Keunggulan Economic Value Added EVA

Disamping memiliki keunggulan seperti terlihat diatas, EVA juga memiliki beberapa kelemahan yang belum dapat ditutupi, antara lain sebagai berikut: 1. Sulitnya menentukan biaya modal yang benar-benar akurat, khususnya biaya modal sendiri,. Terutama dalam perusahaan go public biasanya mengalami kesulitan dalam perhitungan sahamnya. 2. Analisis EVA hanya mengukur kuantitatif saja. Sedangkan untuk mengukur kinerja perusahaan harus diukur berdasarkan faktor-faktor kuantitatif dan kualitatif. 3. EVA menggambarkan penciptaan nilai pada tahun tertentu. Artinya untuk perusahaan yang melakukan kegiatan investasi yang tinggi, biaya modal lebih tinggi dari return maka nilai EVA akan negatif selama beberapa tahun tetapi belum tentu kinerja perusahaan tersebut buruk. Dengan demikian nilai EVA yang negatif dapat menyebabkan perusahaan tersebut menghindar untuk melakukan investasi. Isnani dan Iswati juga menyebutkan kelemahan EVA adalah sebagai berikut: 1. Hanya menggambarkan penciptaan nilai pada suatu periode tertentu. 2. Proses perhitungannya memerlukan estimasi atas biaya modal, estimasi tersebut cukup sulit dilakukan dengan tepat terutama pada perusahaan yang belum go public. 3. EVA terlalu menekan pada keyakinan bahwa investor sangat mengandalkan pendekatan fundamental dalam mengkaji dan mengambil keputusan untuk menjual atau membeli saham tertentu, padahal faktor-faktor lain kadang- kadang justru dominan. 4. Konsep EVA sangat tergantung pada transparansi internal untuk menghasilkan perhitungan yang akurat. Di dalam kenyataan perusahaan jarang mengemukakan kondisi internalnya. 11 Disamping itu konsep EVA hanya mengukur hasil akhir tetapi tidak mengukur aktifitas-aktifitas penentu lainnya. Sehingga hal ini menyebabkan kelemahan di dalam konsep EVA karena hanya mengukur kinerja keuangan perusahaan saja. Oleh karena itu EVA tidak dapat meningkatkan kinerja perusahaan, karena EVA merupakan sebuah indikator bukan sebuah sistem. Indikator sejumlah nilai tambah murni dari sejumlah dana yang ditanamkan dalam perusahaan, sedangkan kinerja ditentukan oleh sistem dan praktek perusahaan. EVA hanya menggambarkan penciptaan nilai pada suatu tahun tertentu, artinya bahwa nilai perusahaan adalah merupakan akumulasi EVA selama umur perusahaan. Dengan demikian mungkin saja perusahaan mempunyai EVA positif pada tahun yang berlaku, tetapi nilai perusahaan 11 Isnani N. dan Iswati S. Pe garuh Merger Terhadap Ki erja Keua ga : A alisis EVA . Majalah Ekonomi, XI, 3, Desember, 2001. tersebut rendah. Hal ini disebabkan nilai EVA perusahaan dimasa datang negatif, keadaan ini mungkin saja terjadi jika perusahaan memiliki prospek masa depan yang suram. 12 Sebaliknya untuk perusahaan yang melakukan kegiatan investasi yang tinggi dimana biaya modal yang dikeluarkan jauh lebih tinggi dari tingkat pengembalian yang diterima akan menghasilkan nilai EVA yang negatif selama beberapa tahun, padahal belum tentu perusahaan tersebut mempunyai kinerja yang buruk. EVA pada tahun awal adalah negatif sedangkan EVA pada masa akhir proyek akan positif. Hal ini merupakan kelemahan dari konsep EVA, dimana akibatnya perusahaan ingin menghasilkan EVA yang tinggi sehingga perusahaan menghindari investasi dengan biaya tinggi. Untuk idealnya penggunaan EVA harus dilihat nilai masa kini dan nilai masa depan untuk menilai kinerja perusahaan.

D. Tahapan Dalam Menerapkan Konsep Economic Value Added EVA

Menurut Stern and Stewart, penerapan konsep EVA memiliki lima tahap yang saling terkait, yaitu sebagai berikut: 1. Memperkenalkannya kepada karyawan dan manajemen. 2. Membangun center dan pelatihan. 3. Membuat sistem pelaporan kinerja. 12 U a , Husei . Evaluasi Kinerja Perusahaan. PT. Gramedia PustakaUtama. Jakarta.2002. hal 14-15.