Tinjauan Mengenai Penanganan dan Penyelesaian Kasus Penangkapan

itu, menurut kacamata warga India, hanya bisa terjadi dalam kasus criminal bukan kepada seorang diplomat. Selain melucuti imunitas politik para istri atau suami serta anak-anak diplomat Amerika Serikat, India melakukan serangkaian aksi balas dendam lainnya. Termasuk meneliti ketertiban para diplomat AS dalam membayar pajak. Jika ada pasangan diplomat atau anak-anaknya yang mengemplang pajak, New Delhi tidak segan-segan menindak mereka secara hukum.

G. Tinjauan Mengenai Penanganan dan Penyelesaian Kasus Penangkapan

Diplomat India oleh Kepolisian Amerika Serikat Secara yuridis, dakwaan seberat-beratnya dan meskipun perwakilan diplomatik India itu memang benar terbukti bersalah karena melanggar hukum AS yaitu Title 28, United States Code, Section 1746 - Correction of conveyance documents yang mengatur penipuan visa dengan sengaja dan di bawah sumpah dan ditambah dengan Khobragade mengajukan kontrak kerja kepada Departemen Luar Negeri AS, untuk mendukung permohonan visa yang diajukan oleh Khobragade untuk individu lain, yang dia tahu mengandung pernyataan palsu dan penipuan dan tuduhan penipuan visa tersebut dapat diancam dengan hukuman maksimal 10 tahun penjara dan pada laporan palsu ancaman hukuman maksimal lima tahun. 105 Tetap saja tindakan AS tersebut keliru karena setiap perwakilan diplomatik memiliki hak 105 Aida Mudjib, Analisa Pelanggaran HAM Pada Kasus Devyani Khobragade , Sumber: http:www.academia.edu6912104analisa_pelanggaran_HAM_pada_kasus_Devyani_Khobragade, Diakses: 2 Februari 2015 Universitas Sumatera Utara imunitas atau hak kekebalan terhadap hukum di negara penerima sesuai dengan pasal 29 Konvensi Vienna 1961: “Pejabat diplomatik tidak boleh diganggu gugat, tidak boleh ditangkap dan dita ha n. Mereka ha rus diperla kuka n denga n penuh horma t da n Nega ra penerima ha rus menga mbil la ngka h-la ngka h ya ng la yak untuk mencegah sera nga n a ta s diri, kebebasan dan martabatnya.” Sesuai dengan pernyataan pasal tersebut, AS dan India secara hukum kebiasaan internasional terikat pacta sunt servanda yang mewajibkan kedua pihak menyepakati perjanjian internasional tersebut karena kedua negara telah meratifikasinya dalam instrumen hukum nasionalnya masing-masing. Dimana ratifikasi berdasarkan hukum perjanjian internasional pada hakikatnya adalah tindakan konfirmasi konstitusional oleh negara terhadap perbuatan hukum yang telah dilakukan sebelumnya oleh pemerintah melalui penandatanganan perjanjian 106 . U.S. La w No. 1546 section 18 tentang pemalsuan dan penyalahgunaan Visa, izin tinggal dan dokumen lain pada pasal b menyebutkan: 107 “Whoever uses— 1 An identifica tion document, knowing or ha ving rea son to know tha t the document wa s not issued la wfully for the use of the possessor, 2 An identifica tion document knowing or ha ving rea son to know tha t the document is fa lse, or 106 Damos Dumoli Agusman, Hukum Per janjian Internasional: Kajian dan Praktik Indonesia , Refika Aditama, Bandung, 2010, halaman: 91 107 Aida Mudjib, Op.CIt Universitas Sumatera Utara 3 A fa lse a ttesta tion, for the purpose of sa tisfying a requirement of section 274Ab of the Immigra tion a nd Na tiona lity Act, sha ll be fined under this title, imprisoned not more than 5 years, or both.” Atas dasar inilah pemerintah AS melakukan penahanan atas Devyani Khobragade. Dan walaupun menuntut perrtanggungjawaban AS atas perlakuan tidak menyenangkan yang dia terima, khobragade tidak menyanggah bahwa dia membayar pembantunya dibawah upah minimum yang berlaku di AS. Namun demikian pemerintah AS telah melanggar hukum internasional setidaknya pada 2 peraturan Konvensi Vienna 1961, yakni bab 41 ayat 1 dan 2: Pada bab 41 ayat 1: “consular officers shall not be liable to arrest or detention pending tria l, except in the ca se of a grave crime and pursua n t to a decision by the competent judicial authority.” Pada ayat kedua bab yang sama ditegaskan: “consular officers shall not be committed to prison or be lia ble to a ny other form of restriction on their persona l freedom sa ve in execution of a judicia l dec ision of final effect.” Apapun dalih penahanannya, pemerintah AS sendiri akan sulit menolak alasan bahwa kedatangan asisten rumah tangga pada keluarga Khobragade akan membantu pelaksanaan tugas Khobragade sebagai orang nomor dua di Konjen India di New York secara efisien.Dengan mengacu prembule konvensi diatas, maka pernyataan bahwa situasi Khobragade tidak masuk dalam ketentuan hak istimewa dan imunitas terbantahkan dengan sendirinya. Diluar hukum yang tertuang dalam Konvensi Universitas Sumatera Utara Vienna, perlakuan selama Khobragade dalam penahanan yaitu pemborgolan, penelanjangan dan cavity searches, serta pengambilan sampel DNA yang dipaksakan padanya merupakan tindakan berlebihan. Hal ini merupakan pelecehan dan pelanggaran atas hak-hak asasi wanita tersebut. 