24 Mei 1980. Konvensi wina ini merupakan kode diplomatik yang sebenarnya. Walaupun hukum kebiasaan dalam konvensi ini tetap berlaku sepertii tersebut dalam
alinea terakhir mukadimahnya, tetapi peranannya hanya sebagai tambahan: “…that
the rules of customa ry interna tiona l la w should continue to govern question not expressly regula ted by the provisions of
the present Convention.”
29
B. Fungsi dan Tujuan Pejabat Missi Diplomatik
Secara tradisional, fungsi pejabat missi diplomatik, baik duta besar maupun pejabat diplomatiknya adalah untuk mewakili negaranya dan mereka itu bertindak
sebagai suara dari pemerintahnya disamping sebagai penghubung antara pemerintah negara penerima dan negara pengirim. Mereka juga bertugas untuk melaporkann
mengenai keadaan dan perkembangan di negara dimana mereka di akreditasikan termasuk memberikan perlindungan terhadap kepentingan negaranya dan warga
negaranya di negara penerima.
30
Fungsi pejabat missi diplomatik pada dasarnya hanya berhubungan dengan persoalan politik, tetapi pada saat ini sulit bagi kita untuk memisahkakn antara politik
dengan aspek kehidupan ekonomi, sosial dan budaya. Oleh karena itulah fungsi pejabat
missi diplomatik
lama kelamaan
juga berubah,
bukan hanya
menyelenggarakan hubungan politik saja, tetapi sudah jauh masuk ke bidang
29
Syahmin,
Hukum Diplomatik,
Rajagrafindo, Jakarta, 2008, Halaman : 16-17
30
Sumaryo Suryokusummo,
Hukum Diplomatik Dan Konsuler,
Jakarta : Tatanusa, 2013, Halaman : 69
Universitas Sumatera Utara
perdagangan, keuangan, perindustrian dan lain sebagainya, yang sbenarnya merupakan wewenang konsuler.
Pejabat missi diplomatik ada yang bersifat tetap permanent, dan ada pejabat missi diplomatik yang bersifat sementara ad hoc. Lingkup fungsi pejabat missi
diplomatik sementara ad hoc sangat terbatas, begitu pula rentang waktu dan urusannya misalnya dalam menghadiri konferensi antarnegara, menandatangani
perjanjian, melakukan negoisasi khusus.
31
Fungsi pejabat missi diplomatik tetap permanent adalah melaksanakan seluruh tugas yang dibebankan oleh negara pengirim dinegara penerima sesuai
dengan kesepakatan kedua negara sepanjang tidak bertentangan dengan Konvensi Wina tahun 1961 dan konvensi lain yang berkaitan dengan hubungan diplomatik.
32
Berikut ini beberapa fungsi pejabat missi diplomatik seperti yang tercantum dalam Konvensi Wina 1961 :
Article 3 1.
The function of a diplomatik mission consist, inter alia, in: a
Representing the sending state in the receiving state; b
Protecting in the receiving state the interests of the sending state and of its na tiona l, within the limits permitted by interna tiona l la w;
c Negotiating with the government of the receiving state;
d Ascertaining by all lawful means conditions and developments in the
receiving sta te, a nd reposting thereon to the government of the sending sta te;
e Promoting friendly relations between the sending state and the receiving
sta te, a nd developing their economic cultura l a nd scientific rela tions.
31
Widodo,
Hukum Kekebalan Diplomatik,
Aswaja Presindo, Yogyakarta, 2009, Halaman: 50.
32
Ibid.
Universitas Sumatera Utara
Fungsi pejabat missi diplomatik adalah sebagai berikut: 1.
Mewakili negaranya dinegara penerima Perwakilan diplomatik yang dibuka oleh suatu negara ke negara lain
merupakan suatu perwakilan yang permanen permanent mission dan mempunyai tugas dan fungsi yang cukup beragam ius representationis
omnimodo yaitu hak keterwakilan sesuatu negara secara keseluruhan. Tugas
utama seorang duta besaar adalah untuk mewakili negara pengirim di negara penerima dan untuk bertindak sebagai saluran hubungan yang resmi antara
pemerintah dari kedua negara. Disamping itu tujuan pokok dari pembukaan hubungan diplomatik adalah untuk memudahkan hubungan resmi antara
negara dan para diplomatnya, dapat melakukan negosiasi dan menyampaikan pandangan dari pemerintahnya mengenai berbagai maslah kepada negara
dimana dia diakreditasi. Dengan demikian apa yang dilakukan oleh para diplomat dalam suatu
perwakilan diplomatik di negara penerima pada hakekatnya harus mencerminkan kepentingan dari negara pengirim dan pemerintahnya. Mereka
harus menjaga harkat dan martabat serta kehormatan negaranya sebagai negara yang berdaulat.
