karena sebelum usia itu seorang anak dianggap belum cakap melakukan tindakan hukum,  yang  praktis  menghindarkan  kemungkinan  dampak  negatif  persoalan
hukum yang diakibatkan oleh adanya kewarganegaraan ganda tersebut.
30
Sebagaimana  telah  dijelaskan  di  atas,  secara  umum  undang-undang Kewarganegaraan  saat  ini  menghindari terjadinya status kewarganegaraan ganda
bipatride,  tanpa  status  kewarganegaraan  apatride,  kecuali  kewarganegaraan ganda  terbatas  yang  diberikan  kepada  anak-anak  dari  Warga  Negara  Indonesia
yang  dilahirkan  di  negara-negara  berasas  ius  soli  seperti  Amerika  Serikat  atau anak-anak  dari  perkawinan  antara  Warga  Negara  Indonesia  dan  warga  negara
lain.
D. Syarat Memperoleh Kewarganegaraan  Indonesia Memurut Undang-Undang Nomor 12 Tahun 2006
Dalam  Pasal  2  undang-undang  ini  menyebutkan  bahwa  yang  menjadi warga  negara  Indonesia  adalah  orang-orang  bangsa  Indonesia  asli  dan  orang-
orang bangsa lain yang disahkan dengan undang-undang sebagai warga negara. Bagi orang-orang bangsa lain yang ingin  menjadi warga negara Indonesia
dapat  diperoleh  melalui  pewarganegaraan.  Permohonan  pewarganegaraan  dapat diajukan  oleh  yang  bersangkutan  jika  memenuhi  syarat-syarat  yang  telah
disebutkan dalam undang-undang ini pasal 9, yaitu: 1.
Telah berusia 18 tahun atau sudah kawin;
30
Artikel  diakses  pada  15  Mei  2008  dari  http:www.kompas.comkompas- cetak060725opini2823414.htm
l.
2. Pada  waktu  mengajukan  permohonan  sudah  bertempat  tinggal  di  wilayah
negara  Republik  Indonesia  paling  singkat  5  tahun  berturut-turut  atau  paling singkat 10 tahun tidak berturut-turut;
3. Sehat jasmani dan rohani;
4. Dapat  berbahasa  Indonesia  serta  mengakui  dasar  negara  Pancasila  dan
Undang-Undang Dasar 1945; 5.
Tidak pernah dijatuhi pidana karena melakukan tindak pidana yang diancam dengan pidana penjara 1 tahun atau lebih;
6. Jika  dengan  memperoleh  kewarganegaraan  Indonesia,  tidak  menjadi
berkewarganegaraan ganda; 7.
Mempunyai pekerjaan danatau penghasilan tetap; dan 8.
Membayar uang pewarganegaraan ke Kas Negara. Dalam  Pasal  10  undang-undang  ini  mengatur  prosedur  yang  harus
ditempuh oleh pemohon kewarganegaraan, antara lain: 1.
Permohonan  pewarganegaraan  diajukan  secara  tertulis  dalam  bahasa Indonesia di atas kertas bermaterai cukup;
2. Surat permohonan ditujukan kepada Presiden melalui Menteri;
3. Berkas permohonan disampaikan kepada pejabat;
4. Menteri  meneruskan  permohonan  disertai  dengan  pertimbangan  kepada
Presidendalam waktu paling lambat 3 tiga bulan terhitung sejak permohonan itu diterima;
5. Kepada  pemohon  ditetapkan  biaya  pewarganegaraan  yang  besarnya  akan
diatur labih lanjut dalam peraturan pemerintah. peraturan pemerintah tersebut belum ditetapkan menurut undang-undang ini peraturan pelaksanaannya harus
ditetapkan paling lambat 6 bulan setelah undang-undang ini berlaku; 6.
