Media Online KAJIAN TEORETIS DAN KONSEPTUAL

C. Konseptualisasi Berita

1. Pengertian Berita

Totok Djunarto dalam Manajemen Penerbitan Pers menulis bahwa berita berasal dari bahasa sanskerta, yakni Vrit yang dalam bahasa inggris disebut write, yang arti sebenarmya ialah ada atau terjadi. Sebagian menyebutnya dengan vritta, berarti “kejadian” atau “yang telah terjadi”.Vritta dalam bahasa Indonesia kemudian menjadi berita atau warta. 33 Paul De Massener dalam buku Here’s The News: Unesco Associate menyatakan bahwa news atau berita adalah sebuah informasi yang penting dan menarik perhatian serta minat khalayak pendengar. Charneley dan James M. Neal menjelaskan bahwa berita adalah laporan tentang suatu peristiwa, opini, kecenderungan, situasi, kondisi, interpretasi yang penting, menarik, masih baru dan harus secepatnya disampaikan kepada khalayak. 34 Ada beberapa definisi tentang berita dari pakar ilmuwan dan penulis, di antaranya: a. Dean M. Spencer mendefinisikan berita sebagai suatu kenyataan atau ide yang benar dan dapat menarik perhatian sebagai pembaca. 33 Totok Djunarto, Manajemen Penerbitan Pers Bandung: Remaja Rosdakarya, 2000, cet ke-1, h. 46. 34 AS Haris Sumadiria, Jurnalistik Indonesia Menulis Berita dan Feature Bandung: simbiosa Rekatama Media, 2005, h. 64. b. Dr. Wiliar C Balayer, berita adalah sesuatu yang termasuk baru yang dipilih wartawan untuk dimuat dalam media cetak oleh karena itu, ia dapat menarik atau mempunyai makna dan dapat menarik minat bagi pembaca kabar tersebut. c. William S. Maaulsby menyebutkan berita sebagai suatu penuturan secara benar dan tidak memihak dari fakta yang mempunyai arti penting dan baru terjadi d. Eric C. Hesfwood, berita adalah laporan pertama dari kejadian yang penting dan menarik perhatian pembaca. e. Djafar H. Assegaf mengartikan berita sebagai laporan tentang fakta atau ide yang termasa dan terpilih oleh staf redaksi suatu media massa untuk disiarkan dengan harapan dapat menarik perhatian khalayak. Sementara J.B Wahyudi mendefinisikan berita sebagai laporan tentang perisitwa atau pendapat yang memiliki nilai penting dan menarik bagi sebagian khalayak, masih baru dan dipublikasikan secara luas melalui media massa. Peristiwa atau pendapat tidak akan menjadi berita bila tidak dipublikasikan secara periodik. 35 Berita dapat didefinisikan sebagai perisitwa yang di laporkan.Segala yang didapat di lapangan dan sedang dipersiapkan untuk dilaporkan, belum dapat disebut berita.Wartawan yang menonton dan menyaksikan peristiwa, belum tentu 35 Totok Djunarto, Manajemen Penerbitan Pers, h.47 telah menemukan perisitwa. Wartawan harus bisa menemukan peristiwa setelah memahami proses atau jalan cerita, yaitu harus tahu apawhat yang terjadi, siapa who yang terlibat, bagaimana kejadian itu terjadi how, kapan when terjadi, di mana where peristiwa itu terjadi, dan mengapa why sampai bisa terjadi. Unsur tersebut bersinergi sehingga dapat menjadi sebuah berita. 36 Dengan demikian, berita adalah fakta, opini, pesan, serta informasi yang mengandung nilai-nilai yang diumumkan dan diinformasikan yang menarik perhatian sejumlah orang yang memiliki pertimbangan, di antaranya. 37 a. Akurat, singkat, padat dan sesuai kenyataan b. Tepat waktu dan aktual c. Obyektif, sama dengan fakta yang sebenarnya, tanpa opini dari penulis d. Menarik, disajikan dengan kata-kata dan kalimat yang khas, segar dan enak dibaca e. Baru

