Kerjasama Manajemen Pengelolaan Dana Zakat

B. Aplikasi Pola Kerjasama LAZIS PLN P3B Jawa Bali dengan PKPU

Kerjasama yang dilakukan antara LAZIS PLN P3B dengan PKPU dilaksanakan untuk mengoptimalisasikan penghimpunan dan penyaluran dana zakat yang ada di PT. PLN Persero P3B Jawa-Bali agar lebih tepat sasaran dan jelas peruntukannya. Adapun pola kerjasama yang terjadi antara LAZIS PLN P3B JB dengan PKPU antara lain:

1. Kerjasama Manajemen Pengelolaan Dana Zakat

Kerjasama manajemen LAZIS PLN P3B dengan PKPU adalah dengan memberikan pendampingan berupa: a. Melakukan pengelolaan dana ZIS melalui program sosialisasi ZIS ke seluruh karyawan yang berada di lingkungan PT. PLN Persero P3B Jawa-Bali. Sosialisasi yang dilakukan oleh pengurus LAZIS PLN P3B JB dimaksudkan agar pegawai melalui informasi dan zakat profesi yang mereka keluarkan, informasi tersebut mengenai pengenai penerimaan, cara pengelolaan, dan penyalurannya. Dengan adanya sosialisasi ini LAZIS PLN P3B JB melihat tingkat kesadaran karyawan dalam membayar zakat terus menunjukkan hasil optimal, hal ini dapat dilihat dari tabel perkembangan zakat: 39 39 “Terima Kasih Muzakki”, LAZ KITA, edisi.4, 2008, h.12. Tabel 4.1 Perkembangan Dana Zakat LAZIS PLN P3B Jawa Bali Tahun 2002- 2007 Dalam Ribu Rupiah Pertumbuhan Tahun Jumlah Dalam +- Dalam 2002 Rp. 115.141.273 - - 2003 Rp. 464.906.474 Rp. 349.765.237 303,77 2004 Rp. 435.471.767 Rp. 29.434.707 6.33 2005 Rp. 463.127.106 Rp. 29.655.339 6.81 2006 Rp. 591 539.471 Rp.126.412.365 27.18 2007 Rp. 731.179.966 Rp.121.640.495 20.56 Gambar 4.2 100000000 200000000 300000000 400000000 500000000 600000000 700000000 800000000 2002 2003 2004 2005 2006 2007 Perkembangan Dana Zakat LAZIS PLN P3B Jawa Bali Tahun Berdasarkan tabel dan grafik perkembangan dana zakat di atas, diketahui bahwa sejak tahun 2002 hingga tahun 2007 jumlah perkembangan dana zakatnya terus mengalami peningkatan, walaupun pada tahun 2004 LAZIS PLN P3B JB mengalami penurunan sejumlah Rp 29.434.707 dikarenakan kurangnya sosialisasi zakat terhadap karyawan, akan tetapi sejak tahun 2005 hingga 2007 dana zakat mengalami peningkatan kembali setelah adanya kerjasama dengan PKPU yang telah membantu program sosialisasi terhadap karyawan secara berkesinambungan. Adapun beberapa sosialisasi yang dilakukan meliputi: Pertama, mengeluarkan buletin yang berisi laporan keuangan, susunan pengurus, dana yang disalurkan dan kegiatan-kegiatan yang dilakukan LAZIS PLN P3B JB. Buletin tersebut terbit satu bulan sekali yang yang diberikan kepada seluruh pegawai khususnya yang ada di lingkungan PT. PLN Persero P3B Jawa Bali. Kedua, pengajian bulanan dan khutbah jum’at dengan memangil penceramah dengan isi ceramah yang bervariatif termasuk tentang zakat. Ketiga, seminar dengan mengundang para pembicara ahli di bidang zakat, tujuannya memberikan gambaran dan pemahaman kepada para pegawai tentang kewajiban mengeluarkan zakat. Keempat, media out door, seperti pemasangan pamplet yang berisikan kegiatan-kegiatan yang dilakukan LAZIS PLN P3B JB. Kelima, melakukan laporan tahunan dengan memaparkan kinerja pengurus dalam menghimpu, mengelola, dan menyalurkan dana zakat profesi kepada mustahik. b. Menyiapkan pola manajemen pengelolaan ZIS LAZIS PLN P3B dengan membantu mengelola uang zakat dari pengumpulan, pengelolaan dana penyaluran kepada mustahik. Manajemen zakat yang dilakukan LAZIS PLN P3B JB secara umum terbagi tiga kelompok. Pertama, adalah manajemen fund raising atau strategi pengumpulan, adapun yang menjadi sasaran dalam pengumpulan dana tersebut adalah para karyawan PT. PLN Persero P3B JB yang muslim dan penghasilannya melebihi Rp. 3.265.000,- standar nisab setara dengan 635 Kg beras dengan harga Rp. 5.000,-Kg. 40 Pengambilan dana zakat dilakukan langsung setiap bulannya dari penghasilan karyawan yang meliputi: gaji dasar, tunjangan transport, tunjangan perumahaan, dan tunjangan