Kerjasama Pemberdayaan Ekonomi Umat

siddiq, fathonah dan tablig dan telah memiliki pembukuan atau pencatatan yang baik. Selain itu program-program yang dirancang sudah sesuai dengan syariat Islam dan juga telah terlaksananya tujuan dan hikmah zakat yang dicita-citakan.

2. Kerjasama Pemberdayaan Ekonomi Umat

Kerjasama pemberdayaan ekonomi umat yaitu melaksanakan program pemberdayaan masyarakat di bidang ekonomi dan mental spiritual dalam rangka perwujudan kepedulian LAZIS PLN P3B JB terhadap permasalah masyarakat yaitu dengan membentuk Kelompok Swadaya Masyarakat KSM. Untuk membantu masyarakat, paling tidak memberikan sedikit harapan kepada kelompok . masyarakat dengan KSM. Anggota KSM terdiri dari: nelayan, petani, peternak, pengrajin, tukang ojek, pemilik warung, pedagang kue, sayur, kaki lima, penjahit, pesuruh, petugas kebersihan, janda miskin, satpam dan pengusaha ekonomi mikro dari sektor informal lainya. 44 Dalam menjalankan program pemberdayaan masyarakat, LAZIS PLN P3B JB melakukan kerjasama pendampingan dengan PKPU dimana LAZIS PLN P3B JB berfungsi sebagai peyandang dana bagi pihak ketiga masyarakat sasaran program dan PKPU sebagai mitra pelaksana di lapangan. Adapun daftar kegiatan dan tolak ukur kerjasama antara LAZIS PLN P3B JB dengan 44 Profil Program Sinergis Pemberdayaan Komunitas PROSPEK, tahun 2007 PKPU tercantum dalam sebuah sebuah MOU yang telah disepakati seperti di bawah ini: 45 Tabel 4.3 Dafttar Kegiatan dan Tolak Ukur Kinerja Tahapan Uraian Kegiatan Waktu Tolak Ukur Kinerja 1. Penyiapan tenaga pendamping Bulan ke 1 program - Telah siapnya pendamping yang disediakan oleh LAZIS P3B JB Persiapan 2. Penentuaan daerah sasaran program: a. Survei lokasi b. Identifikasi masalah dan potensi c. Analisa sosial ekonomi, penjajakan kebutuhan Bulan ke 1 Program - Terpilihnya lokasi yang merupakan sasaran program - Laporan Hasil Persiapan Program 1. sosialisasi dan publikasi program: a. Menyampaikan konsep program pada daerah sasaran b. Penyebaran pengumuman tentang program di daerah sasaran. c. Pelaksanaan pelayanan gratis Bulan ke-1 sd Bulan ke-2 - Terlaksananya pertemuan sosialisasi program pada tokoh masyarakt dan calon kelompok sasaran sebanyak masing-masing 1 satu kali pada daerah sasaran. - Tersebarnya brosur program dan formulir pendaftaran di daerah sasaran Pelaksanaan 2. Seleksi dan rekrutmen peserta program Bulan ke-2 program - Terlaksananya proses calon peserta. - Terekrutnya peserta 45 Lampiran Perjanjian Kerjasama antara LAZIS PLN P3B JB dengan PKPU No: MOU- 52PKPU.PX2006. kelompok dengan jumlah anggota sebanyak 20 orang 3. Pelatihan dasar-dasar manajemen Bulan ke-2 program Terlaksananya sebanyak pelatihan atau 1 satu kali 4. Pembentukan KSM Bulan ke-2 program Terbentuknya 1 satu kelompok KSM 5. Pendampingan awal: a. Penguatan 5 BHP Org, Adm, Permodalan, usaha produktif dan akseptasi penguatan organisasi. b. Pelatihan PERT Pengaturan Ekonomi Rumah Tangga. c. Pelatihan wirausaha kecil dan pembuatan proposal usaha. Bulan ke-3 sd Bulan ke-4 program Bulan ke-1 sd Bulan ke-2 program idem - Terlaksananya pertemuan rutin pendampingan dan anggota KSM sebanyak 36 kali pertemuan atau 4 kali perbulan. - Terlaksananya 1 satu kali pelatihan wirausaha. 