Motif Bertransaksi Transactions Motive Motif Berjaga-Jaga Precautionary Motive Motif Spekulasi Speculative Motive

Pinjaman bank pada umumnya termasuk aktivitas pendanaan. Namun demikian, cerukan bank overdraft merupakan bagian yang tak terpisahkan dari pengelolaan kas perusahaan. Dalam keadaan tersebut, cerukan termasuk komponen kas dan setara kas. Karakteristik dari pengaturan perbankan tersebut timbulnya fluktuasi saldo bank dari positif ke overdraft. Arus kas tidak mencakupi mutasi di antara pos-pos yang termasuk dalam kas atau setara kas, karena komponen tersebut lebih merupakan bagian dari pengelolaan kas perusahaan dan bukan sebagai bagian dari aktivitas operasi, investasi dan pendanaan. Secara garis besar dapat disimpulkan bahwa pengertian kas meliputi saldo kas cash on hand, saldo simpanan di bank yang setiap saat dapat digunakan serta instrumen investasi yang sangat likuid, berjangka pendek dan dengan cepat dapat dijadikan kas dalam jumlah tertentu tanpa menghadapi resiko perubahan nilai yangsignifikan.

B. MOTIF DALAM MENYIMPAN KAS

Terdapat tiga motif dasar1 dalam menyimpan kas yaitu:

1. Motif Bertransaksi Transactions Motive

Motif ini melihat kas secara sempit yaitu sebagai media untuk pertukaran dalam rangka membiaya transaksi normal yang terjadi seperti pembayaran kepada pemasok dan pembayaran gaji. Besarnya tingkat saldo transaksi tergantung pada besar kecilnya organisasi dan periode waktu kas masuk dan kas keluar. Organisasi yang besar pada umumnya cenderung melakukan banyak transaksi. Jika arus kas masuk dan keluar dapat disinkronisasi maka saldo kas dapat diminimalisasi.

2. Motif Berjaga-Jaga Precautionary Motive

Motif ini fokus pada kemampuan kas untuk menunjang daya beli pada saat timbul kejadian yang tidak diharapkan atau peluang yang tidak diperkirakan sebelumnya. Saldo untuk pencegahan berfungsi sebagai cadangan pada saat ketidakpastian meningkat sebagai akibat perubahan industri, ekonomi, dan dunia. Saldo untuk keperluan darurat ini umumnya disediakan dengan menggunakan portofolio dari pasar uang dan pasar modal. Kriteria kunci dari penggunaan metode ini adalah tingkat keamanan yang tinggi, likuiditas, dan kemudahan untuk mencairkan surat berharga menjadi kas.

3. Motif Spekulasi Speculative Motive

Motif ini timbul seiring dengan keinginan manajemen untuk memiliki sejumlah kas yang dapat digunakan untuk mengambil keuntungan dari kesempatan yang timbul secara tidak terduga. Manajemen harus mempunyai prediksi bahwa saldo kas tersebut dapat menghasilkan keuntungan yang lebih tinggi dari operasi normal organisasi. Pada umumnya, organisasi-organisasi tidak menyimpan kas untuk tujuan spekulasi.

C. PROSES KAS Cash Cycle

Proses arus kas cash cycle adalah waktu yang dibutuhkan untuk proses dari pengeluaran kas sampai dengan penerimaan kas. George W Galinger dan P. Basil Healey, Liquidity Analysis and Management, Edisi ke-2 Massachussets: Aldison-Wesley Publishing, 1991, hal 236 Konsep-konsep, Unsur-unsur dan Current Issue Manajemen Kas Sektor Publik Gambar 1.1 Proses Arus Kas Proses ini merupakan bagian dari proses operasional operating cycle. Proses operasional terdiri dari empat komponen, yaitu peridode persediaan, periode utang, periode piutang dan siklus kas. Pada umumnya periode persediaan ditambah dengan periode utang akan sama dengan periode utang dan siklus kas. Akan tetapi persamaan ini tidak berlaku untuk pendapatan pemerintah dari perpajakan karena pendapatan ini tidak terkait dengan layanan yang diberikan pemerintah.

D. DEFINISI dan TUJUAN KAS

Manajemen kas adalah pengelolaan atas sumber daya kas suatu organisasi. Manajemen kas memberikan kepada manajemen alat untuk berfungsinya suatu organisasi dengan menggunakan kas atau sumber daya likuid yang dimilikinya dengan cara yang tepat. Mike Williams 2004 mendefinisikan manajemen kas pemerintah sebagai strategi dan proses-prosesnya untuk mengelola secara efektif dan efisien arus kas jangka pendek dan saldo-saldo kas yang ada dalam pemerintahan maupun antara pemerintah dengan sektor- sektor lain. Dari definisi iniada beberapa hal yang ditekankan: 1. Definisi ini mencakup persoalan kebijakan dan rancangan proses-proses yang lebih seragam. 2. Manajemen arus kas dan saldo kas memunculkan berbagai tantangan yang berbeda-beda yang harus dihadapi secara bersama-sama. 3. Definisi ini mencakup manajemen kas pada sektor pemerintahan dan interaksi antara pemerintah dengan sektor-sektor lain, terutama sector keuangan. Sementara itu, Storkey 2001 mendefinisikan manajemen kas sebagai “memiliki uang yang cukup pada tempat yang tepat dan pada waktu yang tepat untuk membayar kewajiban-kewajiban pemerintah dalam cara yang efektif dan efisien. Dari definisi di atas, terdapat beberapa tujuan dari manajemen kas. Tujuan utamanya adalah dengan manajemen kas yang baik, suatu pemerintahan dapat Manajemen Kas mendanai pengeluaran-pengeluarannya tepat pada waktunya dan memenuhi setiap kewajibannya ketika jatuh tempo. Tujuan-tujuan tambahannya adalah efektivitas biaya, pengurangan risiko dan efisiensi. Secara khusus, Williams 2004 menyatakan tujuan-tujuan dari manajemen kas pemerintah yang efisien adalah: 1. Menyimpan seminimal mungkin saldo menganggur dalam sistem perbankan dan menekan seminimal mungkin biaya-biaya yang terkait dengan penyimpanan saldo tersebut pada sistem perbankan. 2. Mengurangi risiko operasional, risiko kredit dan risiko pasar yang terkait dengan kegiatan pemerintah dan pendanaan kegiatan pemerintah. 3. Menambah fleksibilitas dalam cara pemerintah menentukan kapan penerimaan kas pemerintah ditandingkan dengan pengeluaran kas pemerintah. 4. Mendukung kebijakan-kebijakan keuangan lainnya. Berkaitan dengan pengelolaan keuangan negara di Indonesia, tujuan-tujuan manajemen kas dapat dikelompokkan ke dalam tiga bagian berikut:

1. Manajemen likuiditas