4.7. Analisis Nutrien Tanah
Peningkatan produktivitas lahan secara berkelanjutan diperlukan terobosan
yang mengarah pada efisiensi usahatani dengan memanfaatkan sumberdaya lokal. Untuk meningkatkan produksi padi perlu dilakukan pelestarian lingkungan produksi,
termasuk mempertahankan kandungan bahan organik tanah dengan memanfaatkan pupuk kandang dan jerami padi.
Analisis tanah usahatani yang menerapkan sistem pengelolaan tanaman terpadu PTT dan usahatani non PTT, diuji di Laboratorium Riset dan Teknologi
Fakultas Pertanian USU dapat dilihat pada Tabel 13.
Tabel 13. Hasil Analisis Nutrien Tanah
Parameter Satuan
PTT Keterangan Non PTT Keterangan
C-organik 7,23
Sangat tinggi 2,12 Sedang
N – Total 0,54
Sangat tinggi 0,24 Sedang
P-avl Bray II ppm 33,99
Tinggi 3,81
Sangat rendah pH KCl
- 5,90
Baik 5,49
Kurang
Tabel 13, menunjukkan adanya perbedaan antara lahan sawah petani yang menerapkan sistem PTT dengan petani yang tidak menerapkan sistem PTT. Hal ini
terlihat dari C-organik, N dan P, sangat tinggi, dan pH tanah pada lahan sawah yang menerapkan sistem PTT juga baik.
Untuk mempertahankan kesuburan lahan sawahnya, petani yang menerapkan sistem PTT menggunakan pupuk kandang dari kotoran ternaknya sendiri dan
memanfaatkan limbah jerami, sedangkan petani yang tidak menerapkan sistem PTT
Vandalisna : Konservasi Lahan Padi Sawah Oryza Sativa, L Dengan Sistem Pengelolaan Tanaman Terpadu PTT Di Desa Aman Damai Kecamatan Kuala Kabupaten Langkat, 2008
USU Repository © 2008
tidak menggunakan pupuk kandang dan jerami padi. Jerami dikumpul kemudian dibakar pada lahan sawahnya.
Pemberian bahan organik ke dalam tanah dapat memperbaiki sifat-sifat fisika, kimia dan biologi tanah. Penambahan bahan organik merupakan suatu tindakan
perbaikan lingkungan tumbuh tanaman, diantaranya dapat meningkatkan produktivitas tanah, efisiensi pemupukan dan mengurangi kebutuhan pupuk, terutama
pupuk K. Penggunaan jerami padi merupakan sumber hara makro yang baik. Hasil
panen sebanyak 5 ton padi gabah akan menyerap dari dalam tanah sebanyak 150 kg N, 20 kg P, dan 20 kg S. Hampir semua unsur K dan sepertiga N, P, dan S tinggal
dalam jerami padi. Di samping itu 5 ton jerami padi mengandung 2 ton karbon, dan secara tidak langsung merupakan sumber N. Faktor lain yang menguntungkan dari
penggunaan jerami sebagai sumber pupuk organik adalah tersedia langsung di lahan usahatani, yang bervariasi dari 2-10 tonhamusim, dan sekaligus mengurangi
masalah limbah. Sebagai informasi 1,5, ton jerami padi sama dengan 1,0 ton gabah kering;
mengandung 9 kg N, 2 kg P dan S, 25 kg Si, 6 kg Ca dan 2 kg Mg. Secara tidak langsung jerami padi juga mengandung senyawa N dan C yang berfungsi sebagai
substrat metabolisme mikrobia tanah, termasuk gula, pati, selulosa, hemiselulosa, pektin, lignin, lemak dan protein. Senyawa tersebut menduduki 40 sebagai C
berat kering jerami. Pembenaman jerami ke dalam lapisan olah tanah sawah akan mendorong kegiatan bakteri pengikat N yang heterotropik dan fototropik.
Vandalisna : Konservasi Lahan Padi Sawah Oryza Sativa, L Dengan Sistem Pengelolaan Tanaman Terpadu PTT Di Desa Aman Damai Kecamatan Kuala Kabupaten Langkat, 2008
USU Repository © 2008
V. PEMBAHASAN UMUM