30 hari sesudah January Effect pada perusahaan LQ45 sektor perbankan. Rata-rata abnormal return saham dihitung dengan menggunakan market adjusted model
yakni dengan mengurangi return dengan expected return periode yang bersangkutan. Data harga yang digunakan untuk menghitung abnormal return
saham adalah data harga penutupan harian daily closing price untuk masing- masing saham yang akan diteliti.
Skema Kerangka Pemikiran:
Perbandingan Abnormal Return saham bulan januari dengan
bulan sebelumnya pada sektor perbankan LQ45
AbRit = Rit – E Rit
AbRit January ≤ AbRit 30 hari sebelum bulan januari pada
saham sektor perbankan AbRit January ≥ AbRit 30 hari
sebelum bulan january pada saham sektor perbankan
Investor tidak rasional
January Effect
1.5 Hipotesis
Berdasarkan latar belakang,permasalahan dan kerangka pemikiran diatas, maka hipotesis pada penelitian ini adalah sebagai berikut:
Terdapat perbedaan yang significant antara abnormal return pada bulan january dan abnormal return bulan desember pada saham perusahaan sektor perbankan di
Bursa Efek Indonesia.
II. LANDASAN TEORI
2.1
Pasar Modal di Indonesia
Pasar modal secara adalah suatu sistem keuangan yang terorganisasi, termasuk didalamnya adalah bank-bank komersial dan semua lembaga perantara dibidang
keuangan, serta keseluruhan surat-surat berharga yang beredar. Setelah terhenti sejak tahun 1956, Bursa Efek Jakarta diaktifkan kembali pada tanggal 10 Agustus
1977. Pada saat itu, Bursa Efek Jakarta dikelola oleh BAPEPAM atau Badan Pelaksana Pasar Modal Sekarang Badan Pengawas Pasar Modal, suatu badan
yang bernaung di bawah Departemen Keuangan. Hingga tahun 1987, perkembangan Bursa Efek Jakarta bisa dikatakan sangat lambat, dengan hanya 24
emiten yang tercatat dan rata-rata nilai transaksi harian kurang dari Rp 100 juta. Pertumbuhan yang lambat tersebut berakhir pada tahun berikutnya ketika
pemerintah mengeluarkan deregulasi di bidang Perbankan dan pasar modal melalui Pakto 1988.
Dengan pertumbuhan yang pesat dan dinamis, bursa efek perlu ditangani secara lebih serius. Untuk menjaga objektifitas dan mencegah kemungkinan adanya
conflict of interest fungsi pembinaan dan operasional bursa harus dipisahkan dan dikembangkan dengan pendekatan yang lebih profesional. Akhirnya pemerintah
memutuskan sudah tiba waktunya untuk melakukan swastanisasi bursa. Sehingga