BAB III BENTUK-BENTUK PELANGGARAN ATAS KEKEBALAN DIPLOMATIK
OLEH NEGARA PENERIMA TERHADAP STAF MISSI DIPLOMATIK
A. Pelanggaran Terhadap Gedung Perwakilan Diplomatik
Negara penerima wajib menjaga keamanan dan keselamatan gedung pewakilan diplomatik dari segala bahaya yang mengancam, baik dari warga negara
penerima maupun warga negara asing. Pada dasarnya alat-alat negara penerima tidak diperkenankan memasuki gedung perwakilan diplomatik asing, tetapi dalam keadaan-
keadaann tertentu dapat mengajukan permohonan memasuki dan apabila permohonan tersebut ditolak maka alat-alat negara penerima boleh berupaya terus memasuki
sampai berhasil.
75
Tidak diganggu gugatnya gedung perwakilan asing itu, sesungguhnya menyangkut dua aspek :
76
1. Mengenai kewajiban negara penerima untuk memberikan perlindungan
sepenuhnya sebagai perwakilan asing dinegara tersebut dari setiap gangguan. Bahkan bila terjadi keadaan luar biasa seperti putusnya hubungan diplomatik,
atau terjadinya konflik bersenjata antar negara pengirim dan negara penerima, kewajiban negara penerima untuk melindungi gedung perwakilan berikut
harta milik dan arsip-arsip tetap harus dilakukan.
75
Widodo,
Op.Cit
, Halaman : 125
76
Syahmin,
Op.cit.
Halaman : 137-138
Universitas Sumatera Utara
2. Kedudukan perwakilan asing itu sendiri yang dinyatakan kebal dari
pemeriksaan termasuk barang-barang miliknya dan semua arsip yang ada di dalamnya.
Pasal 22 Konvensi Wina mengatur tentang tidak diganggu gugatnya kantor perwakilan diplomatik dan kewajiban negara untuk melindungi kantor tersebut dari
setiap gangguan atau kerusakan dan mencegah setiap gangguan ketenangan perwakilan atau hal yang menurunkan martabatnya, serta kekebalan dari
penggeledahan, penuntutan, pengikatan atau penyitaan. Sedangkan Pasal 41 ayat 3 mengatur bahwa kantor perwakilan tidak boleh digunakan dengan cara apapun yang
tidak sesuai dengan tugas-tugas perwakilan sebagaimana ditetapkan dalam Konvensi Wina 1961.
77
Berdasarkan penjelasan diatas maka dapat disimpulkan bahwa laranngan mengganggu perlindungan terhadap gedung perwakilan diplomatik asing merupakan
kesepakatan yang telah diakui secara universal dan dipraktikkan oleh negara-negara sejak dulu, namun dalam praktiknya di berbagai tempat masih sering terjadi
gangguan. Pada bulan februari 1984 kelompok pelajar revolusioner dari Lybia
mengambil alih kedutaan besar Lybia di Inggris atas perintah dari presiden negara Lybia pada saat itu Kolonel Muammar Gaddafi. Pada bulan April 1984 terjadi demo
besar-besaran di depan kedutaan besar Lybia di Inggris yang dilakukan oleh Front
77
Sigit Fahrudin,
Pelanggaran Terhadap Gedung Perwakilan Diplomatik,
Sumber: http:mukahukum.blogspot.com201002pelanggaran-terhadap-gedung-perwakilan.html , Diakses :
30 Januari 2015
Universitas Sumatera Utara
Keselamatan Lybia Nasional FKLN setelah adanya eksekusi dari dua pelajar Lybia yang telah mengkritik pemerintahan Lybia. Pemerintahan Inggris sudah
memperingatkan akan adanya potensi bentrok antara demonstran dengan loyalis Kadaffi yang menguasai gedung kedutaan.
78
Pada saat berlangsungnya demonstrasi tersebut pemerintah Inggris melakukan penjagaan di depan kedutaan Lybia sebagai salah satu bentuk perlindungan terhadap
kekebalan gedung diplomatik yang merupakan tanggungjawab dari negara penerima. Pada pukul 10.48 tembakan dari dalam kedutaan Lybia yang melukai salah satu
aparat kepolisian inggris yang akhirnya meninggal dunia, Peristiwa penembakan dari dalam area kedutaan besar Libya tersebut merupakan pelanggaran kedaulatan
terhadap Inggris dan merupakan gangguan keamanan di territorial Inggris yang menimbulkan korban jiwa warga negara Inggris. Inggris mempunyai hak untuk
menjaga keamanan dan melaksanakan hukum di wilayahnya serta melindungi warga negaranya. Di sisi lain, area kedutaan besar Libya dilindungi oleh kekebalan gedung
diplomatik sesuai pasal 22 ayat 1 konvensi wina 1961.