Presiden  punya  hak  untuk  mengabulkan  atau  menolak  permohonan kewarganegaraan tersebut;
7. Apabila  permohonan  dikabulkan  maka  Presiden  menetapkan  keputusan
Presiden  yang  ditetapkan  paling  lambat  3  bulan  terhitung  sejak  permohonan diterima  oleh  Menteri  dan  diberitahukan  kepada  pemohon  paling  lambat  14
hari  terhitung  sejak  keputusan  Presiden  ditetapkan.  Keputusan  Presiden mengenai  pengabulan  terhadap  permohonan  pewarganegaraan  baru  berlaku
efektif  terhitung  sejak  tanggal  permohonan  mengucapkan  sumpah  janji  setia yang  dilangsungkan  paling  lambat  3  bulan  terhitung  sejak  putusan  Presiden
dikirim  kepada  pemohon.  Adalah  kewajiban  pejabat  memanggil  pemohon untuk mengucapkan sumpah atau menyatakan janji setia;
8. Apabila  setelah  dipanggil  secara  tertulis  oleh  pejabat  untuk  mengucapkan
sumpah atau menyatakan janji setia pada waktu yang telah ditentukan ternyata pemohon tidak hadir tanpa alsan  yang sah, keputusan Presiden tersebut batal
demi  hukum.  Sebaliknya,  dalam  hal  pemohon  tidak  dapat  mengucapkan sumpah atau menyatakan janji setia pada waktu yang telah ditentukan sebagai
akibat  kelalaian  pejabat,  pemohon  dapat  mengucapkan  sumpah  atau menyatakan janji setia dihadapan pejabat lain yang ditunjuk Menteri.
9. Apabila  permohonan  ditolak  maka  penolakannya  harus  disertai  alasan  dan
diberitahukan  oleh  Menteri  kepda  yang  bersangkutan  paling  lambat  3  bulan terhitung sejak tanggal permohonan diterima oleh Menteri.
1. Analisis Yang  menjadi  Warga  Negara  Indonesia  sebagai  identitas  Bangsa
Indonesia  Asli  sebagaimana  dimaksud  dari  ketentuan  Pasal  2  Undang-Undang Nomor  12  Tahun  2006  menentukan  bahwa  “Yang  menjadi  Warga  Negara
Indonesia adalah orang-orang Bangsa Indonesia Asli dan orang-orang bangsa lain yang disahkan dengan undang-undang sebagai Warga Negara.” Dalam penjelasan
Pasal  2  tersebut  menerangkan  pengertian  orang-orang  Bangsa  Indonesia  Asli adalah  “Warga Negara Indonesia  sejak kelahirannya dan tidak pernah  menerima
kewarganegaraan  lain  atas  kehendak  sendiri”.  Kemudian  ketentuan  Pasal  4 menegaskan  bahwa  anak  yang dilahirkan di wilayah Negara  Republik Indonesia
dianggap  Warga  Negara  Indonesia  sekalipun  status  Kewarganegaraan  orang tuanya  tidak  jelas,  hal  ini  berarti  secara  yuridis  ketentuan  ini  sedapat  mungkin
mencegah timbulnya keadaan tanpa kewarganegaraan.
Dengan  demikian  penjabaran  Undang-Undang  Nomor  12  Tahun  2006 mengenai  konsep  bangsa  Indonesia  asli  tidak  didefinisikan  berdasrkan  etnis,
melainkan  berdasarkan  pada  hukum  bahwa  keaslian  Warga  Negara  Indonesia ditentukan  berdasarkan  tempat  kelahiran  dalam  wilayah  Negara  Republik
Indonesia.  Tidak  peduli  etnis  Tioghoa,  Arab,  India  dan  lain-lain.  Semuanya
dianggap  Warga  Negara  Indonesia  asli.  Konsekuensi  yuridisnya  semua  Warga Negara Indonesia keturunan yang sudah menikah dan mempunyai keturunan yang
sudah  lahir  di  wilayah  Negara  Republik  Indonesia  demi  hukum  menjadi  orang- orang  bangsa  Indonesia  asli  karenanya  secara  yuridis  tidak  diperlukan  lagi
membuat Surat Bukti  Kewarganegaraan Republik Indonesia SBKRI  melainkan cukup menunjukkan akta kelahiran saja.
Namun  Undang-Undang  Kewarganegaraan  ini    menganut  asas  Ius  soli secara terbatas, yang diberlakukan terbatas bagi anak-anak dan anak-anak tersebut
setelah berusia 18 tahun atau sudah kawin harus menggunakan hak opsinya yaitu anak-anak  tersebut  harus  menentukan  kewarganegaraannya  sesuai  dengan
ketentuan  Pasal  6  Undang-Undang  Nomor  12  Tahun  2006  memberi  penegasan mengenai hak opsi dalam hal penentuan kewarganegaraan seseorang.
BAB III ANALISIS HUKUM ISLAM TERHADAP KONSEP