kompensasi harga TKK, serta penghasilan lainnya pada setiap penerimaan pembayaran kepada pegawai meliputi: jasa produksi, tunjangan cuti tahunan dan cuti besar, tunjangan kesetiaan kerja winduan dan tunjangan hari raya. 41 Besar pemotongan penghasilan berpedoman kepada ketentuan syariat Islam yaitu sebesar 2.5 dua setengah persen. Namun apabila dikehendaki oleh muzakki, besarnya pemotongan penghasilan diluar ketentuan yang berlaku 2.5 maka pegawai yang bersangkutan dapat mengajukan informasi kesanggupan menjadi muzakki beserta besarnya 40 Helmi Najamuddin, Kumpulan Pertanyaan Seputar ZIS Jakarta: Lembaga Amil Zakat Infak Shodaqoh PT. PLN Persero Kantor Pusat, 2007, h. 20 41 Pedoman Operasional Lembaga Amil Zakat Infak Shodaqoh PLN P3B Jawa Bali, h.15 punggutan yang disampikan secara tertulis kepada LAZIS PLN P3B JB dengan cara mengisi formulir yang telah disediakan. 42 Oleh sebab itu, besarnya zakat profesi yang diterima oleh LAZIS PLN P3B JB bervariasi. Hingga saat ini, 309 dari 347 pegawai PT. PLN P3B Jawa-Bali adalah muslim atau setara dengan 89 dan 79 dari pegawai muslim atau sekitar 233 orang telah menyalurkan dana zakat, infak,dan shodaqohnya ZIS melalui LAZIS PLN P3B dengan besaran yang bervariasi. Gambar 4.3 Muzakki LAZIS PLN P3B Jawa Bali 1 45 9 5 165 2 3 1 62 Berdasarkan grafik di atas menunjukkan satu orang berzakat 0.5, 45 orang berzakat 1, 9 orang berzakat 1.5, 5 orang berzakat 2.0, 165 orang 2.5, dan 2 orang berzakat 5.0. Sementara sekitar 3 orang berinfak secara rutin tiap bulan sebesar Rp 10.000,- dan satu orang Rp 20.000,-. Hal ini terjadi karena para pegawai di PT. PLN P3B JB sudah 42 Ibid ada yang menyalurkan dana zakatnya ke lembaga lain atau secara langsung kepada mustahik. Kedua, manajemen pengeloleen zakat, zakat yang sudah dikumpulkan kemudian dikelola dengan prinsip-prinsip pengelolaan yang profesional yakni amanah dapat dipercaya, sidiq benar, integritas, dan jujur, fatonah kreatif dan inovatif, tablig transparan. Dalam pengelolaan dan zakat, infak, dan shodaqoh LAZIS PLN P3B JB juga melakukan kerjasama dengan beberapa instansi terkait dengan tujuan agar pegeolaan zakat dapat dilakukan secara baik. Pola kemitraan yang dilakukan adalah saling memberi manfaat sesuai kaidah organisasi dan tuntutan syariat zakat dan lembaga amil nasional yang ada. Ketiga, manajemen penyaluran atau distribusi zakat, infak dan shodaqoh. Penyaluran yang dilakukan oleh LAZIS PLN P3B JB adalh sesuai dengan ketentuan syariat, yakni delapan asnaf golongan dengan menggunakan skala prioritas seperti ketentuan tabel sebagai berikut: Tabel 4.2 Metode Penyaluran danaPemberdayaan Zakat Asnaf Prosentase 1. Fakir dan miskin 60 2. Amil 10 3. Muallaf 5 4. Gharimin 5 5. Sabilillah 15 6. Musafir 5 7. Riqab 0 Dari tabel di atas dapat dilihat penyaluran dana zakat adalah 75 diperuntukan bagi dhuafa atau lembaga pengelola penyantun dhuafa. Lembaga tersebut tergolong perlu dibantu karena bertujuan untuk memperdayakan umat. 10 diperuntukkan bagi para pengelola zakat Amil non pegawai PLN, digunakan untuk biaya operasional LAZIS misalnya transport, biaya rapat, kursus atau pelatihan, konsultasi manajemen dan lain sebagainya, dan 15 diperuntukkan untuk kepentingan syiar Islam, dapat berbentuk bantuan kepada Lembaga, Yayasan, Panti Asuhan, Badan, PemudaRemaja dan lainnya. Riqab memerdekakan budak tidak termasuk karena dianggap sekarang ini sudah tidak ada perbudakan. Sifat dan jumlah penyaluran atau pemberdayaan dana zakat di atas, dapat disesuaikan dengan program LAZIS dan kondisi mustahik pada wilayah lingkup LAZIS dan diputuskan dalam rapat Pengurusan LAZIS Dewan Syuro. Dalam masalah alokasi anggaran dana LAZIS PLN P3B JB telah membaginya berdasarkan obyek penerimaannya sesuai di bawah ini. 43 43 Ibid. h. 17 Tabel 4.3 Alokasi Penyaluran Dana Zakat LAZIS PLN P3B Jawa Bali KATAGORI No Jenis Bantuan Pemberdayaan Asnaf Alokasi 1 