3. Siswa mempraktikkan beberapa kebiasaan yang dijelaskan oleh guru pada pertemuan saat itu.
c. Observasi
1. Observasi dilakukan selama pemberian tindakan. 2. Setelah tindakan dilakukan, kemudian dikoreksi dan dievaluasi dari
hasil tindakan siklus pertama.
d. Refleksi
1. Hasil observasi disimpulkan dan didiskusikan
2. Merumuskan rencana tindakan untuk siklus kedua
2. Siklus II a.Rencana
1. Merancang rencana pelaksanaan pembelajaran siklus kedua.
2. Menyiapkan instrumen penilaian berupa lembar observasi siswa.
3. Menyiapkan alat untuk dokumentasi handycam atau kamera.
4. Mempersiapkan siswa untuk mengikuti pembelajaran siklus kedua.
b. Tindakan
1. Guru menjelaskan materi pemahaman kebiasaan hidup sehat
dengan metode diskusi. 2.
Guru membagi siswa menjadi beberapa kelompok untuk mengadakan diskusi kecil pada kelompoknya.
3. Setelah selesai berdiskusi di kelompoknya, guru membimbing
siswa untuk melalukan diskusi kelas. 4.
Guru memberikan arahan dan menyimpulkan hasil diskusi agar semua siswa paham kebiasaan hidup sehat.
c. Observasi
Setelah tindakan dilakukan, kemudian dikoreksi dan dievaluasi dari hasil tindakan siklus kedua.
d. Refleksi
Hasil observasi disimpulkan dan didiskusikan.
E. Instrumen
Menurut Arikunto 1997: 112 instrumen penelitian adalah alat pada waktu penelitian menggunakan suatu metode. Keberhasilan suatu
penelitian banyak ditentukan oleh instrumen yang digunakan. Instrumen yang digunakan untuk mengumpulkan data dalam penelitian ini adalah
dengan pengamatan pemahaman kebiasaan hidup sehat selama penelitian. Dengan point-point yang hendak dicapai, jika siswa telah melakukan maka
guru memberikan check list. Setiap check list yang siswa melakukan kebiasaan hidup sehat diberi nilai 10 jadi total nilai adalah 100.
Tabel 1. Format Penilaian Pemahaman Kebiasaan Hidup Sehat Siswa. Kegiatan
Check List 1. Sarapan sebelum berangkat ke seolah
2. Datang ke sekolah tepat waktu 3. Berpakaian bersih dan rapi
4. Piket datang lebih awal dan membersihkan kelas
dan halaman depan kelas 5. Membuang sampah pada tempatnya
6. Tidak membeli jajanan di pinggir jalan yang berdebu
7. Mengikuti pelajaran olahraga dengan semangat 8. Cuci tangan setelah olahraga
9. Cuci tangan setelah dari WC 10. Kuku tangan bersih dan pendek
F. Teknik Analisis Data
Untuk menghitung prosentase keberhasilan siswa digunakan rumus :
100 n
f
Keterangan : P : Prosentase keberhasilan
f : Jumlah yang melakukan benar n : Jumlah siswa yang mengikuti tes
Siswa yang dikatakan tuntas apabila ketuntasan belajar telah mencapai nilai tau persentase ketercapaian 65 secara perorangan. Dalam penelitin
ini dikatakan terjadinya peningkatan hasil belajara siswa, jika jumlah siswa yang tuntas belajar pada siklus pertama lebih sedikit daripada sesudah siklus
kedua dari jumlah siswa yang tuntas belajar pada tindakan siklus dan seterusnya, atau setiap pergantian siklus terjadi persentase peningkatan hasil belajar
siswa.
MOTTO
Ketika anda menyakini sesuatu hal, yakinilah hal hal tersebut dengan sepenuh hati dan tanpa keraguan
Tak boleh lelah dalam menggapai cita-cita, angan da impian
Tekunilah semua pekerjaan sekecil apapun, agar memperoleh hasil yan maksimal
Wakiran
I. PENDAHULUAN
A. Latar Belakang
Pendidikan merupakan suatu usaha untuk mengembangkan kepribadian dan kemampuan yang dilakukan di dalam maupun di luar sekolah yang
berlangsung seumur hidup. Kemajuan ilmu pengetahuan dan teknologi berdampak besar pada perkembangan pendidikan. Hal ini secara tidak
langsung menuntut para pendidik berupaya meningkatkan profesionalisme dan kualitas pembelajaran nya agar tercapai tujuan pendidikan nasional, yaitu
untuk megembangkan potensi peserta didik agar menjadi manusia yang beriman dan bertakwa kepada Tuhan Yang Maha Esa, berakhlak mulia, sehat,
berilmu, kreatif, mandiri, dan menjadi warga negara yang demokratis serta bertanggung jawab.
Pendidikan merupakan tulang punggung dalam suatu negara, sebab pendidikan menciptakan sumber daya manusia yang berkualitas dan berdaya
guna. Untuk menciptakan manusia yang berkualitas maka diperlukan suatu proses belajar yang ditempuh dalam dunia pendidikan. Pendidikan merupakan
kegiatan interaksi. Dalam kegiatan interaksi tersebut, pendidik atau guru bertugas mendidik peserta didik atau siswa. Di sini siswa mengalami proses
yang disebut belajar. Belajar adalah suatu perubahan yang relatif pemanen dalam suatu kecenderungan tingkah laku sebagai hasil dari praktik atau
latihan. Belajar merupakan proses internal yang kompleks. Proses internal
tersebut adalah seluruh mental yang memiliki ranah-ranah, yaitu kognitif, afektif, dan psikomotor.
Dalam upaya menghasilkan output siswa yang berdaya saing tinggi, memiliki skill sehingga mampu untuk berkompetisi dalam perkembangan ilmu
pengetahuan dan teknologi IPTEK, pendidikan harus ditunjang dalam segala aspek keilmuan sebagai satu kesatuan yang saling mendukung. Pendidikan
Jasmani merupakan bagian dari pendidikan secara keseluruhan. Pendidikan Jasmani adalah suatu proses pembelajaran melalui aktivitas
jasmani yang didesain untuk meningkatkan kebugaran jasmani, turut mengembangkan keterampilan motorik, pengetahuan, dan perilaku hidup
sehat dan aktif, sikap sportif, dan kecerdasan emosi. Pengalaman yang disajikan akan membantu siswa untuk memahami mengapa manusia bergerak
dan bagaimana cara melakukan gerakan secara aman, efisien, dan efektif. Oleh karena itu lingkungan belajar harus diatur secara seksama guna meningkatkan
pertumbuhan dan perkembangan seluruh ranah, yaitu kognitif, psikomotor, dan afektif setiap siswa.
Materi-materi yang dipelajari dalam Pendidikan Jasmani mencakup tentang teknikketerampilan dasar permainan dan olahraga; aktivitas pengembangan;
uji diri senam; aktivitas ritmik; aquatik aktivitas air; dan pendidikan luar kelas out door. Dalam materi Pendidikan Jasmani selain belajar gerak
berbagai aktivitas fisik, Pendidikan Jasmani juga mempelajari tentang kesehatan pribadi dan lingkungan. Memberikan penjelasan dan menanamkan
pemahaman kebiasaan hidup sehat juga merupakan tujuan dari pembelajaran