PERHITUNGAN NILAI EVA KINERJA KEUANGAN BANK SYARIAH MEGA INDONESIA DENGAN METODE EVA 1. PERHITUNGAN NOPAT
yang positif antara tingkat pengembalian atas modal r dengan tingkat biaya modal rWACC. Penyesuaian pada NOPAT dilakukan atas hal yang
menyangkut kenaikan pajak tangguhan, kenaikan penyisihan aktiva produktif, kenaikan hak minoritas atas laba bersih anak perusahaan serta
adjusted terhadap beban bagi hasil agar tidak
double counting. Pada tahun 2007, terjadi penurunan nilai EVA walaupun nilai yang
tercipta tidak negatif, nilai EVA tahun 2006 sebesar Rp 399,106 dalam jutaan rupiah. Dibandingkan dengan tahun sebelumnya nilai EVA mengalami
penurunan sebesar 36.08. NOPAT mengalami peningkatan sebesar Rp 2,532,423 dalam jutaan rupiah artinya meningkat sebesar 0.15.
Capital charge meningkat menjadi Rp 2,133,317 dalam jutaan rupiah dibandingkan
tahun sebelumnya, artinya meningkat sebesar 12.03. Perusahaan meraih laba sebesar Rp 141,119 dalam jutaan rupiah. Pada tahun 2007 tingkat
pengembalian atas modal r = NOPAT Average capital sebesar 10.9,
sedangkan tingkat biaya modal rWACC 9.2. artinya telah tercipta nilai tambah yang berhasil diciptakan oleh manajemen karena adanya selisih yang
positif antara tingkat pengembalian atas modal r dengan tingkat biaya modal rWACC. Penyesuaian pada NOPAT dilakukan atas hal yang menyangkut
kenaikan pajak tangguhan, kenaikan penyisihan aktiva produktif, kenaikan hak minoritas atas laba bersih anak perusahaan serta
adjusted terhadap beban bagi hasil agar tidak
double counting.
Pada tahun 2008 terjadi penciptaan nilai tambah yang cukup signifikan dimana EVA positif didapat sebesar Rp 801,903 dalam jutaan
rupiah meningkat 100.95. Penghitungan NOPAT mengalami penurunan Rp 2,271,027 dalam jutaan rupiah, yang artinya menurun sebesar 10.32
dibandingkan tahun sebelumnya. Laba bersih perusahaan meningkat 231.11dari tahun sebelumnya menjadi sebesar Rp 467,255 dalam jutaan
rupiah. Penurunan capital charge sekitar 31.14 dari tahun sebelumnya
menjadi Rp 1,469,034 dalam jutaan rupiah. Pada tahun 2008 tingkat pengembalian atas modal r = NOPAT
Average capital sebesar 9.6, sedangkan tingkat biaya modal rWACC 6.2. artinya telah tercipta nilai
tambah yang berhasil diciptakan oleh manajemen karena adanya selisih yang positif antara tingkat pengembalian atas modal r dengan tingkat biaya modal
rWACC. Penyesuaian pada NOPAT dilakukan atas hal yang menyangkut kenaikan pajak tangguhan, kenaikan penyisihan aktiva produktif, kenaikan hak
minoritas atas laba bersih anak perusahaan serta adjusted terhadap beban
bagi hasil agar tidak double counting.