6. Pengguliran dana: a. Modal usaha bergulir Bulan ke-3 sd ke-4 program Terdistribusinya dana bergulir 7. Pendampingan rutin: a. Monitoring dan evaluasi b. Pembinaan rohani Bulan 1 sd Bulan 12 Pertemuan rutin 4x dalam sebulan selama satu tahun dan pengajian bulanan sebanyak 1x per bulan di setiap KSM Pelaporan 1. Pelaporan pelaksanaan program: a. Laporan bulanan b. Laporan Akhir Setiap bulan program Bulan ke 13 program - Laporan bulanan sebanyak 12 buah mengenai kemajuan pelaksanaan program. - Laporan Akhir sebanyak 1 satu buah mengenai pelaksanaan program secara keseluruhan. Dari tabel di atas dapat dilihat setelah terjadi kesepakatan antara pihak LAZIS PLN P3B JB dan PKPU untuk membentuk KSM, maka pihak PKPU menyiapkan tenaga pendamping yang bertugas mendamping pendamping LAZIS PLN P3B JB. setelah itu melakukan survei wilayah untuk melihat potensi, demografi dan sosial budaya. Tujuan survei itu untuk melihat kebutuhan masyarakat sehingga terjadi sinkronisasi antara apa yang dibutuhkan masyarakat dengan program yang dirancang, yang kemudian hasilnya dilaporkan ke LAZIS PLN P3B JB. setelah semua pihak setuju, langkah selanjutnya adalah melakukan sosialisasi KSM kepada masyarakat dengan cara: a. Mendatangi tokoh masyarakat dan memperkenalkan diri sebagai pengurus LAZIS PLN P3B JB yaitu lembaga Amil Zakat yang mempunyai program pemberdayaan ekonomi dan akan membentuk KSM di lokasi tersebut. b. Kemudian menjelaskan secara teknis pelaksanaaannya yaitu dengan pendekatan kelompok dan sistem dana bergulir di kalangan anggota KSM. c. Meminta bantuan kepada tokoh masyarakat untuk mengumpulkan warga yang telah disurvei oleh LAZIS PLN P3B JB yang kriterianya fakir miskin yang mempunyai usaha dan bersedia mengikuti berbagai bentuk kegiatan yang diadakan. Sebelum pelaksanaan berupa perguliran dana zakat dilakukan, tahap yang harus dilakukan adalah tahap persiapan. Dalam tahap ini pendamping PKPU memberikan pembekalan keterampilan manajemen bagi pengurus KSM seperti bimbingan administrasi dan pembuatan proposal. Pelatihan ini bertujuan agar anggota KSM betul-betul mampu mengelola dana dengan baik dan benar, sekaligus memotifasi anggota untuk melakukan pemupukan modal secara swadaya melalui kegiatan menabung dan berinfaq. Selain itu juga membentuk pengajian rutin, sebagai wadah pertemuan antara anggota KSM dengan pendamping sehingga diharapkan dapat menambah ukhuwah antar angggota dan meningkatnya pemahaman keislaman para anggota. Jadi dalam tahap ini dipersiapkan dahulu aspek mental dan teknisnya. Setelah semua siap kemudian dana zakat digulirkan melalui KSM dalam bentuk hibah, setelah itu KSM menggulirkan dana hibah tersebut kepada anggota dalam bentuk akad Qordul Hasan atau pinjaman kebajikan dengan jangka waktu yang telah ditentukkan. Kemudian tahap terakhir KSM diperkenalkan dengan Lembaga Keuangan Syariah dalam hal ini koperasi BUSRA yang dibentuk oleh PKPU yang berfungsi menyalurkan, mengelola, dana-dana zakat yang dari KSM PKPU atau lembaga lain. Hal ini dilakukan mengingat lembaga zakat tidak boleh meminjamkan dana zakat kepada mustahik, tetapi memberikannya karena apabila itu terjadi dapat merubah zakat dari muzakki kepada lembaga zakat. Sehingga penyalurannya disiasati dengan memberikannya dana bergulir dengan status hibah kepada KSM, adapun yang mengatur dan menggulirkan dana tersebut jangan lembaga zakat lagi tetapi koperasi BUSRA yang telah dibentuk. Jadi dana zakat yang sudah keluar langsung disalurkan ke KSM dan pengembaliannya balik ke koperasi. . Hasil pelaksanaan