C.
Kerangka Pikir
Kerangka pikir merupakan alur penalaran yang sesuai dengan tema dan masalah penelitian serta didasarkan pada kajian teoritis. Kerangka pikir ini digambarkan
dengan skema secara holistik dan sistematik. Berdasarkan kajian teori yang telah dikemukakan penulis dapat dibuat kerangka pemikiran sebagai berikut.
Pendidikan merupakan suatu usaha untuk meningkatkan kemampuan siswa
melalui Ilmu Pengetahuan Sosial Terpadu. Pencapaian tujuan belajar dalam proses belajar mengajar adalah dengan adanya perubahan yang menyangkut aspek
pengetahuan dan keterampilan. Untuk itu diperlukan adanya keberhasilan siswa dalam proses belajar mengajar guna mencapai tujuan belajar seperti yang
diharapkan. Dalam hal ini, kualitas pembelajaran dapat dipergunakan sebagai
tolok ukur keberhasilan siswa dalam proses belajarnya.
Tujuan pembelajaran yaitu peningkatan prestasi belajar yang optimal dapat
dicapai dengan diperlukan interaksi timbal balik yang positif antara guru dengan siswa melalui model pembelajaran yang tepat. Penggunaan model pembelajaran
yang tepat adalah penggunaan model yang sesuai dengan kebutuhan peserta didik dan selaras dengan materi yang disampaikan. Jika tidak, maka akan menyebabkan
proses belajar mengajar menjadi tidak berdaya guna atau tidak optimal sehingga menimbulkan permasalahan dalam pembelajaran
Penggunaan model pembelajaran dalam mengajar mempunyai pengaruh besar terhadap hasil belajar siswa. Penelitian dengan model mengajar yang kurang tepat
dapat mengakibatkan tujuan pengajaran tidak tercapai optimal. Untuk itu, guru
harus memiliki kemampuan untuk memilih model mengajar yang sesuai dengan materi yang diajarkan.
Salah satu permasalahan yang dihadapi dalam pembelajaran IPS Terpadu di SMP
Negeri 3 Natar adalah hasil belajar yang rendah yang salah satunya disebabkan oleh guru belum menggunakan model pembelajaran yang dapat meningkatkan
minat dan pemahaman siswa terhadap mata IPS Terpadu. Perhatian dan antusiasme siswa dalam mengikuti pembelajaran sangat kurang. Berdasarkan
pendekatan individual diketahui bahwa banyak siswa yang menganggap mata pelajaran IPS Terpadu sulit. Untuk mengatasi permasalahan tersebut peneliti
menggunaan model pembelajaran kooperatif tipe Numbered Heads Together NHT. Peneliti juga menggunakan model pembelajaran kooperatif tipe Group
Investigation GI.
Penggunaan model pembelajaran tipe Numbered Heads Together NHT dan Group Investigation GI diharapkan siswa lebih semangat dan antusias serta ikut
berperan aktif dalam proses belajar. Masalah yang sebelumnya ada dapat teratasi sehingga pemahaman siswa terhadap materi IPS Terpadu semakin bertambah. Hal
tersebut akan berdampak pada hasil belajar siswa dapat meningkat karena minat dan pemahaman mereka terhadap pembelajaran IPS Terpadu meningkat.
Alur penalaran yang telah dipaparkan sebelumnya, maka dapat digambarkan kerangka berpikir sebagai berikut:
Gambar 1. Kerangka Pikir Penelitian
Faktor yang paling dominan didalam proses belajar mengajar adalah hubungan kegiatan guru dan peserta didik didalam kelas. Oleh karena itu, ketepatan model
pembelajaran disesuaikan dengan tujuan pembelajaran sangat menentukan keberhasilan hasil belajar peserta didik. Namun pada kenyataannya masih banyak
guru yang menerapkan metode pembelajaran konvensional. Metode pembelajaran konvensional merupakan suatu metode pembelajaran yang seringkali
dipergunakan sebagai alat komunikasi lisan antara guru dan peserta didik dalam proses belajar dan pembelajaran, sehingga tidak menutup kemungkinan anak
menjadi bosan dan jenuh terhadap kegiatan belajar karena tidak ada variasi dalam Model Pembelajaran Numbered
Heads Together NHT X
1
Model Pembelajaran Group Investigation GI
X
2
Hasil Belajar IPS Terpadu
Y Hasil Belajar IPS
Terpadu Y
Perbandingan Hasil Belajar IPS Terpadu Menggunakan Model Pembelajaran Kooperatif Tipe NHT dan GI
kegiatan pembelajaran. Metode konvensional guru lebih mendominasi kelas dibandingkan dengan peserta didik.