108 Putusan Hakim Distrik AS di Manhattan Shira Scheindlin, menyatakan menutup kasus Devyani Khobragade dengan alasan kekebalan diplomatik. Hakim menemukan, Khobragade memiliki kekebalan luas dari apa yang didakwakan padanya. Juru bicara Jaksa Amerika Serikat di Manhattan Preet Bharara, James Margolin, mengatakan, kejaksaan belum berniat melanjutkan kasus ini. Pengadilan telah membuat keputusan, dan Devyani Khobragade telah mengakui, saat ini belum ada dakwaan baru terhadap dirinya. Tetapi pihak Amerika Serikat berniat melanjutkan kasus ini. 109 Putusan itu berpusat pada kompleksitas, mengenai tingkat perlindungan hukum yang diberikan pada diplomat. Saat Khobragade ditangkap statusnya adalah petugas konsuler yang memiliki kekebalan terbatas. Namun setelah dakwaan dikeluarkan pada 9 Januari, ia menjabat posisi baru yang membuatnya memiliki kekebalan lebih luas. Pengacara Khobragade, Daniel Arshack, mengatakan kliennya telah kembali ke tanah kelahirannya. Arshack menyatakan, kliennya merasa senang dengan 108 Ibid. 109 Agung Supriyanto, Hakim Federal AS Menghentikan Kasus Diplomat India, Sumber: http:www.republika.co.idberitainternasionalglobal140313n2dfoj-hakim-federal-as- menghentikan-kasus-diplomat-india , Diakses: 3 Februari 2015 Universitas Sumatera Utara keputusan yang dikeluarkan itu. Dia berbesar hati bahwa aturan hukum berlaku. Arshack menambahkan jika terdapat dakwaan baru kemungkin dipandang sebagai tindakan agresif dan keliru. Kini menurut Arshack, Khobragade telah berada di New Delhi. Khobragade menurutnya, masih terus bekerja untuk pemerintah dalam urusan luar negeri. 110 Saat dibebaskan, Khobragade mengirimkan email kepada rekan-rekannya di India di Departemen Luar Negeri bahwa ia mendapatkan perlakuan yang tidak manusiawi saat menjalani pemeriksaan oleh otoritas Amerika Serikat. Berikut ini kutipan emailnya: 111 I a m so gra teful for a ll the outpouring of unequivoca l support a nd ba cking tha t ha s been a va ilable to me from the fra ternity. I ta ke comfort in the confidence tha t this inva lua ble support will a lso be tra nsla ted into strong and swift a ction, to ensure the sa fety of me a nd my children, a s a lso to preserve the dignity of our service which is unquestionably under siege. While I wa s going through it, a lthough I must a dmit tha t I broke down ma ny times a s the indignities of repea ted handcuffing, stripping a nd ca vity sea rches, swa bbing, hold up with common crimina ls a nd drug a ddicts were a ll being imposed upon me despite my incessa nt a ssertions of immunity, I got the strength to rega in composure and rema in dignified thinking tha t I must represent a ll of my collea gues a nd my country with confidence a nd pride. I feel I ca n continue to do so tha nks to this strong a nd prolific support. Pemerintah India kemudian mengajukan Khobragade untuk dipidahkan ke perwakilan misi India di PBB, dimana ia dapat memperoleh hak kekebalan diplomatik penuh. Atas reaksi India tersebut, Deplu Amerika Serikat menjelaskan bahwa kesepakatan saat Khobragade ditempatkan di AS tidak berlaku surut yang artinya pihak India masih terikat kespakatan diplomatik dengan India. 110 Ibid. 111 Aida Mudjib, Op.Cit Universitas Sumatera Utara Khobragade diberikan visa G-1 oleh Amerika Serikat melalui Departemen Luar Negeri. Pada tanggal 8 Januari 2014 di bawah persyaratan Section 15 UN Hea dqua rters Agreement between UN a nd USA diberikan kekebalan diplomatik penuh dan akan menghalangi pengadilan yurisdiksi atas Khobragade. Para pejabat AS mengatakan bahwa Departemen Luar Negeri tidak punya pilihan selain untuk memberikan Khobragade kekebalan diplomatik penuh setelah ia terakreditasi untuk PBB karena dia tidak menimbulkan ancaman keamanan nasional. 112 112 Ibid. Universitas Sumatera Utara

BAB V KESIMPULAN DAN SARAN