Tabel 4.13
Muatan faktor item variabel sifat Keluwesan Bergaul
NO. ITEM
KOEFISIEN STANDAR
EROR NILAI T SIGNIFIKAN
3
0,48 0,09 5,17 V
12 0,05 0,09
5,95 V
19 0,20 0,10
2,03 V
28
0,53 0,09 5,86 V
37 0,37 0,09
3,95 V
46 0,47 0,09
3,95 V
53 - 0,30
0,10 - 3,03
V
62 0,47 0,09
5,03 V
70 0,47 0,09
5,04 V
78 0,82 0,08
9,95 V
87
0,33 0,10 3,23 V
95 0,74 0,08
8,83 V
Keterangan: tanda V= signifikan t1,96 X = tidak signifikan
Dilihat dari model faktor di atas, dari 12item yang mengukur sifat keluwesan bergaul, seluruh item ini menunjukkan angka yang signifikan. Hal ini
dikarenakan koefisien muatan faktor tersebut memiliki nilai t yang ditunjukkan dalam tabel melebihi 1,96.
4.3.4 Uji Validitas Konstruk Sifat Kerja Keras
Dalam sub bab ini peneliti menguji apakah 9 item yang ada bersifat unidimensional dalam mengukur sifat kerja keras. Dari hasil analisis CFA yang
dilakukan, model satu faktor adalah tidak fit, dengan chi square =45.74 , df=27, p- value=0,00000, RMSEA= 0,076. Namun setelah dilakukan modifikasi terhadap
model, dimanan kesalahan pengukuran pada beberapa item dibolehkan atau dibebaskan berkorelasi satu sama lainnya, maka diperoleh model fit seperti pada
gambar di bawah ini:
71
Gambar 4.4 Analisis faktor konfimatorik dari variabel sifat Kerja Keras.
Terlihat dari gambar 4.4, bahwa Chi-Square menghasilkan P0,05 tidak signifikan. Dengan demikian, model dengan hanya satu faktor dapat diterima,
yang berarti bahwa seluruh item terbukti mengukur satu hal saja, yaitu sifat instrumental. Hanya saja, pada model pengukuran ini terdapat kesalahan
pengukuran pada beberapa item yang saling berkorelasi, sehingga dapat disimpulkan bahwa beberapa item tersebut sebenarnya bersifat multidimensi pada
dirinya masing-masing. Adapun butir-butir soal yang kesalahan pengukurannya saling berkorelasi disajikan pada tabel di bawah ini.
72
Tabel 4.14
Matriks korelasi antar kesalahan pengukuran pada butir-butir item sifat Kerja Keras
No. Item
4 13 20 29 38 54 63 71
79 4 1
13 1 20 1
29 1 38 1
54 V 1 63 1
71 1
79 1
Keterangan: tanda V menunjukkan item yang kesalahannya saling berkorelasi
Dari tabel 4.14 di atas, dapat dilihat bahwa kesalahan pengukuran pada item yang saling berkorelasi. Dengan demikian kita dapat menyimpulkan mana
item yang bagus dan item yang jelek. Item yang jelek, karena terlalu banyak dimensi yang diukur adalah item nomor 13, yaitu terdapat kesalahan pengukuran
pada item dengan berkorelasi dengan item nomor 54. Sedangkan item yang bagus dalam hal ini adalah item nomor 4, 20 29, 38, 63, 71, dan 79, dimana item tersebut
tidak berkorelasi sama sekali dengan item-item lain. Selanjutnya, kualitas item juga dapat dilihat dari signifikan tidaknya item
tersebut menghasilkan informasi tentang apa yang hendak diukur. Dalam hal ini, yang diuji adalah hipotesis nihil tentang koefisien muatan faktor pada setiap item.
Pengujiannya dengan melihat nilai t bagi setiap koefisien muatan faktor, seperti pada tabel 4.15 di bawah ini:
73
Tabel 4.15
Muatan faktor item variabel sifat Kerja Keras
NO. Item
KOEFISIEN STANDAR
ERROR NILAI T SIGNIFIKAN
4 0,23 0,09
2,38 V
13
0,75 0,09 8,74 V
20 0,77 0,08
9,46 V
29 0,51 0,09
5,70 V
38
0,29 0,09 3,06 V
54 0,74 0,09
8,50 V
63 0,43 0,09
4,72 V
71
0,19 0,10 1,99 V
79 0,72 0,08
8,66 V
Keterangan: tanda V= signifikan t1,96 X = tidak signifikan
Dilihat dari model faktor di atas, dari 9 item yang mengukur sifat kerja keras, ternyata seluruh item ini menunjukkan angka yang signifikan. Hal ini
dikarenakan koefisien muatan faktor tersebut memiliki nilai t yang melebihi 1,96 seperti yang ditunjukkan dalam tabel.
4.3.5 Uji Validitas Konstruk Sifat Keyakinan Diri