Guru pada saat ini lebih memilih menerapkan model pembelajaran kooperatif daripada metode konvensional. Model pembelajaran kooperatif yang diterapkan
dalam penelitian ini adalah Numbered Heads Together NHT dan Group Investigation GI. Numbered Heads Together NHT merupakan salah satu tipe
pengajaran kooperatif yang memberikan kesempatan pada siswa untuk berpendapat serta meningkatkan semangat kerjasama siswa dalam suatu
kelompok.Penelitian ini juga menggunakan model pembelajaran Group Investigation GI. Model Group Investigation GI adalah model pembelajaran
yang menekankan pada adanya partisipasi siswa dan aktivitas siswa dalam proses pembelajaran.
D. Hipotesis
Hipotesis adalah asumsi atau dugaan mengenai hal yang dibuat untuk menjelaskan hal itu sering dituntut untuk melakukan pengecekan atau mengarahkan
penyelidikan selanjutnya. Peneliti memiliki anggapan dasar dalam penelitian ini, yaitu sebagai berikut.
1. Seluruh siswa kelas VIII SMP Negeri 3 Natar Semester Genap Tahun
Pelajaran 20132014 yang menjadi subjek penelitian mempunyai kemampuan akademis yang relatif samasejajar dalam mata pelajaran IPS
Terpadu.
2. Kelas yang diberi model pembelajaran kooperatif tipe Numbered Heads
Together NHT dan kelas yang diberi model kooperatif tipe Group Investigation GI diajar oleh guru yang sama.
3. Faktor-faktor lain yang mempengaruhi hasil belajar IPS Terpadu selain
model pembelajaran kooperatif tipe Numbered Heads Together NHT dan Group Investigation GI, diabaikan.
Berdasarkan tinjauan pustaka, hasil penelitian yang relevan, kerangka berfikir, dan anggapan dasar yang telah diuraikan, maka dapat dirumuskan hipotesis
penelitian sebagai berikut. 1.
Ada perbedaan antara hasil belajar IPS Terpadu siswa yang menggunakan model pembelajaran kooperatif tipe Numbered Heads Together NHT
dibandingkan dengan siswa yang menggunakan model pembelajaran kooperatif tipe Group Investagation GI.
2. Rata-rata hasil belajar IPS Terpadu yang menggunakan model
pembelajaran kooperatif tipe Numbered Heads Together NHT lebih tinggi dibandingkan dengan model pembelajaran kooperatif tipe Group
Investigation GI. 3.
Model pembelajaran kooperatif tipe Numbered Head Together NHT lebih efektif dibandingkan tipe Group Investigation GI dalam
peningkatan hasil belajar.
III. METODE PENELITIAN
Bagian ketiga ini membahas beberapa hal mengenai metode penelitian, populasi dan sampel, prosedur dan desain penelitian, variabel penelitian, definisi
konseptual dan operasional variabel, teknik pengumpulan data, uji persyaratan instrumen, uji persyaratan analisis data, teknik analisis, dan pengujian hipotesis.
Pembahasan yang lebih rinci akan dijelaskan sebagai berikut.
A. Metode Penelitian
Metode penelitian merupakan suatu cara untuk mendapatkan sejumlah data dengan tujuan dan kegunaan tertentu. Sugiyono 2012: 2 menyebutkan bahwa
penelitian itu didasarkan pada ciri-ciri keilmuan, yaitu rasional, empiris, dan sistematis. Rasional berarti kegiatan penelitian dilakukan dengan cara-cara yang
masuk akal sehingga terjangkau oleh penalaran manusia. Empiris berarti cara-cara yang dilakukan dapat diamati oleh indra manusia. Sistematis artinya proses
penelitian menggunakan langkah-langkah tertentu yang bersifat logis. Menurut Arikunto 2006: 22, metode penelitian merupakan langkah-langkah yang harus
ditempuh oleh peneliti agar penelitiannya berjalan lancar. Langkah-langkah penelitian pada dasarnya dibagi menjadi tiga bagian, yaitu tahap pembuatan
rancangan penelitian, tahap pelaksanaan penelitian, dan tahap pembuatan laporan akhir
.
