Apa latar belakang kerjasama PKPU dengan LAZIS PLN P3B Jawa Bali? Sejak kapan kerjasama ini dilaksanakan? Siapakah yang pertama kali memiliki ide untuk melakukan kerjasama? Apa tujuan dari kerjasama ini?
Hasil Wawancara
Wawancara : Muklas Jabatan : Manager PROSPEK PKPU
Tempat : Gedeung PROSPEK PKPU lt 3. Jl. Margonda Raya No. 535 B Depok-Jawa Barat 16424
Tanggal : 21 Februari 2008
1. Apa latar belakang kerjasama PKPU dengan LAZIS PLN P3B Jawa Bali?
Dalam rangka optimalisasi pendayagunaan dana zakat LAZIS PLN P3B JB dari para karyawan yang sifatnya ekonomi produktif bukan charity, sehingga
disepakati sebuah program pemberdayaan ekonomi berbasis masyarakat dengan menggunakan pendekatan kelompok disebut Kelompok Swadaya Masyarakat
KSM
2. Sejak kapan kerjasama ini dilaksanakan?
Dua tahun lebih dan sampai sekarang ini masih bisa berjalan karena menggunakan dana bergulir.
3. Siapakah yang pertama kali memiliki ide untuk melakukan kerjasama?
Lahir dari pemahaman bersama bahwa teman-teman dari LAZIS PLN P3B JB melihat PKPU telah berpengalaman dan berkompetensi dalam hal program-
program pemberdayaan ekonomi yang telah banyak bekerjasama dengan pihak lain. Jadi atas dasar itu dan hasil nyata yang sudah dilihat PKPU.
4. Apa tujuan dari kerjasama ini?
a. Terlaksananyan anmanah dari muzakki, sebagai lembaga penyalur zakat untuk
tujuan produktif.
b. Untuk memenuhi kewajiban kepada mrstahik, inilah peran LAZIS PLN P3B
JB sebagai intermediasi jembatan antara yang kaya penderma untuk disampaikan kepada mustahik.
c. Untuk memenuhi visi zakat yaitu:
1. transparansi perubahan dari mustahik menjadi muzakki tetapi ini sangat
ideal dan tidak mudah, namun minimal kita mencapai target pertengahan yang disebuat muktafi yaitu tercapainya kecukupan stabilitas ekonomi
dan ini butuh kenjotan dana dan program-program lain. Untuk mencapai tujuan itu maka diupayakan dengan pembiayaan usaha produktif, berngkat
dari kemampuan mereka yang petani, pedagang, industri dan jasa, sesuai kemampuan terbaik yang mereka miliki dan dibantu dengan program
pelayanan kesehatan untuk anaknya dibantu dengan beasiswa Mister yaitu miskin tapi pintar.
2. Menjadikan batas kemandirian di atas sebagai batas muzakki. Misalnya
batas muzakki itu diatur oleh syariah dengan standar nisab Rp. 3.265.000 setara dengan 653 Kg beras denga harga Rp. 5.000 bila ini tercapai maka
inilah yang dianggap standar dimana seseorang dianggap sebagai muzakki dan mewujudkan batas nisab ini sebagai standar pemberdayaan
3. Menjadikan kegiatan atau program ekonomi sebagai ujung tombak
pemberdayaan. Program ini bermuatan pemberdayaan ekonomi dan di visi ketiga inilah kerjasama ini dibangun sehinnga untuk tercapainya visi satu
dan dua, perwujudannya harus berupa kegiatan yang bersifat pemberdayaan ekonomi, dengan perwujudan inilah seseorang dapat
membiayai hidupnya dengan layak, mensekolahkan anaknya dengan layak sehingga tidak perlu biaya Mister lagi, jadi dapat diberikan kepada yang
lain dan dapat berobat ke dokter dengan layak.
5. Apa bentuk kerjasama yang dilakukan?