program pemberdayaan ekonomi umat tersebut dilaporkan oleh PKPU sebagai mitra pendamping di lapangan kepada pihak LAZIS PLN P3B JB sebagai penyandang dana berupa laporan bulanan dan laporan akhir. Hasil yang dicapai LAZIS PLN P3B JB bekerjasama dengan PKPU dalam program pemberdayaan ekonomi umat selengkapnya dapat dilihat dalam tabel berikut: Tabel 4.5 Hasil yang dicapai LAZIS PLN P3B JB dengan PKPU No Bidang Hasil Pokok BHP Indikator Hasil 1. Organisasi a. Mustahik telah terorganisir dalam wadah yang mereka percayai yaitu KSM. b. Kepemimpinan sosial berfungsi. c. Adanya aturan main yang disepakati a. Terbentuknya KSM b. Terpilihnya pengurusan KSM c. Adanya ADART dengan adanya pertemuan rutin setiap minggu 2. Administrasi Belajar mengelola: a. Adm. Organisasi b. Adm. Keuangan a. Adanya buku induk anggota, daftar hadir, laporan hasil rapat atau pertemuan b. Adanya buku tabungan anggota, kas harian dan rekap keuangan 3. Permodalan Mampu berswadaya dan memanfaatkan dana a. Berjalanyya simpanan pokok yamg besarnya bergulir dari LAZIS PLN P3B JB Rp. 10.000,- simpanan wajib Rp. 2.000,- minggu, tabungan sukarela, infak dan shodaqoh b. Bergulirnya bantuan modal usaha 4. Usaha Produktif Peningkatan jumlah omset usaha yang berakibat pada peningkatan pendapatan Dalam hal ini pendapatanbertambah karena pinjaman yang diperoleh tanpa bunga pada pengembalian modal 5. JenjangAkseptasi a. Penambahan anggota baru b. Penambahan manfaat KSM a. Adanya penambahan anggota KSM b. Adanya pelayanan kesehatan gratis, beasiswa, mister dan kajian keIslaman Dari tabel hasil pencapainya program pemberdayaan ekonomi umat telah terbentuk 3 tiga KSM dari kerjasama tersebut yaitu: Pertama, KSM Al-Barokah di daerah Blok Tengki dengan kegiatan: pengobatab gratis, sembako murah untuk kaum dhuafa, pembebasan hutang dari rentenir, bantuan modal usaha, pengajian rutin setiap minggu, pelatihan manajemen KSM, WUK, PERT, biaya siswa mister miskin tapi pintar dana yang dikeluarkan: Rp 50.000.000,- dan kini anggota KSM dari 14 anggota menjadi 50 orang lebih. Kedua, KSM Al-Hidayah di Kelurahan Krukut dengan kegiatan: pengobatan gratis, sembako murah untuk dhuafa, bantuan modal usaha, pengajian rutin setiap minggu, pelatihan manajemen KSM, WUK, PERT, biaya siswa Mister miskin tapi pintar. Dana yang dikeluarkan: Rp. 36.000.000,- dengan anggota KSM 20 orang. Ketiga, KSM Al-Zahra di Kp. Singkuk Depok dengan kegitan: Pengobatan gratis, sembako murah untuk dhuafa, bantuan modal usaha, pengajian rutin setiap minggu, pelatihan manajemen KSM, WUK, PERT, beasiswa Mister miskin tapi pinter. Dana yang dikeluarkan: Rp. 43.000.000,- dengan anggota KSM 40 orang. Dengan adanya bantuan modal usaha pada program pemberdayaan usaha mikro yang dilakukan oleh LAZIS PLN P3B JB bekerjasama dengan PKPU berdampak positif terhadap peningkatan kesejahteraan ekonomi masyarakat anggota KSM yang mayoritas ibu rumah tangga. Karena tidak hanya pendapatan yang meningkat, terjadi pula peningkatan pos tabungan rumah tangga RT seiring dengan peningkatan pendapatan. Peningkatan pendapatan juga berdampak pada ketepatan dan percepatan pengembalian modal yang dipinjam. Pinjaman Rp.1.000.000,- yang seharusnya dicicil selama 10 bulan atau 40 minggu, namun memasuki bulan ke lima sudah bisa mencapai anggaran Rp. 700.000,-. 