Pengetahuan Masyarakat Aceh di Kecamatan Gandapura dalam Mengenal Tumbuhan Palem–paleman

BAB IV HASIL DAN PEMBAHASAN

4.1 Pengetahuan Masyarakat Aceh di Kecamatan Gandapura dalam Mengenal Tumbuhan Palem–paleman

Sebagian besar masyarakat Aceh di Kecamatan Gandapura tidak mengenal istilah palem-paleman untuk menunjukkan kelompok tumbuhan yang tergolong Arecaceae. Mereka baru dapat mengenal tumbuhan palem-paleman setelah melihat gambar-gambar yang ditunjukkan kepada mereka. Berdasarkan wawancara pengumpulan data diketahui pada kelompok umur 20-35 tahun 64,90 mengenal tumbuhan palem tanpa melihat gambar dan 35,09 mengenal tumbuhan palem dengan melihat gambar, kelompok umur 36-50 tahun 76,23 mengenal tumbuhan palem tanpa melihat gambar dan 23,76 mengenal tumbuhan palem dengan melihat gambar. Berdasarkan data tersebut dapat disimpulkan bahwa pengetahuan masyarakat Gandapura tentang tumbuhan palem paleman pada kelompok umur 20-35 tahun dan umur 36-50 pengetahuan mereka didapat dari media dan buku, sedangkan kelompok umur 50 tahun 85,92 mengenal tumbuhan palem dengan melihat gambar dan 14,07 mengenal tumbuhan palem tanpa melihat gambar disebabkan kebanyakan dari mereka mengenal tumbuhan palem dari keluarga dan pengalaman sendiri. Pada dasarnya masyarakat Aceh di Kecamatan Gandapura mengenal jenis- jenis tumbuhan yang termasuk dalam kelompok Arecaceae atau palem-paleman namun istilah Arecacee atau palem-paleman tidak dikenal dalam bahasa lokal mereka. Hal ini disebabkan rendahnya pemahaman masyarakat dalam memakai istilah dalam berbahasa Indonesia sehingga masyarakat tidak mengerti istilah palem paleman, kebiasaan masyarakat dalam mengenal nama tumbuhan hanya dengan nama daerahnya saja atau nama umumnya saja, mereka tidak pernah mendengar atau mengetahui tumbuhan yang selalu mereka manfaatkan mempunyai nama lain. Cara masyarakat dalam mengenal tumbuhan palem-paleman ada 4 cara yaitu dari keluarga, dari orang lain, dari sumber lain dan pengalaman sendiri. Pada 31 Universitas Sumatera Utara kelompok umur 20-35 tahun 12,01 mengenal tumbuhan palem dari keluarga, 16,82 mengenal tumbuhan palem dari orang lain, 33,65 mengenal tumbuhan palem dari sumber lain dan 37,5 mengenal tumbuhan palem dari pengalaman sendiri. Kelompok umur 36-50 tahun 17,32 mengenal tumbuhan dari keluarga, 11,88 mengenal tumbuhan palem dari orang lain, 34,65 mengenal tumbuhan palem dari sumber lain, 36,13 mengenal tumbuhan dari pengalaman sendiri. Kelompok umur 50 55,55 mengenal tumbuhan palem dari keluarga dan 44,44 mengenal tumbuhan palem dari pengalaman sendiri. Dapat disimpulkan bahwa masyarakat yang mengenal tumbuhan jenis palem-paleman tanpa melihat gambar terlebih dahulu lebih sedikit jumlahnya dibandingkan dengan jumlah masyarakat yang mengenal tumbuhan jenis palem dengan menggunakan gambar. 4.2 Keanekaragaman Spesies Tumbuhan Kecamatan Gandapura merupakan daerah yang masih memiliki potensi tumbuhan yang cukup tinggi. Hal ini dapat terlihat dari banyaknya tumbuhan Arecaceae yang tersedia dan dapat dimanfaatkan untuk memenuhi kebutuhan hidup masyarakatnya. Berdasarkan hasil identifikasi dan wawancara yang dilakukan dengan masyarakat Aceh di Kecamatan Gandapura diketahui bahwa dalam kehidupan mereka memanfaatkan sebanyak 13 spesies tumbuhan dari famili Arecaceae. seperti terlihat pada Tabel 1. Tabel1. Jenis jenis Tumbuhan