4.4. Hasil Analisis Penggunaan Pupuk
Untuk dapat menghasilkan produksi yang optimal baik kualitas maupun kuantitas, tahap pemupukan sangat diperlukan guna membantu mempercepat dan
merangsang pertumbuhan tanaman padi sawah. Dosis pupuk yang diberikan pada tanaman sebaiknya sesuai dengan dosis yang dianjurkan. Jenis pupuk yang digunakan
oleh petani yang menerapkan sistem PTT adalah pupuk kandang, jerami padi, urea, ZA, Poska, SP 36, KCL. Pemupukan dilakukan paling banyak 2 kali. Petani yang
tidak menerapkan sistem PTT jenis pupuk yang digunakannya adalah urea, ZA, SP, Poska. Pemupukan dilakukan sebanyak 2 kali. Penggunaan pupuk dapat dilihat pada
Tabel 5.
Tabel 5. Pupuk yang Digunakan Petani Sistem PTT dan Non PTT
Sistem PTT Non PTT
Jenis Apli
Dosis Jumlah
Jenis Apli
Dosis Jumlah Pupuk
kasi Rata-rata Pemakai- Pupuk kasi
Rata-rata Pemakai kali kgha
an Pupuk kali kgha an Pupuk kgha
kgha Urea
2 107,73
2.370,00 Urea 2 119,09 1.310,00
Poska 1
35,91 1.128,00 Poska
1 27,45 660,00
ZA 2
51,27 162,50 ZA 2 60,00 272,00
SP 36 1
7,39 790,00 SP 36
1 24,73 302,00
P. Kandang 1 1.491,27 18.148,00 Jerami padi
Jumlah 22.598,50
2.544,00 Rata-rata
1.027,20 231,27
Petani sistem pengelolaan tanaman terpadu dengan petani yang tidak menerapkan sistem PTT, menggunakan jenis pupuk yang sama, yakni: urea, poska,
ZA, SP 36, kecuali pupuk kandang dan jerami padi yang digunakan petani sistem
Vandalisna : Konservasi Lahan Padi Sawah Oryza Sativa, L Dengan Sistem Pengelolaan Tanaman Terpadu PTT Di Desa Aman Damai Kecamatan Kuala Kabupaten Langkat, 2008
USU Repository © 2008
PTT. Petani dengan sistem PTT menggunakan pupuk dengan dosisha lebih rendah dibandingkan dengan petani non PTT.
Untuk mengetahui perbedaan rata-rata penggunaan pupuk dengan menggunakan uji beda rata-rata dapat dilihat pada Tabel 6.
Tabel 6. Analisis Uji Beda Rata-rata Penggunaan Pupuk, Petani yang Menerapkan Sistem PTT dan Petani Non PTT
Rata-rata Penggunaan
No Uraian
n Pupuk kgha
Keterangan Per Musim Tanam
1 Petani Sistem PTT
22 1.027,20
Sig. 0.000 2
Petani Non PTT 11
231,27
Untuk penggunaan pupuk nilai sig 0.000 ≤ 0,05 maka H1 diterima. Ini berarti
ada perbedaan penggunaan pupuk antara petani sistem PTT dengan petani non PTT. Hal ini dapat dilihat pada petani yang menerapkan sistem PTT menggunakan pupuk
kandang dan memanfaatkan limbah jerami padi sedangkan pada petani non PTT tidak menggunakan pupuk kandang dan limbah jerami. Jerami dikumpulkan untuk
kemudian membakarnya di lahan sawah. Pupuk kandang biasanya diberikan sebagai pupuk dasar. Pupuk kandang akan
mendorong meningkatkan populasi mikrobia di dalam tanah. Penggunaan pupuk organik lebih besar karena didorong dari pemahaman peranan bahan organik dalam
memperbaiki sifat fisik tanah, kimia dan biologi tanah. Di Desa Aman Damai Kecamatan Kuala Kabupaten Langkat, petani sistem
PTT menggunakan pupuk kandang dengan cara pupuk disebar merata di lahan sawah,
Vandalisna : Konservasi Lahan Padi Sawah Oryza Sativa, L Dengan Sistem Pengelolaan Tanaman Terpadu PTT Di Desa Aman Damai Kecamatan Kuala Kabupaten Langkat, 2008
USU Repository © 2008
dua minggu sebelum pengolahan lahan. Untuk pemanfaatan jerami padi, jerami dibiarkan melapuk langsung di sawah selama musim tanam. Penelitian jangka
panjang yang dilakukan oleh Departeman Kimia Tanah IRRI menunjukkan bahwa pembenaman kembali jerami di lapangan secara nyata meningkatkan hara di dalam
tanah.
4.5. Analisis Produktivitas dan Pendapatan Usahatani Sistem PTT dan Non