Asas Akuntabilitas Asas-Asas Hukum Divestasi
prekonomian dan pembangunannya, sehingga penguasaan dan pengusahaan sumber daya alam secara bijak merupakan syarat penting bagi eksistensi sumber daya alam yang
memiliki manfaat bagi kesejahteraan dan kemakmuran sebuah negara.”
26
Pembentukan undang-undang didasari oleh usaha untuk menjadikan semua
tambang di Indonesia menjadi menjadi milik bangsa Indonesia sekaligus keinginan melahirkan beberapa peraturan perundang-undangan yang menyangkut nasionalisasi
usaha pertambangan.
27
Meskipun begitu Undang-Undang Nomor 11 Tahun 1967 tentang Pokok-Pokok Pertambangan belum mengatur mengenai divestasi saham bagi kepentingan
nasional, padahal pada prinsipnya negara merupakan penguasa sumber daya alam pertambangan dalam setiap kegiatannya yang berkaitan pengusahaan pertambangan
mineral dan batubara haruslah memberikan kontribusi yang besar bagi kepentingan nasional. Namun, baru sejak tahun 2009 dengan disahkannya Undang-Undang Nomor 4
Tahun 2009 tentang Mineral dan Batubara, divestasi saham terkait pertambangan kepada peserta Indonesia barulah diatur didalam peraturan perundang-undangan.
Selanjutnya dengan peraturan pelaksana yang terbaru yaitu Peraturan Pemerintah Nomor 77 Tahun 2014 Tentang Perubahan Ketiga Atas Peraturan Pemerintah Nomor 23
Tahun 2010 Tentang Pelaksanaan Kegiatan Usaha Pertambangan Mineral dan Batubara, pemerintah Indonesia diberi hak oleh undang-undang untuk menguasai saham yang telah
dimiliki badan hukum asing sebersar 51 melalui transaksi divestasi saham.
28
Oleh sebab itu, dapat pula diartikan ketika pemerintah memiliki saham mayoritas maka secara
otomatis Indonesia dapat mengambil peran penting dalam setiap kegiatan pelaksanaan
26
Ahmad Redi, Hukum Pertambangan, cetakan pertama, Jakarta : Gramata Publising, 2014, h. 18.
27
Sajuti Thalib, Hukum Pertambangan Indonesia, cetakan pertama, Bandung : Penerbitan Akademi Geologi dan Pertambangan, 1974, h.12.
28
Pasal 97 Peraturan Pemerintah Nomor 77 Tahun 2014 Tentang Perubahan Ketiga Atas Peraturan Pemerintah Nomor 23 Tahun 2010 Tentang Pelaksanaan Kegiatan Usaha Pertambangan Mineral
dan Batubara
operasi pertambangan di Indonesia. Pertimbangan lain dari divestasi saham jika di tinjau dari konsep Indonesianisasi ada dua hal yang menjadi tujuannya, yaitu :
29
a. Mendapat keuntungan ; dan b. Pengalihan kontrol terhadap jalannya perusahaan.
Dengan demikian, perangkat peraturan yang mendasari dibentuknya aturan dalam hal penguasaan negara dibidang sektor tambang selain dalam rangka pencapaian untuk
memperoleh sasaran yang lebih tinggi, kewajiban divestasi diharapkan dapat memberikan manfaat yang jelas yaitu keuntungan bagi pemasukan negara.
Menganlisis manfaat dari divestasi yang dilakukan badan hukum asing yang bergerak di bidang pertambangan kepada pemerintah Indonesia, pemerintah daerah, dan
badan hukum yang dikendalikan oleh warga negara Indonesia sangat erat hubungannya dengan teori ultilitas. Konsep teori yang dikemukakan oleh Jeremy Bentham ini
menjelaskan bagaimana hukum dan kebijakan dapat menimbulkan kesejahteraan dan kebahagiaan. Hubungan antara divestasi dan teori utilitas tidak dapat terbantahkan.
Peraturan mengenai keharusan divestasi sebagai bentuk usaha dalam mencapai pemanfaatan sumber daya alam yang optimal. Melalui peraturan perundang-undangan
dan negara sebagai pemangku kebijakan, tentu divestasi diformulasi sebagaimana tujuan konsep teori utilitas.
Faktor yang menjadikan divestasi harus dikenakan kepada badan hukum asing. Menurut Salim HS, ada dua alasan yang dapat di jadikan rujukan untuk mengemukakan
alasan-alasan badan hukum asing untuk melakukan divestasi saham, meliputi alasan :
30
29
Salim HS, Hukum Divestasi Di Indonesia, cetakan pertama, Jakarta :Erlangga, 2010, h. 102.
30
Salim HS, Erlies Septiana Nurbani, Hukum Divestasi Di Indonesia ; Pasca Putusan Mahkamah Konstitusi RI Nomer 2 SLKN-X2012
, edisi revisi, cetakan pertama Jakarta : RajaGrafindo Persada, 2013, h. 136.