Hak Anak Dalam Hukum Islam
44
“Dari Abu Hurairah ra. Dari Nabi Saw.. Bersabda jika bayi bersuara maka berhak mendapatkan warisan” HR. Abu Dawud
3
Seorang anak belum mampu untuk mengurusi hartanya sendiri, maka kepengurusan harta benda anak tersebut tentunya diserahkan
kepada ayah atau walinya. Hal tersebut dilakukan hingga anak itu dewasa atau sudah memiliki kemampuan untuk mengelola harta
bendanya sendiri. 3.
Hak nasab dan nama yang baik Penetapan nasab merupakan salah satu hak seseorang anak yang
terpenting dan merupakan sesuatu yang banyak memeberikan dampak terhadap kepribadian masa depan anak.
4
Penetapan nasab mempunyai dampak yang sangat besar terhadap individu, keluarga dan masyarakat sehingga setiap individu
berkewajiban untuk merefleksikannya dalam masyarakat dengan demikian diharapkan anggota masyarakat nasabnya menjadi jelas.
Karena pemusnahan nasab akan menjadikan seseorang rendah di mata orang lain dan kemungkinan akan dicaci maki karena tidak jelas asal
usulnya. Selain itu dengan tidak jelasnya nasab tersebut di khawatirkan akan terjadi perkawinan dengan mahram. Untuk itulah islam
mengharamkan untuk menisbatkan seseorang terhadap orang lain yang bukan ayahmya dan diharamkan untuk memusnahkan nasab dari pihak
sang ayah. Oleh karena itu akan dapat menimbulkan fitnah dan
3
Kitab Jamiul Ahadis, Mesir: Mesir 3 Hijriyah. No. 12265
4
Kautsar Muhammad, Al Mainawi, Huquq Altifi Fi Al Islam, Riyadh: Ammar Press, 1414 H, h. 49.
45
mafsadah yang besar serta merupakan penghancuran terhadap sendi- sendi keluarga.
4. Hak perlindungan duniawi dan ukhrawi
Pada abad ke 14 Allah Swt sudah mempringatkan agar tidak meninggalkan anak dalam keadaan lemah, tidak hanya lemah dari segi
materi atau hal-hal keduniaan tapi juga tidak meninggalkan anak dalam keadaan lemah iman. Firman Allah Swt..
Artinya: “dan hendaklah takut kepada Allah orang-orang yang
seandainya meninggalkan dibelakang mereka anak-anak yang lemah, yang mereka khawatir terhadap kesejahteraan mereka. oleh sebab itu
hendaklah mereka bertakwa kepada Allah dan hendaklah mereka mengucapkan
Perkataan yang benar.” QS. An-Nisa [4] : 9
Pada ayat tersebut tidak hanya terbatas pada kelemahan fisik atau jasmani dikarenakan kekurangan gizi, kesehatanya yang kurang
terjamin atau cacat tubuh. Akan tetapi juga dapat di pahami dengan kekurangan harta benda atau kemiskinan sehingga anak tidak dapat
memperoleh pendidikan yang maksimal atau tidak memperoleh tempat hidup yang layak sehingga kehidupan anak tersebutmenjadi terlantar
dan mengantarkannya menjadi anak yang hidup di jalan dan menjadi beban masyarakat.
Islam telah menciptakan hak asasi anak ketika masih di dalam air mani ayahnya dan rahim ibunya. Dimana yang memeliki keberadaan
dalil atas hal itu kita bisa dapatkan bahwasanya dari ajaran-ajaran islam
46
sendiri mendorong umatnya untuk memilik keturunan dengan melakukan perkawinan yang resmi dan islam juga menganjurkan
supaya agar
memperbanyak keturunan
dan memakruhkan
pembatasanya. Bahkan kita bisa mendapatkan al-Quran menilai anak itu sebagai hiasan hidup di dunia. Allah berfirman yang artinya “ harta dan
anak – anak adalah perhiasan kehidupan dunia’
5
. Anak juga akan menjadi penolong orang tua di saat butuh dan keperluan mendesak.
Imam Ali Zainal abidin as salah satu kebahagiaan bagi seorang pria ialah disaat memiliki anak yang membantu mereka.
Anak juga akan mewarisi sifat-sifat yang ada dari kedua orang tuanya, dimana melalui seorang anak lah orang tua menurunkan
sifatnya sendiri, pemikiran dan moral mereka dalam proses berlangsung pewarisan aspek sepiritual bagi eksistensi mereka. Dapat disimpulkan
bahwa islam sebagaimana al-Quran dan sunnah dengan arti yang lebih luas yaitu ucapan dan prilaku serta sikap para imam terdahulu
membahas pentingnya mendidik seorang anak. Dengan kata lain memperhatikan anak-anak dari ketiadaan menuju keberadaan hingga
kehidupan terus berlangsung dari generasi sampai allah mewariskan kepada penghuninya. Adapun sebagai berikut:
a. Dipilihkan calon ibunya
Seorang anak sebelom lahir kedunia memiliki hak lain dari ayahnya yaitu dia harus memilihkan seorang ibu yang soleh bagi
5
Markaz Al-Risalah, Hak-Hak Sipil Dalam Islam, Cet-1, Jakarta: 2005, h. 46.