33
33
Sumaryo Suryokusumo,
Hukum Diplomatik Dan Konsuler,
Tatanusa, Jakarta, 2013, Halamn 70.
Universitas Sumatera Utara
2. Perlindungan terhadap kepentingan negara pengirim dan warga negaranya
Tugas kedua yang juga penting dari pejabat missi diplomatik adalah untuk melindungi kepentingan dari negara pengirim dan kepentingan dari warga
negarnya di negara penerima dalam batas-batas yang diperbolehkan oleh hukum internasional. Perlindungan itu harus pula diberikan oleh negara
penerima kepada para pejabat diplomatik dinegaranya. Bahkan negara ketiga pun harus memberikan fasilitas dan perlindungan diplomatik kepada para
pejabat diplomatik yang sedang in transit di negara ketiga yang bersangkutan Pasal 46 Konvensi Wina 1961. Walaupun memiliki fungsi proteksi, bukan
berarti Duta Besar boleh langsung campur tangan dalam persoalan rumah tangga negara penerima.
34
Hanya saja jika warga negaranya meminta pertolongan, ia wajib memberikannya dalam batas-batas kekuasaannya sejauh diperkenankan
hukum internasional. Sebagai contoh, warga negaranya dirugikan oleh suatu badan atau lembaga dari negara penerima maka sang duta boleh memberikan
perlindungan diplomatik kepada mereka berupa tuntutan ganti rugi melalu saluran diplomatik atau jika ada warga negaranya terlantar, duta dapat
memberikan pertolongan keuangan seandainya memang tersedia anggaran untuk itu atau mengajak warga negaranya yang lain untuk mengulurkan
34
Novi Monalisa Anastasia Tambun,
Penerobosan dan Perusakan Gedung konsulat Amerika Serikat Di Benghazi, Libya Ditinjau Dari Hukm Diplomatik,
Skripsi Fakultas Hukum Universitas Sumatera Utara, 2013. Halaman: 35-36
Universitas Sumatera Utara
tangan untuk memulangkan yang bersangkutan dengan biaya yang akan diperhitungkan kemudia secara gotong royong.
3. Melakukan perundingan dengan negara penerima
Pejabat missi diplomatik juga mempunyai tugas untuk melakukan perundingan mengenai berbagai masalah yang menjadi kepentingan
negaranya di negara penerima yang pada umumnya dilakukan oleh duta besar. Perundingan-perundingan tersebut
bukan saja menyangkut berbagai
permasalahan termasuk kerja sama bilateral baik dibidang politik, ekonomi, perdagangan, kebudayaan, militer ilmu pengetahuan dan lain sebagainya.
Disamping itu fungsi pejabat missi diplomatik juga untuk memberikan penafsiran mengenai pendapat atau sikap negara pengirim serta mencari
dukungan mengenai setiap masalah dari negara penerima termasuk untuk mengadakan konsultasi mengenai masalah-masalah internasional. Demikian
juga mengenai kekecewaan dan ketidak-puasan yang dialami oleh negara pengirim terhadap sikap pemerintah negara penerima mengenai sesuatu
masalah.
35
4. Laporan perwakilan diplomatik kepada pemerintahnya
Fungsi perwakilan diplomatik lainnya yang juga penting adalah menyangkut kewajiban untuk memberikan laporan kepada negaranya mengenai keadaan
dan perkembangan negara penerima dengan cara-cara yang tidak bertentangan dengan hukum mengenai berbagai aspek baik politik, ekonomi, sosial, budaya
35
Sumaryo Suryokusumo,
Op.cit,
Halaman: 74
Universitas Sumatera Utara
dan lain-lain . Dengan demikian perwakilan diplomatik memainkan peranan yang penting bukan saja dalam menyampaikan informasi dari pemerintah
negara penerima kepada negaranya tetapi juga sebaliknya. pejabat missi diplomatik tersebut juga harus secara aktif mengambil prakarsa dalam
mengumpulkan informasi dari berbagai sumber dinegara penerima dan menganalisanya sebelum menyampaikannya kepada pemerintah negara
pengirim. Didalam praktek hal itu bisa juga timbul masalah, karena beberapa negara menurut undang-undangnya melarang adanya azas kebebasan dalam
informasi. Oleh karena itu bisa saja terjadi bahwa cara-cara untuk memperoleh informasi itu dianggap biasa dan sah di satu negara, tetapi oleh
sesuatu negara lainnya bisa dilihat sebagai suatu tindak kriminal mata-mata.
