tersebut rendah. Hal ini disebabkan nilai EVA perusahaan dimasa datang negatif, keadaan ini mungkin saja terjadi jika perusahaan memiliki prospek
masa depan yang suram.
12
Sebaliknya untuk perusahaan yang melakukan kegiatan investasi yang tinggi dimana biaya modal yang dikeluarkan jauh lebih tinggi dari tingkat
pengembalian yang diterima akan menghasilkan nilai EVA yang negatif selama beberapa tahun, padahal belum tentu perusahaan tersebut mempunyai
kinerja yang buruk. EVA pada tahun awal adalah negatif sedangkan EVA pada masa akhir proyek akan positif. Hal ini merupakan kelemahan dari konsep EVA,
dimana akibatnya perusahaan ingin menghasilkan EVA yang tinggi sehingga perusahaan menghindari investasi dengan biaya tinggi. Untuk idealnya
penggunaan EVA harus dilihat nilai masa kini dan nilai masa depan untuk menilai kinerja perusahaan.
D. Tahapan Dalam Menerapkan Konsep Economic Value Added EVA
Menurut Stern and Stewart, penerapan konsep EVA memiliki lima tahap yang saling terkait, yaitu sebagai berikut:
1. Memperkenalkannya kepada karyawan dan manajemen.
2. Membangun center dan pelatihan.
3. Membuat sistem pelaporan kinerja.
12
U a , Husei . Evaluasi Kinerja Perusahaan. PT. Gramedia PustakaUtama. Jakarta.2002. hal 14-15.
4. Memperkuat sistem insentif.
5. Melatih manajer-manajer lini
Gambar 2.1
Memperkenalkannya kepada karyawan dan manajemen
Membangun center dan pelatihan
Membuat sistem pelaporan kinerja
Memperkuat sistem insentif
Melatih manajer-manajer lini
Penerapan Konsep EVA menurut Stern dan Stewart
E. Permasalahan Dalam Penerapan Konsep Economic Value Added EVA
Wood menjelaskan permasalahan dalam penerapan konsep EVA antara lain:
1. Tidak ada harapan yang nyata bahwa EVA dengan sendirinya dapat
memperbaiki keadaan perusahaan. 2.
Timbulnya demotivasi pada saat perusahaan tidak mampu menaikkan EVA karena faktor-faktor eksternal perusahaan yang tidak dapat dikontrol.
3. Kesulitan dalam menghitung biaya modal dan penyusunan alokasi modal.
4. Kesulitan komunikasi dan perbedaan konsep, terutama jika EVA
diimplementasikan ke seluruh bagian perusahaan. 5.
Administrasi dari EVA membutuhkan pengawasan yang sangat hati-hati untuk menghindari terjadinya birokrasi yang berbelit-belit.
6. Pengukuran dengan EVA saja, sama dengan alat pengukur keuangan lainnya,
adalah tidak cukup jika berdiri sendiri.
13
F. Perhitungan Economic Value Added EVA
13
Turagan, Joyce. A. E o o i Value Added EVA da Market Value Added MVA: odel
peramalan kesejahter aa pe ega g saha
. Jurnal akuntansiTh.VII02 Desember. Universitas Tarumanegara, Jakarta, 2003
.
hal. 152.
Angka EVA berarti mencerminkan keuntungan yang sebenar-benarnya dari investasi perusahaan true economic profit. Bagi pemegang saham atau
pemodal, hal ini memudahkan menilai seberapa besar nilai tambah yang dihasilkan manajemen perusahaan dari kegiatan bisnis atau investasinya. Jadi
bila EVA-nya tinggi, pemegang saham bisa menilai secara lebih pasti bahwa perusahaan tersebut mampu membudayakan kapitalnya dengan baik.
Terdapat beberapa langkah yang harus dilakukan manajemen dalam mengukur kinerja perusahaan dengan menggunakan EVA, yaitu sebagai
berikut:
1. Menghitung biaya modal cost of capital
Biaya modal ini antara lain meliputi biaya hutang cost of debt, biaya modal saham preferen cost of preferred stock, biaya modal saham biasa
cost of common stock, dan biaya laba ditahan cost of retained earning.
2. Menghitung besarnya struktur permodalanpendanaan capital structure
Modal suatu perusahaan dapat dibangun dengan berbagai alternatif komposisi modal.
3. Menghitung biaya rata-rata modal tertimbang Weighted Average Cost of
Capital = WACC. 4.
Menghitung nilai EVA.
G. Struktur Permodalan
1. Pengertian Struktur Modal