Metode yang digunakan dalam melakukan penelitian ini adalah metode penelitian eksperimen dengan menggunakan pendekatan komparatif. Penelitian eksperimen
adalah metode yang mencoba mencari hubungan antar variabel, yaitu mencari hubungan dari beberapa variabel secara valid dan dapat digunakan untuk mecari
kesimpulan-kesimpulan yang berlaku secara umumgeneralisasi dan memiliki dua kriteria yaitu kelompok eksperimen dan kelompok kontrol Setiyadi, 2006:125.
Sedangkan menurut Sugiyono 2012: 72 penelitian eksperimen adalah suatu penelitian yang digunakan untuk mencari pengaruh perlakuan tertentu terhadap
yang lain dalam kondisi yang terkendali, variabel-variabel dapat dipilih dan variabel-variabel lain dapat mempengaruhi proses eksperimen itu dapat dikontrol
secara ketat. Jadi penelitian eksperimen adalah suatu cara untuk mencari hubungan antara dua faktor atau variabel yang valid yang sengaja ditimbulkan
oleh peneliti dengan mengeliminasi atau mengurangi atau mengisihkan faktor- faktor lain yang mengganggu untuk mencari kesimpulan secara keseluruhan.
Penelitian komparatif adalah suatu penelitian yang bersifat membandingkan. Menguji hipoesis komparatif berarti menguji parameter populasi yang berbentuk
perbandingan Sugiyono, 2005: 115. Metode penelitian komparatif adalah metode yang digunakan dalam penelitian yang diarahkan untuk mengetahui
apakah antara dua variabel ada perbedaan dalam suatu aspek yang diteliti. Dalam penelitian ini tidak ada manipulasi dari peneliti. Penelitian dilakukan secara alami,
dengan mengumpulkan data dengan suatu instrumen. Hasilnya dianalisis secara statistik untuk mencari perbedaan variabel yang diteliti.
B. Populasi dan Sampel
1. Populasi
Saat melakukan penelitian, harus ada objek yang akan dijadikan tempat penelitian. Objek yang dijadikan tempat penelitian tersebut disebut populasi. Menurut
Sugiyono 2012: 80 menyatakan bahwa populasi adalah wilayah generalisasi yang terdiri atas objeksubjek yang mempunyai kualitas dan karakteristik tertentu
yang ditetapkan oleh peneliti untuk dipelajari dan kemudian ditarik kesimpulannya.
Anggota populasi yang terdiri atas orang biasanya disebut subjek penelitian, tetapi jika bukan orang disebut objek penelitian. Penelitian tentang suatu objek mungkin
diteliti secara langsung terhadap objeknya, tetapi mungkin juga hanya dinyatakan kepada orang yang mengetahui atau bertanggung jawab terhadap objek tersebut.
Orang yang diminta menjelaskan objek yang diteliti disebut responden. Populasi yang akan diteliti harus didefinisikan dengan jelas sebelum penelitian dilakukan.
Berdasarkan pernyataan di atas, maka populasi dalam penelitian adalah seluruh siswa kelas VIII SMP Negeri 3 Natar Tahun Pelajaran 20132014. Populasi dalam
penelitian ini lebih rinci dapat dilihat pada Tabel 3 sebagai berikut ini.
Tabel 3. Jumlah Seluruh Siswa Kelas VIII SMP Negeri 3 Natar Lampung Selatan Tahun Pelajaran 20132014
No. Kelas
Jumlah Siswa Populasi
1 VIIIA
29 2
VIIIB 30
3 VIIIC
30 4
VIIID 31
5 VIIIE
31 6
VIIIF 30
Jumlah 181
Sumber: Tata Usaha SMP Negeri 3 Natar