36
5. Meningkatkan hubungan dan kerjasama di berbagai bidang
Fungsi pejabat missi diplomatik juga mencakup hal yang penting seperti kewajiban untuk meningkatkan hubungan persahabatan dengan negara
penerima dan mengembangkan hubungan ekonomi, kebudayaan dan ilmu pengetahuan. pejabat missi diplomatik juga bertugas untuk meningkatkan
hubungan ekonomi perdagangan atas dasar prinsip saling menguntungkan. Duta besar sebagai kepala perwakilan diplomatik bertugas untuk
meningkatkan pengertian antara dua negara karena itu melibatkan bukan saja yang berhubungan dengan pemerintah negara penerima tetapi juga dalam
rangka menjelaskan kebijakan dan sikap pemerintahnya dan pandangan
36
Ibid,
Halaman: 75
Universitas Sumatera Utara
mereka terhadap rakyat dan negara melalui media dan dalam acara-acara yang layak serta memberikakn pengertian terhadap pemerintah dan rakyat
mengenai maksud, harapan dan kehendak dari negaranya.
37
Fungsi pejabat missi diplomatik ini menurut pasal 13 Konvensi Wina 1961 mulai berlaku apabila
“kepala missi diplomatik dianggap telah memulai tugasnya di negara penerima , ba ik sa a t ia menyerahkan sura t-sura t keperca ya a nnya ma upun ia
memberita huka n keda tangannya dan menyera hka n sebuah sa linan asli sura t keperca ya nnya kepada menteri lua r negeri nega ra penerima , a ta u menteri la in ya ng
ditunjuk untuk itu, sesua i dennga n pra ktik ya ng berlaku di nega ra penerima ya ng
akan diperlakukan secara seragam” Urutan-urutan penyerahan surat-surat kepercayaan atau sebuah salinan asli
akan ditentukan oleh hati, tanggal, dan saat kedatangan kepala misi yang bersangkutan.
Pada umumunya tugas seorang kepala missi diplomatik akan berakhir karena telah habis masa jabatannya yang diberikan kepadanya. Tugas itu dapat pula berakhir
karena ia ditarik kembali recalled oleh pemerintah negaranya. Bisa juga berakhir karena sang diplomat yang bersangkutan tidak disukai lagi persona non-garata. Jika
antara negara pengirim dan negara penerima terjadi perang, tugas seorang diplomat juga kan terganggu terhenti dan ia biasanya dipanggil pulang. Kemudian, jika
kepala pemerintahan presidenrajaratu wafat, turun tahta, atau terjadi suksesi kepemimpinan nasional, dapat pula menyebabkan berhentinya tugas missi diplomatik
seorang pejabat diplomatik, pada saat sekarang, kematian kepala negara atau kepala
37
Ibid,
Halaman: 76
Universitas Sumatera Utara
pemerintahan, tidak lagi dipergunakan sebagai alasan untuk menarik kembali kepala perwakilannya diluar negeri
38
Menurut J.G Starke, sebuah pejabat missi diplomatik dapat berakhir dengan cara yang berbeda-beda diantaranya:
39
8. Penarikan kembali recall perutusan itu oleh negara yang mengirimnya. Surat
penarikan kembali biasanya disampaikan kepada kepala negara atau kepala menteri luar negeri dalam audensi yang resmi dan perutusan yang
bersangkutan akan menerima pengembalian Lettre de Recreance yang memberitahukan penarikannya.
9. Pemberitahuan oleh negar apengirim kepada negara penerima bahwa tugas
perutusan itu telah berakhir pasal 43 Konvensi Wina. 10.
