Konseptualisasi Framing KAJIAN TEORETIS DAN KONSEPTUAL

presentasi aspek tertentu dari realitas David E. Snow and Robert Benford Pemberitaan makna untuk menafsirkan peristiwa dan kondisi yang relevan. Frame mengorganisasikan system kepercayaan dan diwujudkan dalam kata kunci tertentu, anak kalimat, citra tertentu, sumber informasi dan kalimat tertentu. Amy Binder Skema interpretasi yang digunakan oleh individu untuk menempatkan, menafsirkan, mengindenfikasi, dan melabeli peristiwa secara langsung atau tidak langsung. Frame mengorganisir peristiwa yang kompleks ke dalam bentuk dan pola yang mudah dipahami dan membantu individu untuk mengerti makna peristiwa. Zhongdang Pan dan Gerald M. Kosicki 1993 Strategi konstruksi dan memproses berita. Perangkat kognisi yang digunakan dalam mengkode informasi, menafsirkan peristiwa, dan dihubungkan dengan rutinitas dan konvensi pembentukan berita. Sumber: Eriyanto, Analisis Framing: Konstruksi, Ideologi dan Politik Media h. 67-68 Ada dua aspek yang digunakan dalam pendekatan analisis framing, yaitu pertama, memilih faktarealitas. Proses memilih fakta ini didasarkan pada asumsi, wartwan tidak mungkin melihat peristiwa tanpa perspektif. 61 Dalam memilih fakta ini selalu terkandung dua kemungkinan yaitu apa yang dipilih included dan apa yang dibuang excluded. Penekanan pada aspek tertentu itu dilakukan dengan memilih angel tertentu, fakta tertentu dan melupakan fakta lain, pada intinya 61 Eriyanto, Analisis Framing, h. 69. peristiwa dilihat dari sisi tertentu. Akibatnya, pemahaman dan konstruksi atas suatu peristiwa bisa jadi berbeda antara suatu media dengan media lain. Kedua, menuliskan fakta, proses ini berhubungan dengan bagaimana fakta yang dipilih itu disajikan kepada khalayak. Ide itu diungkapkan kata, kalimat, foto dan sebagainya.Elemen menulis fakta ini berhubungan dengan penonjolan realitas.Pemakaian kata, kalimalimat atau foto merupakan implikasi dari memilih aspek tertentu dari realitas.Akibatnya, realitas yang disajikan secara menonjol memungkinkan lebih besar untuk diperhatikan dan mempengaruhi khalayak dalam memahami suatu realitas. Melalui framing, jurnalis dapat mengemas perisitwa yang kompleks menjadi perisiwa yang mudah dipahami dengan menggunakan perspekif tertentu dan lebih menarik perhatian para pembaca. Laporan berita yang ditulis wartawan pada akhirnya menampilkan apa yang dianggap penting, apa yang perlu ditonjolkan, dan apa yang perlu disampaikan oleh wartawan kepada para pembaca.

G. Konsep Framing Zhongdang Pan dan Gerald M. Kosicki

Dalam skripsi ini penulis menggunakan framing model Zhongdang Pan dan Gerald M. Kosicki.Model ini berasumsi bahwa setiap berita mempunyai frame yang berfungsi sebagai pusat dari organisasi ide.Frame ini adalah suatu ide yang dihubungkan dengan elemen yang berbeda dalam teks berita, seperti kutipan sumber, latar informasi, pemakaian kata atau kalimat tertentu kedalam teks secara keseluruhan. Frame berhubungan dengan makna, bagaimana seseorang memaknai suatu peristiwa dapat dilihat dari perangkat tanda yang dimunculkan dalam teks. Elemen yang menandakan pemahaman seseorang yang mempunyai bentuk yang terstruktur dalam bentuk aturan atau konvensi penulisan sehingga ia dapat menjadi “jendela” melalui mana makna yang tersirat dari berita menjadi terlihat. 62 Pan dan Kosicki membuat suatu model yang mengintegrasikan secara bersama-sama konsepsi psikologis yang melihat frame semata sebagai persoalan internal pemikiran dengan konsepsi sosiologis yang lebih tertarik melihat frame dari sisi bagaimana lingkungan sosial juga dikonstruksi seseorang. 63 Bagaimana konsepsi tadi digabung dalam satu model.Ini dapat ditemukan dari bagaimana suatu berita diproduksi dan peristiwa dikonstruksi oleh wartawan. Dalam mengkonstruksi suatu realitas, wartawan tidak menggunakan konsepsi yang ada dalam pikiran semata, yakni dengan mempertimbangkan berbagai hal diantaranya yaitu pertama, proses konstruksi itu juga melibatkan nilai sosial yang melekat dalam diri wartawan. Sebagai bagian dari lingkungan sosial, wartawan akan menerima nilai-nilai, kepercayaan yang ada di masyarakat. Kedua, ketika menulis dan mengkonstruksi berita wartawan bukanlah berhadapan dengan publik kosong.Hal ini karena wartawan bukan menulis untuk dirinya sendiri, melainkan untuk dinikmati dan dipahami oleh para pembaca.Ketiga, proses konstruksi itu juga ditentukan oleh proses produksi yang selalu melibatkan standar kerja, profesi jurnalistik dan standar professional dari wartawan. 62 Eriyanto, Analisis Framing, hal. 293. 63 Eriyanto, Analisis Framing, hal.253. Wartawan menggunakan beberapa perangkat wacana seperti penggunaan yang strategis di dalam sebuah kata, kalimat, lead, hubungan antarkalimat, foto, grafik dan perangkat lain untuk membentu dirinya menggungkapkan pemaknaan mereka sehingga dapat dipahami oleh pembaca. Perangkat wacana ini dapat juga menjadi alat bagi peneliti untuk memahami bagaimana media mengemas sebuah peristiwa. Dalam pendekatan framing model Pan dan Kosicki, prangkat dibagi menjadi empat stuktur, yaitu struktur sintaksis, struktur skrip, struktur tematik, dan struktur retoris:

1. Struktur Sintaksis

Sintaksis berhubungan dengan bagaimana wartawan menyusun peristiwa, pernyataan, opini, kutipan, pengamatan atas peristiwa ke dalam bentuk susunan umum berita.dengan demikian dapat diamati dari bagan berita lead yang dipakai, latar, headline, kutipan yang diambil, dan sebagaianya. Intinya, ia mengamati bagaimana wartawan memahami peristiwa yang dapat dilihat dari cara ia menyusun fakta ke dalam bentuk umum berita. 2. Struktur Skrip Skrip berhubungan dengan bagaimana wartawan mengisahkan atau menceritakan peristiwa ke dalam bentuk berita. Struktur ini melihat bagaimana strategi cara bercerita atau bertutur yang dipakai oleh wartawan dalam mengemas suatu peristiwa ke dalam bentuk berita. Struktur ini melihat bagaimana strategi cara bercerita atau bertutur yang dipakai wartawan dalam mengemas peristiwa ke dalam bentuk cerita. Struktur skrip dapat dilihat dari kelengkapan unsur 5W+1H: siapa Who, apa What, kapan When, di mana Where, mengapa Why, dan bagaimana How dengan harus mampu menekankan atau menghilangkan bagian terpenting dalam mengisahkan sebuah fakta. 3. Struktur Tematik Tematik berhubungan dengan bagaimana wartawan mengungkapkan pandangannya atas peristiwa ke dalam proposisi, kalimat atau hubungan antar kalimat yang membentuk teks secara keseluruhan.Struktur ini melihat bagaimana pemahaman itu diwujudkan dalam bentuk yang lebih kecil. Dalam menulis berita, seorang wartawan mempunyai tema tertentu untuk peristiwa dan tema inilah yang akan dibuktikan dengan susunan atau bentuk tertentu. Struktur tematik mengandung rangkuman dan isi utama.Rangkuman biasanya dijelaskan melalui headline, peranan atau kesimpulan.Sedangkan isi utama adalah bukti yang mendukung hipototesis yang dijelaskan dan biasanya berisi episode, informasi, latar, dan kutipan.

4. Struktur Retoris

Retoris berhubungan dengan bagaimana wartawan menekankan arti tertentu ke dalam berita. Struktur ini akan melihat bagaimana wartawan memakai pilihan

Dokumen yang terkait

KONSTRUKSI PEMBERITAAN KONFLIK PARTAI POLITIK DI MEDIA ONLINE (Analisis framing pemberitaan konflik Munas IX Partai Golkar pada media online mediaindonesia.com, dan vivanews.com edisi 30 November 2014 - 15 Desember 2014)

0 12 15

Sikap Politik Partai Persatuan Pembangunan (PPP) Dalam Suksesi Kepemimpinan Negara Pada Pemilu 2014

0 5 0

Citra Partai Keadilan Sejahtera di Pemilu 2014 (Analisis Wacana Pemberitaan Partai Keadilan Sejahtera pada Media Online Detikcom)

0 13 0

Analisis Framing Pemberitaan Perjalanan Koalisi Gerindra Dengan Ppp Pada Pilpres 2014 Di Harian Kompas

0 23 143

Analisis Framing Pemberitaan Konflik Tolikara Pada Harian Kompas Dan Republika

4 29 207

ISU KOALISI PARTAI DI MEDIA INDONESIA ISU KOALISI PARTAI DI MEDIA INDONESIA (Analisis Framing Pemberitaan tentang Koalisi Partai Menjelang PILPRES pada PEMILU 2009 dalam surat kabar Harian Media Indonesia Edisi 9 April 2009- 16 Mei 2009).

0 3 12

PENDAHULUAN ISU KOALISI PARTAI DI MEDIA INDONESIA (Analisis Framing Pemberitaan tentang Koalisi Partai Menjelang PILPRES pada PEMILU 2009 dalam surat kabar Harian Media Indonesia Edisi 9 April 2009- 16 Mei 2009).

0 3 28

DESKRIPSI OBJEK PENELITIAN ISU KOALISI PARTAI DI MEDIA INDONESIA (Analisis Framing Pemberitaan tentang Koalisi Partai Menjelang PILPRES pada PEMILU 2009 dalam surat kabar Harian Media Indonesia Edisi 9 April 2009- 16 Mei 2009).

0 2 11

KESIMPULAN DAN SARAN ISU KOALISI PARTAI DI MEDIA INDONESIA (Analisis Framing Pemberitaan tentang Koalisi Partai Menjelang PILPRES pada PEMILU 2009 dalam surat kabar Harian Media Indonesia Edisi 9 April 2009- 16 Mei 2009).

0 5 129

Analisis Framing Pemberitaan Konflik Israel - Palestina dalam Harian Kompas dan Radar Sulteng

0 0 15