Tujuan Berdirinya Komnas Perlindungan Anak

41

BAB IV HAK ANAK DALAM HUKUM ISLAM, UU. NO. 23 TAHUN 2002

TENTANG PERLINDUNGAN ANAK DAN PERAN KOMNAS PERLINDUNGAN ANAK

A. Hak Anak Dalam Hukum Islam

Setelah anak lahir, Islam telah memeberi ketetapan bagi orang tua atau yang bertanggung jawab agar menegakkan hak-haknya karena hal itu akan memeberikan pengaruh positif pada proses tumbuh kembang seorang anak itu nanti. Dimasa kanak-kanak merupakan masa dimana pertama kalinya kehidupan manusia di alam dunia ini, yang berawal dari sejak lahirnya dan berakhirnya pada saat ia mencapai umur dewasa atau akhil baliq. Oleh karenya pada masa itu merupakan masa yang sangat vital untuk arah yang sangat vital bagi kehidupan manusia di dalam mengembangkan potensi- potensi yang ada pada diri manusia itu sendiri. Oleh kerena itu, orang tua sangat dituntut untuk dapat memahami karakter dari anaknya pada masa perkembangannya, memenuhi hak-hak anaknya dan kemudian mengusahakan suatu lingkungan pendidikan yang dapat memupuk seluruh aspek perkembanganya secara optimal. 1. Hak untuk hidup Islam melarang keras pembunuhan yang terjadi pada anak dengan alasan apapun, baik itu karena kemiskinan, ancaman kemiskinan atau gairah yang berlebihan akan suatu kehormatan. Pada zaman jahiliyah beberapa anak perempuan dikubur secara hidup-hidup karena 41 42 kemiskinan atau untuk melindungi keluarganya dari akibat perilaku yang buruk dan memalukan. 1 Di dalam ayat-ayat Al Quran Allah mengecam perbuatan mereka dan menetapkannya sebagai dosa besar, lebih lagi bahwasanya Allah menegaskan bahwa Dialah yang akan memeberikan rezeki kepada anak-anak maupun orang tuanya. Menurut pandangan Quraish Shihab, karena sedemikian murkanya Allah terhadapat pembunuhan atas anak yang tidak berdosa, sehingga Allah menjelaskan dengan pristiwa-pristiwa kiamat dan Al Quran menguraikanya dengan sebuah pertanyaan تلتـق بنذ ي أب ؟ karena dosa apakah dia anak perempuan dibunuh dikuburkan hidup- hidup”. QS. Al-Tawakir [81] : 9 ayat ini tidak mempersoalkan siapa yang membunuh, untuk mengisyaratkan akan kemurkaan Allah sehinga pelaku tidak wajar untuk di ajak berdialog dengan Allah. 2 2. Hak waris Salah satu perintah Allah kepada orang tua adalah memberi warisan kepada anak-anaknya. Firman Allah Swt.                                                                 1 Rahim Umran M. Hasyim, Islam Dan Keluarga Berencana, Jakarta : Lentera, 1997 h. 36. 2 Quraish Shihab, Tafsir Al Mishbah, Jakarta : Lentera Hati, Vol. 14, 2003 h. 213. 43                   Artinya: “Allah mensyariatkan bagimu tentang pembagian pusaka untuk anak-anakmu. Yaitu: bahagian seorang anak lelaki sama dengan bagahian dua orang anak perempuan dan jika anak itu semuanya perempuan lebih dari dua, Maka bagi mereka dua pertiga dari harta yang ditinggalkan; jika anak perempuan itu seorang saja, Maka ia memperoleh separo harta. dan untuk dua orang ibu-bapa, bagi masing- masingnya seperenam dari harta yang ditinggalkan, jika yang meninggal itu mempunyai anak; jika orang yang meninggal tidak mempunyai anak dan ia diwarisi oleh ibu-bapanya saja, Maka ibunya mendapat sepertiga; jika yang meninggal itu mempunyai beberapa saudara, Maka ibunya mendapat seperenam. Pembagian-pembagian tersebut di atas sesudah dipenuhi wasiat yang ia buat atau dan sesudah dibayar hutangnya. Tentang orang tuamu dan anak-anakmu, kamu tidak mengetahui siapa di antara mereka yang lebih dekat banyak manfaatnya bagimu. ini adalah ketetapan dari Allah. Sesungguhnya Allah Maha mengetahui lagi Maha Bijaksana. QS. An- Nisa [4] : 11 Di sisi lain, Rasulullah Saw membatasi jumlah wasiat harta hanya sepertiga dari harta dengan tujuan agar kehidupan anak-anak kelak lebih terjamin dengan bekal harta yang cukup. Tentunya bekal harta ini dimanfaatkan untuk hal-hal yang sangat bermanfat bagi hidup anaknya dimana untuk menjamin masa depan anak walaupun oarang tuanya sudah tidak ada lagi. Islam pun menetapkan bahwa janin mempunyai hak waris namun hak warisya belum sempurna sebelum ia lahir, apabila anak telah lahir dan nampak ada tanda-tanda kehidupan pada dirinya ia telah mempunyai hak waris yang sempurna. Rasulullah Saw. Bersabda: 44 “Dari Abu Hurairah ra. Dari Nabi Saw.. Bersabda jika bayi bersuara maka berhak mendapatkan warisan” HR. Abu Dawud 3 Seorang anak belum mampu untuk mengurusi hartanya sendiri, maka kepengurusan harta benda anak tersebut tentunya diserahkan kepada ayah atau walinya. Hal tersebut dilakukan hingga anak itu dewasa atau sudah memiliki kemampuan untuk mengelola harta bendanya sendiri. 3. Hak nasab dan nama yang baik Penetapan nasab merupakan salah satu hak seseorang anak yang terpenting dan merupakan sesuatu yang banyak memeberikan dampak terhadap kepribadian masa depan anak. 4 Penetapan nasab mempunyai dampak yang sangat besar terhadap individu, keluarga dan masyarakat sehingga setiap individu berkewajiban untuk merefleksikannya dalam masyarakat dengan demikian diharapkan anggota masyarakat nasabnya menjadi jelas. Karena pemusnahan nasab akan menjadikan seseorang rendah di mata orang lain dan kemungkinan akan dicaci maki karena tidak jelas asal usulnya. Selain itu dengan tidak jelasnya nasab tersebut di khawatirkan akan terjadi perkawinan dengan mahram. Untuk itulah islam mengharamkan untuk menisbatkan seseorang terhadap orang lain yang bukan ayahmya dan diharamkan untuk memusnahkan nasab dari pihak sang ayah. Oleh karena itu akan dapat menimbulkan fitnah dan 3 Kitab Jamiul Ahadis, Mesir: Mesir 3 Hijriyah. No. 12265 4 Kautsar Muhammad, Al Mainawi, Huquq Altifi Fi Al Islam, Riyadh: Ammar Press, 1414 H, h. 49.