4.1.5. Gambaran responden berdasarkan sentra usaha
Dari 122 responden yang diteliti, sebanyak 74 responden 60.7 berasal dari sentra usaha garment, sebanyak 24 responden 19.7 berasal dari sentra
usaha kulit, 11 responden 9 berasal dari sentra usaha logam, 5 responden 4.1 berasal dari sentra usaha meubel, dan sisanya sebanyak 8 responden 6.6
berasal dari sentra usaha aneka komoditi.
Tabel 4.5 Jumlah responden berdasarkan sentra usaha
Frequency Percent
Garment 74
60.7 Kulit
24 19.7
Logam 11
9.0 Meubel
5 4.1
Aneka Komoditi 8
6.6 Valid
Total 122
100.0
4.1.6. Gambaran responden berdasarkan lama usaha
Dari 122 responden yang diteliti, sebanyak 34 responden 27.9 termasuk dalam kelompok responden yang memiliki lama usaha 1-5 tahun,
sebanyak 48 responden 39.3 termasuk dalam kelompok yang memiliki lama usaha sekitar 6-10 tahun, sebanyak 12 responden 9.8 termasuk dalam
kelompok yang memiliki lama usaha sekitar 11-15 tahun, sebanyak 12 responden 9.8 termasuk dalam kelompok yang memiliki lama usaha sekitar 16-20 tahun.
Sedangkan sisanya yaitu sebanyak 16 responden 13.1 termasuk dalam kelompok yang memiliki lama usaha lebih dari 21 tahun.
60
Tabel 4.6 Jumlah responden berdasarkan lama usaha
Frequency Percent
1-5 tahun 34
27.9 6-10 tahun
48 39.3
11-15 tahun 12
9.8 16-20 tahun
12 9.8
21 tahun 16
13.1 Valid
Total 122
100.0
4.1.7. Gambaran responden berdasarkan omzet per tahun
Dari 122 responden yang diteliti, sebanyak 17 responden 13.9 per- tahunnya memperoleh omzet lebih dari 500 juta. Sebanyak 31 responden 25.4
memiliki omzet per-tahun sebesar 300 – 500 juta. Kemudian 74 responden sisanya 60.7 memiliki omzet per-tahunnya kurang dari 300 juta.
Tabel 4.7 Jumlah responden berdasarkan omzet tahun
Frequency Percent
500 Juta 17
13.9 300 juta - 500 juta
31 25.4
300 juta 74
60.7 Valid
Total 122
100.0
4.2. Uji Validitas Konstruk
Untuk menguji validitas konstruk setiap item maka peneliti melakukan uji validitas dengan menggunakan Confirmatory Factor Analysis CFA dengan
bantuan Lisrel 8.7. Adapun penjelasannya akan dipaparkan dalam sub bab berikut.
61
4.3.1 Validitas Konstruk Sifat Instrumental
Dalam hal ini, peneliti menguji apakah 11 item yang ada bersifat unidimensional dalam mengukur sifat Instrumental. Dari hasil yang diperoleh dari
faktor Instrumental, model satu faktor unidimensional tidak fit, yaitu dengan Chi-Square = 141.66, df = 44, P-Value = 0.00000, RMSEA = 0,135. Tetapi
setelah dilakukan modifikasi terhadap model dimana kesalahan pengukuran pada beberapa item dibolehkan atau dibebaskan berkorelasi satu sama lainnya, maka
akhirnya diperoleh model fit seperti pada gambar 4.1 berikut ini:
Gambar 4. 1: Analisis faktor konfimatorik dari variabel sifat Instrumental.
62
Terlihat dari gambar 4.1, bahwa Chi-Square menghasilkan P0,05 tidak signifikan. Dengan demikian, model dengan hanya satu faktor dapat diterima,
yang berarti bahwa seluruh item terbukti mengukur satu hal saja, yaitu sifat instrumental. Hanya saja, pada model pengukuran ini terdapat kesalahan
pengukuran pada beberapa item yang saling berkorelasi, sehingga dapat disimpulkan bahwa beberapa item tersebut sebenarnya bersifat multidimensi pada
dirinya masing-masing. Adapun butir-butir soal yang kesalahan pengukurannya saling berkorelasi disajikan pada tabel di bawah ini.
Tabel 4.8
Matriks korelasi antar kesalahan pengukuran pada butir-butir item sifat Instrumental
1 10 17 26 35 44 60 68 76 85 93
1 1
10 V
1 17
V 1
26 V
1 35
1 44
1 60
1 68
V V 1
76 V 1 85 V 1
93 V V 1
Keterangan: tanda V menunjukkan item yang kesalahannya saling berkorelasi
Dari tabel di atas, terlihat bahwa kesalahan pengukuran terjadi pada item nomor 1 berkorelasi dengan item nomor 10 dan 17. Dan kesalahan pengukuran
kesalahan pada item nomor 10 berkorelasi dengan item nomor 26 dan 93. item nomor 26 berkorelasi dengan item nomor 68. item nomor 35 berkorelasi dengan
63
item nomor 68. item nomor 44 berkorelasi dengan item nomor 76 dan 93. Dan item nomor 60 berkorelasi dengan item nomor 85.
Item Seperti yang dikemukakan sebelumnya, yaitu item yang pengukurannya saling berkorelasi adalah bersifat multidimensional. Artinya,
selain mengukur apa yang hendak diukur oleh sub tes yang bersangkutan, item tersebut juga mengukur hal lain. Makin banyak kesalahan pengukuran pada
sebuah item berkorelasi dengan kesalahan pengukuran pada item lainnya, makin rendah atau tidak idealnya kualitas item tersebut. Pada sub tes ini, item yang
bersifat multidimensional adalah item nomor 10, 26, 68 dan 93. Selanjutnya, kualitas item juga dapat dilihat dari signifikan tidaknya item
tersebut menghasilkan informasi tentang apa yang hendak diukur. Dalam hal ini, yang diuji adalah hipotesis nihil tentang koefisien muatan faktor pada setiap item.
Pengujiannya dengan melihat nilai t bagi setiap koefisien muatan faktor, seperti pada tabel 4.9 di bawah ini.
Tabel 4.9
Muatan faktor item variabel sifat Instrumental
NO. ITEM
KOEFISIEN STANDAR
ERROR NILAI T SIGNIFIKAN
1 0,51 0,09
5,83 V
10 0,40 0,09
4,46 V
17
0,61 0,08 7,73 V
26 0,16 0,09 1,76
X 35
0,65 0,08 7,88 V
44
0,92 0,08 11,61 V
60 0,60 0,08
7,06 V 68 0,09
0,09 0,08 X
76 0,56 0,10
5,73 V
85 0,19 0,09
2,15 V 93 0,08
0,10 0,74 X
Keterangan: tanda V= signifikan t1,96 X = tidak signifikan
64
Dilihat dari model faktor di atas, 3 dari 11 butir item yang mengukur sifat instrumental adalah tidak signifikan. Hal tersebut dikarenakan ketiga item
tersebut memiliki nilai t yang lebih rendah dari 1.96, yaitu item nomor 26, 68 dan 93.
4.3.2 Uji Validitas Konstruk Sifat Prestatif