2. Nilai-nilai berita

Nilai berita merupakan elemen-elemen dari berita sebagai patokan bagi wartawan untuk memutuskan berita mana yang pantas untuk diliput dan mana yang tidak.Nilai berita dalam suatu berita juga menjadi sebuah ukuran yang 36 Eni Setiati, Ragam Jurnalistik Baru dalam Pemberitaan Yogyakarta: Andi Publisher, 2005, h. 18. 37 Marisa Asumti Kumanti, Dasar-Dasar Publik Relation Teori dan PraktikJakarta: Grasindo, 2002, h. 130. menentukan berita tersebut layak diterbitkan atau tidak. Menurut Eriyanto, hanya ada beberapa peristiwa yang mempunyai ukuran-ukuran atau nilai-nilai tertentu saja yang layak dan bisa disebut sebagai berita. 38 Nilai berita tersebut di antaranya adalah: 39 a. Immediacy atau biasa disebut timelines: terkait dengan kesegaran peristiwa yang dilaporkan. b. Proximity keterdekatan peristiwa dengan pembaca dalam keseharian hidup mereka. Karena biasanya orang-oarang akan tertarik dengan berita yang menyangkut dengan kehidupan mereka. c. Consequence berita yang mengubah kehidupan pembaca adalah yang mengandung nilai konsekuensi. d. Conflict peristiwa perang, demonstrasi, atau kriminalitas merupakan contoh elemen konflik di dalam pemberitaan. e. Oddity: peristiwa yang tidak biasa terjadi adalah sesuatu hal yang akan diperhatikan segera oleh masyarakat. 38 Eriyanto, Analisis Framing: Konstruksi, Ideologi, dan Politik Media, Yogyakarta: LkiS, 2005, Cet. ke-3, h. 106. 39 Septiawan Santana K., Jurnalisme Kontemporer Jakarta: Yayasan Obor Indonesia, 2005, h. 18-20.

Dokumen yang terkait

KONSTRUKSI PEMBERITAAN KONFLIK PARTAI POLITIK DI MEDIA ONLINE (Analisis framing pemberitaan konflik Munas IX Partai Golkar pada media online mediaindonesia.com, dan vivanews.com edisi 30 November 2014 - 15 Desember 2014)

0 12 15

Sikap Politik Partai Persatuan Pembangunan (PPP) Dalam Suksesi Kepemimpinan Negara Pada Pemilu 2014

0 5 0

Citra Partai Keadilan Sejahtera di Pemilu 2014 (Analisis Wacana Pemberitaan Partai Keadilan Sejahtera pada Media Online Detikcom)

0 13 0

Analisis Framing Pemberitaan Perjalanan Koalisi Gerindra Dengan Ppp Pada Pilpres 2014 Di Harian Kompas

0 23 143

Analisis Framing Pemberitaan Konflik Tolikara Pada Harian Kompas Dan Republika

4 29 207

ISU KOALISI PARTAI DI MEDIA INDONESIA ISU KOALISI PARTAI DI MEDIA INDONESIA (Analisis Framing Pemberitaan tentang Koalisi Partai Menjelang PILPRES pada PEMILU 2009 dalam surat kabar Harian Media Indonesia Edisi 9 April 2009- 16 Mei 2009).

0 3 12

PENDAHULUAN ISU KOALISI PARTAI DI MEDIA INDONESIA (Analisis Framing Pemberitaan tentang Koalisi Partai Menjelang PILPRES pada PEMILU 2009 dalam surat kabar Harian Media Indonesia Edisi 9 April 2009- 16 Mei 2009).

0 3 28

DESKRIPSI OBJEK PENELITIAN ISU KOALISI PARTAI DI MEDIA INDONESIA (Analisis Framing Pemberitaan tentang Koalisi Partai Menjelang PILPRES pada PEMILU 2009 dalam surat kabar Harian Media Indonesia Edisi 9 April 2009- 16 Mei 2009).

0 2 11

KESIMPULAN DAN SARAN ISU KOALISI PARTAI DI MEDIA INDONESIA (Analisis Framing Pemberitaan tentang Koalisi Partai Menjelang PILPRES pada PEMILU 2009 dalam surat kabar Harian Media Indonesia Edisi 9 April 2009- 16 Mei 2009).

0 5 129

Analisis Framing Pemberitaan Konflik Israel - Palestina dalam Harian Kompas dan Radar Sulteng

0 0 15