Pendidikan Biaya Pendidikan, Sarana Pendidikan, Guru Jangka Panjang Fakir Miskin 20 2 Permodalan Perdagangan, Peternakan, Produksi, dll Jangka Pendek Fakir Miskin 20 3 Kursus Keterampilan Stirmontir, Komputer Menjahit, dll Jangka Menengah Fakir Miskin 10 4 Sosial Pengobatan, Bencana Alam, dll Darurat Fakir Miskin 10 5 Ghorimin Darurat Ghorimin 5 6 Musafir - Musafir 5 7 Muallaf Darurat Muallaf 5 8 Yayasan Panti Asuhan, Pesantren, Panti jompo Fisabililah 10 9 Sarana Ibadah Pembangunan Masjid Fisabililah 5 10 Amil Pro Amilin 10 Jumlah 100 Dari tabel di atas dapat dilihat bahwa alokasi dana-dana zakat yang terkumpul tersebut disalurkan dalam berbagai bentuk program baik produktif maupun konsumtif. Dana tersebut disalurkan kepada masyarakat sekitar, melipiti bidang sosial, ekonomi, pendidikan dan sebagainya. Secara umum penyaluran dana tersebut lebih diperioritaskan pada penyaluran dana yang bersifat jangka panjang dan produktif yaitu bantuan yang sifatnya tidak hanya sementara tetapi dapat membantu masyarakat menjadi mandiri. Meskipun demikian penyaluran dana untuk tujuan konsumtif dana jangka panjang juga tidak dihilangkan sepenuhnya. Sedangkan dana yang bersifat darurat diberikan jika terjadi bencana dan kebutuhan mendesak dari masyarakat tidak mampu. c. Membuat program-pogram pemberdayagunaan ZIS, program yang dibuat harus disesuaikan dengan kebutuhan mustahik. Program-program yang dirancang oleh pengurus LAZIS adalah program pengembangan dan pemberdayaan masyarakat yang telah disesuaikan dengan kebutuhan mustahik. Adapun program penyaluran dana zakat, infak dan shodaqoh meliputi tiga program. Pertama , program pengembangan sumber daya manusia SDM. Program ini meliputi program pemberian beasiswa bagi anak-anka miskin tapi pintar Mister, bantuan operasional untuk sekolah dan guru, beasiswa ini akan diberikan pada lembaga pendidikan mulai dari tingkat Sekolah Dasar SD, sekolah Menengah Pertama SMP, sekolah Menengah Atas SMA sampai Perguruan Tinggi PT, program kursus keterampilan dan peningkatan kompetisi bagi masyarakat di sekitar wilayah kerja PT. PLN Persero P3B JB. Kedua , program peningkatan kesejahteraan umat, program ini terdiri dari program bantuan kesejahteraan bagi guru Taman Pendidikan Al- Qur’an TPA, ustadz, penjaga mesjid marbot dan lain-lain, bantuan pangan seperti pembagian sembako, bantuan kesehatan dalam bentuk pengobatan gratis dan sunatan masal bagi masyarakat miskin, serta bantuan kemanusiaan bagi para korban bencana alam di seluruh Indonesia. Ketiga , program pengembangan ekonomi skala mikro yang meliputi program pemberdayaan wira usaha masyarakat. Tujuan dari program ini adalah membantu masyarakat dari segi permodalan maupun peningkatan kapasitas atau kualitas SDM melalui program-program seperti kursus- kursus dan keterampilan agar mereka dapat berdaya dan mandiri secara ekonomi. d. Menempatkan orang dedicated dalam mengelola manajemen LAZIS PLN P3B JB. LAZIS PLN P3B JB membutuhkan orang yang dedicated yaitu seorang pendamping yang sudah professional dan telah berpengalan dalam mengelola Lembaga Amil Zakat. Pendamping professional tersebut adalah tenaga outsourcing dari PKPU yang ditempatkan LAZIS PLN P3B JB sebagai tim pendamping manajemen pengelolaan ZIS yang tugasnya untuk membantu atau mendampingi amil LAZIS PLN P3B JB dalam pengelolaan operasional LAZIS sesuai kebutuhan. Pola pendampingan manajemen yang dilakukan PKPU kepada LAZIS PLN P3B JB telah sesuai dengan pola manajemen Lembaga Amil Zakat yang telah ditetapkan oleh Undang-Undang pengelolaan zakat yaitu undang-undang No. 38 Tahun 1999 dengan adanya prinsip amanah, siddiq, fathonah dan tablig dan telah memiliki pembukuan atau pencatatan yang baik. Selain itu program-program yang dirancang sudah sesuai dengan syariat Islam dan juga telah terlaksananya tujuan dan hikmah zakat yang dicita-citakan.

2. Kerjasama Pemberdayaan Ekonomi Umat