Tinjauan review Kajian Terdahulu

perundang-undangan yang menyangkut nasionalisasi usaha pertambangan. 15 Negara sebagai pembuaat kebijakan juga harus membuat aturan yang baik, dengan kata lain dapat memberikan keuntungan bagi negara dan juga harus memberikan porsi keuntungan yang baik kepada investor. Kebijakan yang berlebihan berpotensi membuat investor takut berinvestasi di Indonesia. Teori yang menganalisis mengenai divestasi saham secara khusus penulis belum menemukannya. Akan tetapi apabila dikaji dari manfaat dari divestasi saham maka dapat dikaitkan dengan teori utilitas, teori ketidaksesuaian antara kehendak. 1. Teori utilitas Jeremy Bentham 1748-1832 Teori utilitas manfaat dikemukakan oleh Jeremy Bentham, digunakan untuk menjelaskan konsep kebahagiaan atau kesejahteraan. Jeremy Bentham berpendapat bahwa tugas hukum adalah memelihara kebaikan dan mencegah kejahatan, sehingga hukum harus memberikan manfaat atau kegunaan bagi orang banyak to serve utility . 16 Teori utilitas digunakan untuk menganalisis manfaat divestasi baik yang dilakukan oleh Pemerintah Indonesia kepada pihak lainnya maupun yang dilakukan oleh badan hukum asing yang bergerak dalam bidang pertambangan kepada Pemerintah Indonesia. Divestasi diatur dalam peraturan perundang-undangan dimaksudkan untuk melindungi kepentingan nasional. Dengan memuat divestasi didalam Undang-Undang Nomor 4 Tahun 2009 tentang Mineral dan Batubara, menjadikan kewajiban tersebut 15 Sajuti Thalib, Hukum Pertambangan Indonesia, cetakan pertama, Bandung : Penerbitan Akademi Geologi dan Pertambangan, 1974, h. 12. 16 Jeremy Bentham, The Theory of Legislation Teori Perundang-undangan diterjemahkan oleh Nurhadi, Bandung: Nusamedia dan Nuansa, 2006, h. 26. memiliki kekuatan hukum yang jelas. Teori kemanfaatan sebagai wujud dari tujuan hukum dan keadilan. Kewajiban mengenai divestasi diasumsikan dapat memberikan manfaat yang sebesar-besarnya. 2. Teori nasionalisme dan populisme Stephen Herbert Hymer 1939-1974 Teori yang bersifat nasionalisme dan populisme yang pada dasarnya teori ini berawal dari kekhawatiran akan adanya dominasi penanaman modal asing. Menurut Hymer, “Penanaman modal asing adalah seorang monopolis atau bahkan sering kali oligopolies di pasar-pasar produksi suatu negara dimana ia melakukan usahanya. Oleh karenanya bilaman penanaman modal asing asing benar-benar menghancurkan kekuatan dalam pasar produksi suatu negara, maka pemerintah harus siap melakukan pengawasan pada penanaman modal asing tersebut. ” 17 Sebab itu menurut paham teori ini bahwa kehadiran penanaman modal asing berakibat adanya pembagian keuntungan yang tidak seimbang yang terlalu banyak ada pada pihak penanam modal asing, sehingga menyebabkan negara penerima modal asing membatasi kegiatan membatasi kegiatan penanaman modal asing yang salah satunya di keluarkannya kewajiban mengenai divestasi saham. 3. Teori ketidaksesuaian antara kehendak dan pernyataan Salim HS 1960 Ada tiga teori yang mengkaji tentang ketidaksesuaian antara kehendak dan pernyataan. Ketiga teori itu meliputi teori kehendak, teori pernyataan, dan teori kepercayaan. Penjabaran Salim HS dari ketiga teori tersebut : a. Teori kehendak berpendapat bahwa perjanjian itu terjadi apabila ada persesuaian antara kehendak dan pernyataan. Apabila terjadi ketidakwajaran, kehendaklah 17 Aminuddin Ilmar, Hukum Penanaman Modal Di Indonesia, cetakan kedua, Jakarta : Kencana, 2004, h. 41.