Ciri Partisipasi Jenis-jenis Saham a. Saham Preferen

Dividen saham biasa diluar jumlah tertentu mungkin dibagi sama antara pemegang saham preferen dan pemegang saham biasa.

3. Hak Suara

Karena saham preferen mempunyai hak yang didahulukan atas aktiva dan laba, para pemegang saham preferen biasanya tidak diberi suara dalam manajemen kecuali kalau perusahaan tidak mampu membayar dividen saham preferen selama periode tertentu, Misalnya kalu dividen saham preferen ditunggak sampai empat kali, pemegang saham preferen mendapat suara dalam manajemen. Dalam keadaan seperti ini para pemegang saham preferen sebagai suatu kelompok bisa nerhak memilih sejumlah direksi tertentu. Biasanya jumlah direksi itu agak sedikit dibandingkan dengan totalnya. Dan karena para pemegang saham preferen memperoleh suara dalam manajemen, hal itu dapat merupakan pertanda bahwa perusahaan mungkin sedang mengalami kesulitan keuangan yang sangat berat. Karena itu, hak suara yang diberikan kepada para pemegang saham preferen mungkin sama sekali tidak berarti jika kesulitan tersebut tidak teratasi.

b. Saham Biasa

Para pemegang saham biasa suatu perusahaan adalah para pemilik residu perusahaan itu. Secara kolektif mereka memiliki perusahaan dan menanggung resiko akhir yang berkaitan dengan pemilikan. Tetapi kewajiban mereka terbatas pada besarnya investasi mereka. Dalam likuidasi, para pemegang saham ini mempunyai hak residu atas aktiva perusahaan setelah hak para kreditor dan para pemegang saham preferen diselesaikan sepenuhnya. Saham biasa seperti saham preferen tidak mempunyai tanggal jatuh tempo akhir dan para pemegang saham dapat melikuidasi investasinya dengan menjual saham mereka di pasar sekunder, Ciri-ciri saham biasa yaitu 1. Saham Yang Diotorisasi, Dikeluarkan dan Beredar Anggaran dasar perusahaan menentukan jumlah lembar saham biasa yang diotorisasi yaitu jumlah maksimum yang dapat diterbitkan dikeluarkan perusahaan tanpa mengubah anggaran dasarnya. Meskipun pengubahan anggaran dasar bukanlah prosedur yang sulit, namun perubahan ini memerlukan persetujuan dari para pemegang saham yang ada dan memerlukan waktu. Karena perusahaan biasanya suka mempunyai sejumlah saham tertentu yang sudah diotorisasi tetapi tidak diterbitkan dikeluarkan. Saham yang tidak diterbitkaan ini memberi keluwesan dalam pemberian opsi saham, melakukan merger dan memecah saham. Jika jumlah lembar saham biasa yang telah diotorisasi dijual saham ini menjadi saham yang telah dijual ditempatkan. Saham beredar outstanding stock adalah jumlah saham yang dikeluarkan dan benar-benar dimiliki umum. Perusahaan dapat membeli sebagian saham yang telah dijual ini kembali dan menahannya sebagai saham perbendaharaan saham yang dibeli kembali.