Teknik penulisan dan pedoman yang digunakan oleh penulis dalam skripsi ini disesuaikan dengan kaidah-kaidah
penulisan karya ilmiah pada buku “Pedoman Penulisan Skripsi Fakultas Syariah dan Hukum Universitas Islam Negri Syarif
Hidayatullah Jakarta Tahun 2012 .”
H. Sistematika Penulisan
Sistematika penulisan ini dimaksudkan untuk mempermudah penjabaran dan pemahaman tentang permasalahan yang dikaji serta untuk memberikan gambaran garis
besar mengenai tiap-tiap bab sebagai berikut:
BAB I Pendahuluan
Pada bab ini menguraikan tentang Latar Belakang Masalah, Batasan dan Rumusan Masalah, Tujuan dan Manfaat Penelitian, Tinjauan Review Kajian Terdahulu,
Kerangka Teori, Kerangka Konseptual, Metodologi Penelitian, Sistematika Penulisan
yang berkenaan dengan permasalahan yang akan dibahas dalam skripsi ini. BAB II Konsep Teoritis Hukum Divestasi
Pada bab ini akan dijelaskan tentang Pengertian Hukum divestasi, objek ruang lingkup, sumber hukum, asas-asas, dan manfaat serta tujuan divestasi.
BAB III Penanaman Modal Dan Divestasi PT. Freeport Indonesia
Pada bab ini akan dijelaskan tentang hukum penanaman modal, kontrak yang berkaitan dengan pertambangan mineral dan batubara, sejarah dan studi kasus PT.
Freeport Indonesia.
BAB IV Analisa Kewajiban Divestasi Terhadap Kontrak Karya
Pada bab ini memaparkan analisa terhadap posisi kontrak karya terhadap Pasal
169 Undang-Undang Nomor 4 Tahun 2009 tentang Mineral dan Batubara, divestasi PT
Freeport Indonesia, analisa konsekuensi hukum jika PT. Freeport Indonesia tidak melaksanakan ketentuan kewajiban divestasi.
BAB V Penutup
Bab ini merupakan bab penutup yang terdiri dari kesimpulan dan saran dari penulis.
BAB II HUKUM DIVESTASI
A. Pengertian Hukum Divestasi
Istilah Hukum Divestasi merupakan terjemahan dari bahasa Inggris, yaitu divestment of law
. Hukum divestasi terdiri dari dua padanan kata, yaitu hukum dan divestasi. Guna menjawab arti dari definisi hukum divestasi secara lengkap, maka kita
perlu mendefinisikannya secara terpisah lebih dahulu. Terlalu banyak batasan mengenai hukum, semua sangat bergantung pada sisi pendekatan, sisi yang memberi batasan sesuai
dengan tujuan dan kepentingannya. Banyak ahli hukum dan ahli filsafat hukum yang mengemukakan pendapatnya
mengenai definisi hukum. Ahli hukum belanda J.Van Kan 1939 mendefinisikan hukum sebagai keseluruhan ketentuan-ketentuan kehidupan yang bersifat memaksa, yang
melindungi kepentingan-kepentingan orang dalam masyarakat. Pendapat tersebut mirip dengan definisi dari Rudolf von Jhering 1818-1892, yang menyatakan bahwa hukum
adalah keseluruhan norma-norma yang memaksa berlaku dalam suatu negara.
1
Hans Kelsen menyatakan hukum terdiri dari norma-norma bagaimana orang harus berprilaku. Pendapat ini didukung oleh ahli hukum Indonesia, Wiryono Prodjodikoro
1983, yang menyatakan hukum adalah rangkaian peraturan mengenai tingkah laku orang-orang sebagai anggota suatu masyarakat, sedangkan satu-satunya tujuan dari
hukum ialah menjamin keselamatan, kebahagian, dan tata tertib dalam masyarakat itu.
2
1
Teguh Prasetyo, dan Abdul Halim Barkatullah, Filsafat Teori Ilmu Hukum, cetakan kedua, Jakarta : RajaGrafindo Persada, 2012, h. 11.
2
Teguh Prasetyo, dan Abdul Halim Barkatullah, Filsafat Teori Ilmu Hukum, h. 11.