46 Kerjasama ini pula telah banyak membantu masyarakat yang tidak mampu, sehingga dana zakat yang digunakan telah tepatguna yaitu dengan melakukan ekonomi produktif bukan semata-mata charity yang pada akhirnya dapat meningkatkan taraf hidup masyarakat. Adapun salah satu persyaratan 46 Wawancara pribadi dengan Abdul Yazid Al-Bustami. Jakarta, 7 April 2008. yang diperlukan bagi keberhasilan pencapaian pemberdayaan dalam membentuk KSM adalah pendampingan yang mandiri dan berkelanjutan. Pendampingan diperlukan untuk peningkatan kapasitas SDM dalam mengelola potensi usaha yang dimiliki masyarakat dengan mempertimbangkan permasalahan dan peluang yang ada di pasar, dengan pelatihan-pelatihan ini diharapkan para pendamping dapat menjalankan tugas dan kewajiban sesuai dengan apa yang dilaksnakan karena peran pendamping dalam sebuah KSM itu sangat penting. Peran pendamping dalam sebuah KSM itu sangat dibutuhkan, baik dalam proses pertumbuhan maupun dalam proses pemberdayaan KSM hingga pada proses kemandirian, tiap tahap peran seorang pendamping tidaklah sama, semakin berkembang KSM maka semakin rendah intensitas pendampingannya. Oleh karena itu diperlukan seorang pendamping yang kreatif untuk mengawal program-program yang sudah ada. Peran pendampingan dapat diartikan sebagai sebuah kegiatan membantu, mengarahkan, mendukung peran terhadap individu atau kelompok masyarakat miskin dalam merumuskan masalah, merencanakan, melaksanakan dan melestariakn program yang dilakukan. Pendampingan diperlukan agar potensi yang terdapat dalam masyarakat miskin dapat dikembangkan secara optimal, pendampingan yang dilakukan akan menimbulkan komunikasi personal yang efektif dan berdampak positif pada pemberdayaan komunitas serta membantu pengembangan usaha, sehingga masyarakat yang didampingi semakin meningkat kesejahteraannya. Pendmping dibagi menjadi dua yaitu: Pertama, pendamping profesional yaitu pendamping yang memberikan arahan kepada pendamping lokal, bagaimana cara mengelola KSM atau dengan kata lain pendamping yang sudah berpengalaman. Pendamping profesional seperti pendamping dari PKPU atau LAZIS PLN P3B JB. Kedua, pendamping lokal yaitu pendamping yang berada di sekitar KSM yang dibentuk, biasanya pendamping lokal dari pengurus dan pengelola KSM yang sudah dilatih oleh pendamping profesional. Peran pendamping pada setiap KSM secara garis besar ada dua, pertama, adalah sebagai motivator yaitu orang yang melakukan kegiatan, menumbuhkan, dan memberikan dorongan pada diri seseorang untuk bertindak dengan cara tertentu dan untuk mencapai suatu tujuan. Kedua, pendamping sebagai konsultan adalah suatu kegiatan pendampingan dalam memberikan masukan dalam pemecahan masalah KSM maupun peningkatan kapaitas KSM dalam pengembangan organisasi. Pendampingan yang dilakuakan PKPU kepada LAZIS PLN P3B JB sebagai mitra di lapangan telah menunjukkan hasil yang baik, hal ini dapat dilihat dari telah terbentuknya tiga KSM sendiri tanpa melalui kerjasama dengan PKPU lagi mandiri yaitu KSM Nurul Jihad di Jln. Sawo 20 anggota, KSM Insanul Kamil di Limo 30 anggota dan KSM Lestari di Kedaung di Pamulang-Ciputat 30 anggota. Hal ini menunjukkan kerjasama yang terjadi dari keduanya telah efektif karena ternyata LAZIS PLN P3B JB telah berhasil menyerap sistem atau knowledge yang telah diberikan PKPU sehingga dengan adanya kerjasama ini maka program dapat dijalankan dan ilmu juga didapat.

3. Kerjasama Penyaluran Dana Musibah Bencana Alam