penggunaan realitas sosial tertentu.Begitu juga bagaimana kita memahami objek- objek dan bagaimana kita berperilaku terhadapnya sengat bergantung pada realitas
sosial yang memegang peranan.
55
F. Konseptualisasi Framing
Framing merupakan versi terbaru dari pendekatan analisis wacana, khususnya untuk menganalisis media.Gagasan mengenai framing pertama kali
dilontarkan oleh Beterson tahun 1955. Pada mulanya frame dimaknai sebagai struktur konsptual atau perangkat kepercayaan yang mengorganisir pandangan
politik, kebijakan, dan wacana serta menyediakan kategori-kategori standar untuk mengapresiasi realitas. Konsep ini kemudian dikembangkan lebih jauh oleh
Goffman pada 1974, yang mengandaikan frame sebagai kepingan-kepingan perilaku strips of behavior yang membimbing individu dalam membaca
realitas.
56
Framing adalah pendekatan untuk melihat bagaimana realitas dibentuk dan dikonstruksi oleh media. Proses pembentukan dan konstruksi realitas ini, hasil
akhirnya adalah bagian tertentu dari realitas yang lebih menonjol dan lebih mudah tampak. Akibatnya, khalayak lebih mudah mengingat aspek-aspek yang tidak
disajikan secara menonjol, bahkan tidak diberitakan, menjadi terlupakan dan sama sekali tidak diperhatikan oleh khalayak.
57
55
Ibid., h. 2-4.
56
Alex Sobur,Analisis Teks Media, h. 161-162.
57
Eriyanto, Analisis Framing, h. 66-77.
Dalam persepektif komunikasi, analisis framing dipakai untuk membedah cara- cara atau ideologi media saat mengkonstruksi fakta. Analisis ini mencermati
strategi seleksi, penonjolan, dan pertautan fakta ke dalam agar lebih bemakna, lebih menarik, lebih berarti atau lebih diingat, untuk menggiring interpretasi
khalayak sesuai persepektifnya. Dengan kata lain, framing adalah pendekatan untuk mengetahui bagaimana perspektif atau cara pandang yang digunakan
wartawan ketika nmenyeleksi isu dan menulis berita.
58
Cara pandang atau persepektif itu pada akhirnya mementukan fakta apa yang diambil, bagian mana yang ditonjolkan dan dihilangkan, serta hendak
dibawa ke mana berita tersebut.
59
Oleh karenanya, berita menjadi manipulatif dan bertujuan mendominasi keberadaan subjek sebagai sesuatu yang legitimate
objektif, alamiah, wajar, atau tak terelakkan.
60
Jadi, framing adalah cara yang digunakan untuk menganalisis dan mengetahui bagaimana konstruksi dari suatu
peristiwa yang dilakukan oleh media massa, yang kemudian dikemas menjadi sebuah berita. Pada dasarnya, framing itu metode untuk melihat cara bercerita
story telling media massa atas peristiwa. Cara bercerita itu tergambar pada “cara
pandang” terhadap realitas yang dijadikan berita.“Cara melihat” ini berpengaruh pada hasil akhir dari konstruksi realitas.Dengan menggunakan analisis framing,
kita dapat mengetahui bagaimana media mengkonstruksikan suatu peristiwa menjadi sebuah berita untuk disebarluaskan kepada khalayak, dan juga bagaimana
58
Alex Sobur, Analisis Teks Media, h. 162
59
Bimo Nugroho, Eriyanto, Franz sudiarsis, Politik Media Mnegemas Berita Jakarta: Institut Studi Arus Informasi, 1999, h. 21.
60
Teguh Imawan, Media Surabaya Mengaburkan Makna Jakarta: Pantau edisi 09Tahun 2000, h. 65-73
membingkai suatu realitas sesuai dengan pandangan wartawan dan media itu sendiri.
Tabel II.II Dimensi Besar Framing
TOKOH DEFINISI
Robert N. Entman 1993
Proses seleksi dari berbagai aspek realitas sehingga bagian tertentu dari peristiwa itu lebih menonjol
dibandingkan aspek lain. Ia juga menyertakan penempatan informasi-informasi dalam konteks yang
khas sehingga sisi tertentu mendapatkan alokasi lebih besar dari pada sisi lain
William A. Gamson 1992
Cara berbicara atau gugusan ide-ide yang terorganisir sedemikian rupa dan menghadirkan konstruksi makna
peristiwa-peristiwa yang berkaitan dengan objek suatu wacana. Cara bercerita itu terbentuk dalam sebuah
kemasan package. Kemasan itu semacam skema atau semacam struktur pemahaman yang digunakan
individu untuk mengkonstruksi makna pesan-pesan yang ia sampaikan, serta untuk menafsirkan makna
pesan-pesan yang ia terima.
Todd Gitlin 1980
Strategi bagaimana realitasdunia dibentuk dan disederhanakan sedemikian rupa untuk ditampilkan
kepada khalayak
pembaca. Peristiwa-peristiwa
ditampilkan dalam pemberitaan agar tampak menonjol dan menarik perhatian khalayak pembaca. Itu
dilakukan dengan seleki, pengulangan, penekanan dan
presentasi aspek tertentu dari realitas
David E. Snow and Robert Benford
Pemberitaan makna untuk menafsirkan peristiwa dan kondisi yang relevan. Frame mengorganisasikan
system kepercayaan dan diwujudkan dalam kata kunci tertentu, anak kalimat, citra tertentu, sumber informasi
dan kalimat tertentu.
Amy Binder Skema interpretasi yang digunakan oleh individu
untuk menempatkan, menafsirkan, mengindenfikasi, dan melabeli peristiwa secara langsung atau tidak
langsung. Frame mengorganisir peristiwa yang kompleks ke dalam bentuk dan pola yang mudah
dipahami dan membantu individu untuk mengerti makna peristiwa.
Zhongdang Pan dan Gerald M. Kosicki
1993
Strategi konstruksi dan memproses berita. Perangkat kognisi yang digunakan dalam mengkode informasi,
menafsirkan peristiwa, dan dihubungkan dengan rutinitas dan konvensi pembentukan berita.
Sumber: Eriyanto, Analisis Framing: Konstruksi, Ideologi dan Politik Media h. 67-68
Ada dua aspek yang digunakan dalam pendekatan analisis framing, yaitu pertama, memilih faktarealitas. Proses memilih fakta ini didasarkan pada asumsi,
wartwan tidak mungkin melihat peristiwa tanpa perspektif.
61
Dalam memilih fakta ini selalu terkandung dua kemungkinan yaitu apa yang dipilih included dan apa
yang dibuang excluded. Penekanan pada aspek tertentu itu dilakukan dengan memilih angel tertentu, fakta tertentu dan melupakan fakta lain, pada intinya
61
Eriyanto, Analisis Framing, h. 69.