Penciptaan nilai tambah juga terjadi pada tahun 2009 dengan nilai EVA positif diraih sebesar Rp 859,278 dalam jutaan rupiah atau meningkat
sebesar 7.14 dari tahun sebelumnya. Hal ini didapat dan adanya penurunan NOPAT sebesar 11.6 dari tahun sebelumnya menjadi Rp 2,007,671 dalam
jutaan rupiah dan penurunan capital charge sebesar 21.83 dari tahun
sebelumnya menjadi Rp 1,148,393 dalam jutaan rupiah. Sisi modal walaupun
di tahun 2009 ini terjadi peningkatan sebesar 17.28 menjadi Rp 27,801,247 dalam jutaan rupiah, namun pada
capital charge terjadi penurunan karena adanya penurunan WACC yang semula 6.20 menjadi 4.13. Pada tahun
2009 tingkat pengembalian atas modal r = NOPAT Average capital sebesar
7.2, sedangkan tingkat biaya modal rWACC 4.1. artinya telah tercipta nilai tambah yang berhasil diciptakan oleh manajemen karena adanya selisih
yang positif antara tingkat pengembalian atas modal r dengan tingkat biaya modal rWACC. Penyesuaian pada NOPAT dilakukan atas hal yang
menyangkut kenaikan pajak tangguhan, kenaikan penyisihan aktiva produktif, kenaikan hak minoritas atas laba bersih anak perusahaan serta
adjusted terhadap beban bagi hasil agar tidak
double counting. Pada tahun 2010 penciptaan nilai tambah EVA positif diraih sebesar
Rp 919,774 dalam jutaan rupiah atau meningkat sebesar 7.04 dari tahun sebelumnya. Hal ini didapat dan adanya peningkatan NOPAT sebesar 33.75
dari tahun sebelumnya menjadi Rp 2,685,326 dalam jutaan rupiah dan adanya peningkatan
capital charge sebesar 53.74 dari tahun sebelumnya menjadi Rp 1,765,552 dalam jutaan rupiah. Dari sisi modal walupun di tahun
2009 terjadi peningkatan jumlah modal tetapi di tahun 2010 terjadi peningkatan jumlah modal yang cukup tinggi atau dapat dikatakan pencapaian
modal yang tertinggi selama periode penelitian yaitu sekitar 32.36 menjadi Rp 36,796,653 dalam jutaan rupiah, namun pada
capital charge terjadi peningkatan sebesar 53.74 karena adanya peningkatan pada WACC yang
semula pada tahun 2009 4.13 dalam jutaan rupiah menjadi 4.80 dalam jutaan rupiah, artinya naik sebesar 16.22. Artinya telah tercipta nilai
tambah yang telah diciptakan manajemen karena adanya selisih yang positif antara tingkat pengembalian atas modal r dengan tingkat biaya modal
rWACC. Penyesuaian pada NOPAT dilakukan atas hal yang menyangkut kenaikan pajak tangguhan, kenaikan penyisihan aktiva produktif, kenaikan hak
minoritas atas laba bersih anak perusahaan serta adjusted terhadap beban
bagi hasil agar tidak double counting.
Nilai NOPAT relatif menunjukkan peningkatan pada setiap tahunnya selama periode 2006 sampai dengan periode 2010, tetapi pada tahun 2007
nilai EVA mengalami penurunan dibandingkan nilai EVA tahun sebelumnya. Sementara
capital charge menunjukkan peningkatan pada tahun 2006 ke 2007, kemudian pada tahun 2007 ke tahun 2009 mengalami penurunan. Akan
tetapi pada tahun 2009 ke 2010 adanya peningkatan nilai capital charge.
Banyak manfaat yang dapat diambil dari perhitungan nilai tambah baik bagi pemegang saham maupun bagi manajemen. Dengan menghitung nilai
tambah, maka pemegang saham mempunyai acuan yang sederhana untuk menilai kinerja manajemennya pada suatu periode tertentu. Bila manajemen
mampu memberikan nilai tambah bagi perusahaan, berarti manajemen telah bekerja sesuai dengan keinginan penegang saham, semakin tinggi nilai tambah
yang dihasilkan manajemen bagi perusahaan maka semakin baik kinerja mereka. Tetapi sebaliknya jika manajemen tidak mampu memberikan nilai
tambah bagi perusahaan, maka dapat dikatakan manajemen tidak mampu memenuhi keinginan pemegang saham untuk meningkatkan nilai perusahaan.
Namun demikian dalam menentukan baik buruknya kinerja manajemen perlu juga
untuk memperhatikan
faktor-faktor eksternal
yang mungkin
mempengaruhi kinerja mereka, sehingga perlu analisis yang akurat apakah faktor eksternal tersebut bisa dikendalikan atau tidak.