2.1.1 Patofisiologi Patomekanisme
Ada 4 mekanisme utama diare, yaitu
5
: 1. Diare Sekretorik
Diare tipe ini disebabkan oleh meningkatnya sekresi air dan elektrolit dari usus, dan menurunnya absorpsi. Yang khas pada diare ini yaitu
ditemukannya diare dengan volume tinja yang banyak sekali. Diare tipe ini akan tetap berlangsung walaupun dilakukan puasa makanminum. Penyebab
dari diare tipe ini antara lain karena efek enterotoksin pada infeksi Vibrio cholerae,atau Escherichia coli.
2. Diare Osmotik Diare tipe ini disebabkan karena meningkatnya tekanan osmotik intralumen
dari usus halus. Penyebab dari peningkatan tekanan intralumen dalam usus antara lain adalah obat-obat zat kimia hiperosmotik, malabsorpsi umum,
dan defek dalam malabsorpsi mukosa usus. 3. Diare Motilitas
Diare ini disebabkan oleh hipermotilitas dan iregularitas motilitas usus sehingga menyebabkan absorpsi yang abnormal di usus halus. Gangguan
motilitas usus bisa meningkatkan masa transit makanan di usus sehingga melampaui kapasitas normal untuk mencerna dan mengabsorpsi atau
menyebabkan transit makanan di usus menjadi lambat sehingga menyebabkan statis dan meningkatnya pertumbuhan bakteri.
8
4. Diare Inflamatorik Diare tipe ini terjadi karena adanya kerusakan mukosa usus akibat
inflamasi, sehingga terjadi produksi mukus yang berlebihan dan eksudasi air serta elektrolit ke dalam lumen. Inflamasi pada mukosa usus dapat
disebabkan oleh infeksi atau non-infeksi.
2.1.2 Patogenesis
Yang berperan pada terjadinya diare akut terutama karena infeksi yaitu faktor kausa agent dan faktor pejamu host. Faktor pejamu adalah
kemampuan tubuh untuk mempertahankan diri terhadap organisme yang dapat menimbulkan diare akut, terdiri dari faktor daya tangkis atau
lingkungan internal saluran cerna seperti keasaman lambung, motilitas usus, imunitas, dan juga lingkungan mikroflora usus. Faktor kausal yaitu daya
penetrasi yang dapat merusak sel mukosa, kemapuan memproduksi toksin yang mempengaruhi sekresi cairan usus halus serta daya lekat kuman.
5
Enteropatogen Bakteri. Enteropatogen bakteri dapat menyebabkan diare
inflamasi atau non-inflamasi. Umumnya diare inflamatorik disebabkan oleh Aeromonas sp., Campylobacter jejuni, Clostridium difficile, E. Coli
enteroinvasif, Salmonella sp., dan Shigella sp. Diare noniflamasi dapat disebabkan oleh E. Coli enteropatogen, E. Coli enterotoksik, dan Vibrio
cholerae.
8
Bakteri-bakteri tersebut menyebabkan diare dengan 2 mekanisme, yaitu mekanisme enterotoksigenik dan enterovasif. Bakteri
dengan mekanisme entetosigenik menghasilkan toksin yang menyebabkan kegiatan berlebihan nikotinamid adenin dinukleid pada dinding sel usus
sehingga kadar adenosin 3’,5’ siklik monofosfat AMP dalam sel menyebabkan sekresi aktif anion klorida dalam lumen usus yang diikuti
oleh air, ion bikarbonat, kation natrium, dan kalium. Pada akhirnya terjadilah efek diare berupa air seperti cucian beras yang deras dan banyak
voluminous atau watery diarrhoea pada pasien. Sedangkan bakteri dengan mekanisme enterovasif menginvasi dinding usus dan menyebabkan
kerusakan berupa nekrosis dan ulserasi.
7
Enteropatogen Parasit. Giardia lamblia adalah parasit penyebab diare
yang paling sering di wilayah Amerika Serikat. Penderita diare tidak perlu melalukan pemeriksaan telur parasit pada tinjanya kecuali jika ada riwayat
berpergian ke daerah-daerah endemik, biakan tinja negatif untuk enteropatogen lain, dan diare menetap selama lebih dari seminggu.
8
Enteropatogen Virus. Enteropatogen yang menyebabkan gejala klinis diare
adalah rotavirus, adenovirus enterik, astovirus, dan kalsivirus.
8
Rotavirus menginfeksi sel-sel dalam vili usus halus mukosa kolon dan lambung tidak
termasuk. Mereka berkembang biak di sitoplasma dari enterosit dan merusak jalur mekanisme transport. Diare yang disebabkan oleh rotavirus
bisa merusak absorpsi sodium dan glukosa karena sel-sel yang rusak di vili- vili usus diganti dengan sel kriptus immature yang tidak bisa menyerap zat-
zat makanan yang sudah dicerna.
7
2.2 Dehidrasi