47
anaknya kelak nanti ketika sudah lahir karena bakal calon akan ditipkan kepadanya. Sains juga mengatakan bahwa sifat bawaan
secara fisik dan spritual akan berpindah melalui proses reproduksi. Termasuk hal yang penting hendaklah seorang calon istrinya yang
memeliki nasab yang baik. Islam juga mewasiatkan seorang ayah agar memilih ibu anak-anaknya dari golongan orang yang
beragama dan beriman sebagai filter yang aman dimana untuk mencegah munculnya hal-hal yang tidak dininginkan
6
b. Hak anak setelah dilahirkan
Hak hidup, seorang anak baik laki-laki maupun perempuan memilik hak hidup. Oleh karenanya ini syariat sama sekali tidak
membolehkan kedua orang tua untuk memadamkan buah hatinya, baik hatinya, baik dengan atau dibunuh atau di aborsi. Islam telah
mengecam keras kebiasaan mengubur anak hidup-hidup yang sempat menyebar di zaman Jahiliyah. Al-quran menanyakan
dengan penentangan dan ancaman apabila bayi-bayi perempuan yang dikubur hidup-hidup ditanya karena dosa apakah mereka
dibunuh? al-quran menganggap bahwa hal itu adalah kejahatan dalam terpaksa.
Perlu kita jelaskan di sini bahwa imam J a’far telah
membalikan pandangan diskriminatif yang mengungulkan kaum laki-laki dari pada perempuan selaras dengan pandangan religius
6
Markaz Al-Risalah, Hak-Hak Sipil Dalam Islam, h. 67.
48
yang luas yaitu bahwa anak laki-laki itu adalah nikmat dan anak perempuan itu sebagai kebaikan. Dimana allah akan menanyakan
nikmat tersebut dan memberikan pahala terhadap kebaikan tersebut.
c. Hak anak untuk memperoleh nama baik
Sebagian orang memeliki nama yang indah yang mengandung ketinggian makna dan melahirkan kebahagian. Nama-
nama akan membawa kita terhadap seseorang yang memiliki nama tersebut bagaikan doa dari orang tua untung anak supaya kelak
sang anak bisa mudah dikenal oleh orang lain dan bisa bersosialisasi, dan sebagian lain malah memilih nama yang jelek
yang tidak bermakna sama sekali, ketika anda mendengarnya akan merasa jengkel dan muak.
Sejatinya pengaruh psikologis dan sosial dari nama yang kita berikan kepada anak-anak kita nanti. Berapa banyak dari mereka
dengan nama yang jelek membuatnya tidak bisa tidur malam dan tidak tenang di karenakan cemoohan yang diterimanya dari
masyarakat. Islam sebagai salah satu agama yang menuntun proses
perubahan terbesar tetap memberikan perhatian khusus terhadap masalah dalam pemberian nama dan Nabi Muhammad Saw
melakukan perubahan nama-nama yang jelek atau nama-nama yang bertolak belakang dengan aqidah tauhid. Islam menangapi atas hak
49
seorang anak terhadap ayahnya memberi nama untuknya nama yang bisa diterima.
d. Hak pendidikan dan pengajaran
Tidak dapat dipungkiri lagi bahwasanya masa-masa awal anak merupakan masa penentuan dalam kehidupan selanjutnya. Atas
dasar ulama menekankan pentingnya sebuah pendidikan di masa awal pertumbuhannya khususnya dibidang pendidikan dengan cara
memberikan pendidikan sopan santun yang baik. e.
Hak keadilan dan persamaan Di dalam kehidupan anak laki-laki maupun perempuan pasti
akan timbul di antara mereka sebuah pertengkaran dimana hal ini menyebabkan salah satu dari mereka menjadi sakit hati yang
kelamaan bisa menjadi dendam di antara mereka. Anak-anak mempunyai persaan yang sangat sensitif dan ketika mereka merasa
bahwa orang tuanya lebih mengutamakan saudaranya yang lain akan timbul rasa iri di dalam hatinya. Oleh karenanya sudah
seharusnya orang tua berbuat adil dan memberikan rasa nyaman kepada mereka tali persaudaraan di antara saudara antara keluarga,
kalau tidak maka perselisihan dan pertengkaran akan selalu ada pada dirinya dan hati mereka.