Permintaan oleh negara penerima agar perutusan ditarik kembali recalled. Negara tuan rumah tidak perlu memberikan penjelasan mengenai permintaan
tersebut lihat Pasal 8 Konvensi Wina, akan tetapi seperti dalam kasus permintaan Australia pada bulan Juni 1986 agar Atase Afrika Selatan kembali
negaranya, hal ini secara tegas dapat didasarkan atas suatu klaim tetang tuduhan tindakakn yang tidak dapat diterima, dengan suatu batas waktu
tertentu untuk keberangkatanyya sepuluh hari seperti yang ditanyakan dalam permintaan Australia untuk pemulangan Atase yang dikemukakan di atas.
38
Syahmin,
Hukum Diplomatik,
Raja grafindo, Jakarta, 2008, Halaman: 85
39
J.G.Starke,
Pengantar Hukum Internasional,
Sinar Grafika, Jakarta, 2000, Halaman 571- 572
Universitas Sumatera Utara
Walaupun penyebutan tentang batas waktu itu tidak secara etgas diisyaratkan oleh Konvensi Wina.
11. Penyerahan paspor-paspor kepada perutusan dan stafnya serta keluarganya
oleh negara yang menerima, seperti pada waktu pecah perang antara negara pengirim dan negara penerima.
12. Pemberitahuan oleh negara penerima kepada negara pengirim, jika perutusan
itu dinyatakan persona non grata dan apabila ia tidak ditarik kembali atau tugas-tugasnya belum berakhir, bahwa negara penerima itu menolak
mengakuinya lagi sebagai anggota misi pasal 9 dan 43 Konvensi Wina. 13.
Tujuan misi tersebut telah terpenuhi. 14.
Berakhirnya masa berlaku surat-surat kepercayaan yang diberikan hanya untuk waktu terbatas.
Tujuan pejabat missi diplomatik, Menurut ketetapan Konggres Wina 1815 dan Konggres Aux La Chapella 1818 konggres Achen, pelaksanaan peranan perwakilan
diplomatik guna membina hubungan dengan negara lain dilakukan oleh perangkat- perangkat berikut :
40
a. Duta Besar Berkuasa Penuh ambassador, adalah tingkat tertinggi dalam
perwakilan diplomatik yang mempunyai kekuasaan penuh dan luar biasa. Ambassador ditempatkan pada negara yang banyak menjalin hubungan
timbale balik.
40
Ryeza,
Menganalisis Fungsi Perwakilan Diplomatik,
Sumber: http:ryezamanutd.blogspot.com201306menganalisis-hubungan-internasional.html, Diakses: 29
Januari 2015
Universitas Sumatera Utara
b. Duta gerzant, adalah wakil diplomatik yang pangkatnya lebih rendah dari
duta besar, Dalam menyelesaikn segala persoalan kedua negara dia harus berkonsultasi dengan pemerintah negaranya.
c. Menteri Residen, seorang menteri residen dianggap bukan wakil pribadi
kepala negara. Dia hanya mengurus urusan negara dan pada dasarnya tidak berhak mengadakan pertemuan dengan kepala negara dimana dia berugas.
d. Kuasa Usaha
charge d’Affair. Dia tidak ditempatkan oleh kepala negara kepada kepala negara tetapi ditempatkan oleh menteri luar negeri kepada
menteri luar negeri. e.
Atase-atase, adalah pejabat pembantu dari duta besar berkuasa penuh. Atase terdiri atas dua bagian, yaitu:
1. Atase Pertahanan
Atase ini dijabat oleh seorang perwira militer yang diperbantukan departemen Luar negeri dan ditempatkan di kedutaan besar negara bersangkutan, serta
diberi kedudukan sebagai seorang diplomat. Tugasnya adalah memberikan nasehat di bidang militer dan pertahanan keamanan kepada duta besar
berkuasa penuh.
2. Atase Teknis
Atase ini dijabat oleh seorang pegawai negeri sipil tertentu yang tidak berasal dari lingkungan Departemen Luar Negeri dan ditempatkan di salah satu
Universitas Sumatera Utara
kedutaan besar untuk membantu duta besar. Dia berkuasa penuh dalam melaksanakan tugas-tugas teknis sesuai dengan tugas pokok dari
departemennya sendiri. Misalnya Atase Perdagangan, Perindustrian, Pendidikan Kebudayaan.
41
C. Teori-Teori Kekebalan Diplomatik