitas, dan lain-lain. Publik juga di definisikan sebagai orang di suatu bangsa yang tidak menggabungkan diri dengan pemerintahan di suatu bangsa. Definisi masyarakat dari segi istilah menurut Drs.Sidi Gazalba mengutamakan dua perkara, pertama, interaksi manusia dengan manusia, hidup berkelompok dan Universitas Sumatera Utara dalam masyarakat yang teratur. Kedua, pemelihara interaksi yang teratur dalam kelompok. Masyarakat merupakan pergaulan hidup, pengaulan antara manusia dengan kelompok. Institut masyarakat bertanggungjawab mempertahankan hubungan yang teratur antara individu dengan individu. Masyarakat sebagai terjemahan istilah society adalah sekelompok orang yang membentuk sebuah sistem semi tertutup atau semi terbuka, dimana sebagian besar interaksi adalah antara individu-individu yang berada dalam kelompok tersebut. Lebih abstraknya, sebuah masyarakat adalah suatu jaringan hubungan-hubungan antar entitas-entitas. Masyarakat adalah sebuah komunitas yang interdependen saling tergantung satu sama lain. Umumnya, istilah masyarakat digunakan untuk mengacu sekelompok orang yang hidup bersama dalam satu komunitas yang teratur. Perbedaan Publik dengan Masyarakat : Masyarakat lebih luas ruang lingkupnya daripada Publik. Publik lebih spontan, sedangkan masyarakat lebih teratur. Publik adalah masyarakat yang tertarik dengan suatu haltergantung dengan masalahhal yang dihadapi. Definisi Opini Publik : Opini publik adalah unsur-unsur dari pandangan, perspektif dan tanggapan masyarakat mengenai suatu kejadian, keadaan, dan desas- desus tentang peristiwa-peristiwa tertentu. Konsep adalah penggambaran secara tepat fenomena yang hendak diteliti yakni istilah dan defenisi yang digunakan untuk menggambarkan secara abstrak kejadian, keadaan. kelompok atau individu, yang menjadi pusat perhatian ilmu sosial. Singarimbun, 1995 : 33. Jadi, kerangka konsep adalah hasil pemikiran yang rasional dalam menguraikan rumusan hipotesis yang merupakan jawaban sementara dari Universitas Sumatera Utara masalah yang diuji kebenarannya. Agar konsep-konsep dapat diteliti secara empiris, maka harus dioperasionalkan dengan mengubahnya menjadi variabel. Variabel yang digunakan dalam penelitian ini adalah sebagai berikut:

1. Subjek penelitian.

Subjek penelitian dalam penelitian ini adalah Tayangan TVRI sebagai stasiun televisi publik.

2. Objek penelitian.

Objek peneltian dalam penelitian ini adalah opini publik masyarakat kelurahan Sei Sikambing-B kecamatan Medan Sunggal.

1.7. Model Teoritis

Universitas Sumatera Utara Variabel – variabel yang telah dikelompokkan dalam kerangka konsep akan dibentuk menjadi satu model teoritis sebagai berikut : Tabel I.1. Operasinal Variabel Variabel teoritis Variabel operasional Subjek penelitian Tayangan TVRI sebagai stasiun televisi publik • Independen • Netral • Tidak komersil • Melayani masyarakat Objek penelitian Opini publik masyarakat kelurahan Sei Sikambing-B kecamatan Medan Sunggal • Diversion • Personal relationship Subjek penelitian Tayangan TVRI sebagai stasiun televisi publik Objek penelitian opini publik masyarakat kelurahan Sei Sikambing-B kecamatan Medan Sunggal Universitas Sumatera Utara • Personal identity • Surveillance • Karakteristik reponden: − Jenis Kelamin − Usia − Tingkat pendidikan − Frekuensi menonton − Durasi menonton

1.8. Operasional variabel