pertanyaan yang tidak dimengerti oleh reponden, untuk mendapatkan data yang lebih akurat. Penyebaran kuesioner ini berakhir pada tanggal 2 desember 2009.
4.2. Proses Pengolahan Data
Pengolahan data dilakukan setelah peneliti selesai mengumpulkan data dari 100 responden. Adapun tahapan pengumpulan data tersebut adalah
4.2.1.Penomoran Kuesioner
Penomoran kuesioner yaitu memberi nomor unit kuesioner sebagai pengenal, yaitu dari 1-100.
4.2.2. Editing
Editing yaitu proses pengeditan jawaban responden untuk memperjelas setiap jawaban yang meragukan dan menghindari terjadinya kesilapan pengisian dalam
kotak kode yang disediakan.
4.2.3. Coding
Coding yaitu proses pemindahan jawaban-jawaban responden ke kotak kode yang disediakan di kuesioner dalam bentuk angka score.
4. 2. 4. Inventarisasi Variabel
Inventarisasi variabel yaitu data mentah yang diperoleh dan dimasukkan ke dalam lembar Foltron Cobol FC sehingga memuat seluruh data dalam satu kesatuan.
4.2.5. Menyediakan Kerangka Tabel
Banyaknya kerangka tabel minimal sejumlah pertanyaan dalam kuesioner, maksimal sesuai dengan kebutuhan analisis. Kerangka tabel ini dilengkapi dengan
nomor tabel, judul tabel, kolom vertikal dan horizontal, kategori dan indikator, frekuensi, persen dan jumlah. Fungsi kerangka tabel ini untuk mewadahi selebaran
data penelitian. 4.2.6. Tabulasi Data
Universitas Sumatera Utara
Tabulasi data yaitu memindahkan variabel responden dari lembar FC ke dalam kerangka tabel. Adapun tabel yang disajikan berbentuk tabel tunggal. Penyebaran data
dalam tabel secara rinci melalui kategori, frekuensi, persentase, dan selanjutnya dianalisis.
4.3. Analisis Tabel Tunggal
Analisa tabel tunggal yang dimaksudkan untuk melihat distribusi jawaban responden dari setiap variabel yang diteliti. Hasil yang diperoleh setelah melakukan
penelitian di lapangan adalah sebagai berikut:
Tabel IV.1. Jenis kelamin responden
No Jenis kelamin
F 1
Laki-laki 73
73 2
Perempuan 27
27 Jumlah
100 100
P.1 FC.2
Penelitian ini melibatkan total 100 seratus responden. Di antara seratus responden tersebut 73 73 orang di antaranya berjenis kelamin laki-laki. 23 23
Sisanya berjenis kelamin perempuan. Besarnya jumlah responden berjenis kelamin laki-laki dikarenakan di lapangan, peneliti sangat sulit menemukan warga
berjenis kelamin perempuan yang memenuhi persyaratan frekuensi menonton TVRI sesuai kriteria responden.
Ada sekitar 50 orang calon responden perempuan yang gagal terpilih, menyatakan siaran TVRI tidak mampu menarik minat menonton mereka. Padahal
para calon reponden tadi memiliki frekuensi jam menonton televisi yang cukup tinggi, rata-rata sekitar 4-6 jam setiap harinya. Dari hasil fakta-fakta tersebut, peneliti
menarik kesimpulan bahwa siaran TVRI lebih menarik bagi kaum laki-laki
Universitas Sumatera Utara