79
Kasus lain atas pelanggaran kekebalan diplomatik adalah, kasus ini terjadi berawal dari Inggris membantu secara terbuka kebijakan Amerika Serikat terhadap
Iran, termasuk sanksi ekonomi yang diterapkan oleh Amerika Serikat yang diumumkan oleh Menkeu dan Menlu Amerika Serikat pada 22 November 2011 lalu
78
Apriadi Tambaruka,
Revolusi Timur Tengah: Kejatuhan Para Penguasa Otoriter di Negara-Negara Timur Tengah,
Yogyakarta, Narasi, 2001, Halaman : 220
79
Elisabeth Septin Puspoayu,
Kekebalan Gedung Perwakilan Diplomatik Dalam Situasi Khusus Studi Kasus Kedutaan Besar Lybia di London 1984,
Sumber : http:aiuabeth.blogspot.com201205cobacoba.html , Diakses: 30 Januari 2015
Universitas Sumatera Utara
saat penetapan kebijakan ekstrim terhadap Iran dengan menerapkan UU Patriot Amerika Serikat. Sanksi Amerika Serikat yang dibantu Inggris terbaru itu
memang sangat keras dan tajam untuk memberi pelajaran keras terhadap Iran. Diprediksikan oleh berbagai kalangan sanksi baru Amerika Serikat tersebut bisa jadi
sebagai cikal bakal terbitnya resolusi terbaru PBB terhadap Iran. Resolusi terbaru tersebut adalah representasi dunia internasional atas akumulasi kekecewaan
Amerika Serikat dibantu Inggris dan sekutunya terhadap kebijakan garis keras Iran dalam bernegosiasi dengan Barat. Akhirnya pada tanggal 27 November 2011
ketegangan itu memuncak setelah Parlemen Iran menyetujui RUU pengurangan hubungan diplomatik dengan Inggris sebagaimana yang telah diumumkan oleh
Parelemen Iran dua hari lalu, seperti dilaporkan oleh kantor berita Iran. Dalam serbuan kali ini para pelajar dan mahasiswa pada siang hari tadi waktu Iran menyerbu
kedutaan Inggris dengan melemparinya dengan batu dan melemparkan bom molotov ke dalam kedutaan dari luar pagar. Mereka melawan barikade Polisi keamanan Iran.
Pada saat itu keadaan kedutaan benar-benar terjaga, dalam tempo 2 jam setelah berdesak-desakan para pelajar dan mahasiswa berhasil menembus barikade polisi.
Perlindungan memang diperlukan bagi kedutaan besar Inggris dari pemerintah Iran, karena dalam ini adanya kewajiban perlindungan di dalam lingkungan gedung
perwakilan asing Interna Rationae dan perlindungan di luar gedung perwakilan asing Externa Rationae. Kegiatan yang terjadi diluar gedung perwakilan asing
tersebut dalam hal ini unjuk rasademonstrasi yang merusak gedung kedutaan besar
Universitas Sumatera Utara
Inggris, hal itu merupakan gangguan terhadap ketenangan perwakilan dalam menjalankan misinya atau dapat menurunkan harkat dan martabat perwakilan asing di
suatu negara yang pada hakikatnya bisa bertentangan dengan arti dan makna dari Pasal 22 2 Konvensi Wina 1961. Pasal 22 2 ini mengakibatkan suatu tingkat
perlindungan yang khusus di samping kewajiban yang sudah ada guna menunjukkan kesungguhan dalam melindungi perwakilan asing yang berada di suatu negara. Dalam
kasus perusakan Kedutaan Besar Inggris untuk Iran ini, negara Iran telah lalai melindungi perwakilan asing perwakilan dari negara Inggris di wilayah negaranya
sekaligus melanggar pasal 22 ayat 2 Konvensi Wina 1961.
80
B. Pelanggaran Kebebasan Komunikasi