Arecaceae yang dimanfaatkan masyarakat Aceh di Kecamatan Gandapura. No Nama Ilmiah Nama Umum Nama Lokal Asal perolehan tumbuhan 1 Arenga pinnata Aren Bak jok Liar 2 Araca catechu Pinang Bak pineng BudidayaLiar 3 Borassus flabellifer Lontar Bak teue Liar 4 Caryota no Sarai raja Jok bungong Beli 5 Corypha utan Ibus Bak iboh Liar 6 Cocos nucifera Kelapa Bak U BudidayaLiar 7 Chrysalidocarpus lutescens Palem kuning Palem kuneng Beli 8 Cyrtostachys lakka Palem merah Palem merah Beli 9 Elaeis guineensis Kelapa sawit Bak sawet Budidaya 10 Hyophorb lagenicaulis Palem botol Palem botol Beli 11 Licuala grandis Palas payung Palem kipaih Beli 12 Metroxylon sagu Rumbia Bak meria BudidayaLiar 13 Nypa fruticans Nipa Bak lipah BudidayaLiar Universitas Sumatera Utara Dilihat dari perolehan tumbuhan yang digunakan oleh masyarakat dapat dikelompokkan menjadi tiga kelompok yaitu berasal dari budidaya, liar dan dibeli di pasar. Berdasarkan hasi pengolompokan ini, dapat disimpulkan tumbuhan yang berasal dari budidaya sebanyak 5 spesies, yang tumbuh liar sebanyak 7 spesies, dan tumbuhan yang dibeli dipasar sebanyak 5 spesies, sedangkan yang liar dan budidaya sebanyak 4 spesies. Berdasarkan asal tumbuhan seperti yang terdapat pada Tabel 1 diatas bahwa spesies yang tumbuh liar dan yang di budidayakan mempunyai pemanfaatan yang sama, seperti tumbuhan kelapa, ibus, lontar kelapa sawit dan pinang, daunnya dijadikan anyaman, buahnya sebagai bahan pangan dan obat-obatan, batangnya untuk bahan bangunan dan upacara adat. Sedangkan tumbuhan dibeli dipasar pemanfaatan tumbuhan tersebut hanya untuk kesenangan atau indikator lingkungan. Pemanfaatan tumbuhan yang dilakukan manusia merupakan salah satu wujud keikutsertaan manusia dalam menjaga keseimbangan dan keharmonisan dengan alam sekitarnya. Hasil penelitian Desianto et al., 2002 di bagian utara kawasan cagar alam Pegunungan Cyclop, Papua mendapatkan 1 jenis tanaman palem yang termasuk katagori liar yaitu jenis Nypa fruticans, jenis palem ini oleh masyarakat setempat khususnya bagian tangkai daun digunakan sebagai atap rumah, tanggkai buahnya sering disadap untuk dibuat minuman beralkohol yang disebut bobo. Berbeda dengan Nega et al., 2003 yang menemukan 3 jenis tanaman palem liar dikawasan hutan dataran rendah Bayeda distrik teluk Arguni Papua. Adapun ketiga jenis palem tersebut yaitu Metroxylon sagu, Nypa fruticans, Arenga pinnata. Jenis Arenga pinnata biasa diambil niranya oleh masyarakat. Sedangkan tulang daunnya dijadikan sapu, Tanaman palem jenis Metroxylon sagu oleh masyarakat kampung Bayeda batangnya digunakan sebagai bahan bangunan, tangkai daun digunakan sebagai bahan pembuat dinding rumah, daun dijadikan atap, serta daun juga digunakan dalam acara adat. jenis Nypa fruticans, khususnya bagian daun yang tua digunakan sebagai bahan pembuat atap, sdangkan yang muda sebagai pembungkus rokok dan dipergunakan juga dalam acara adat, Buah dimakan dan niranya diminum. Universitas Sumatera Utara Menurut Rahawarin 2004 Metroxylon sagu termasuk jenis palem yang dibudidayakan oleh masyarakat sekitar kawasan hutan pulau Miosuaar Papua. Tumbuhan ini dimanfaatkan oleh masyarakat sebagai bahan makanan pokok yaitu aci atau pati sagu. Kulit batang digunakan untuk pembuatan titian, daun dimanfaatkan sebagai dinding rumah dan atap. Nypa frutican bagian daun tua dijadikan untuk jejahitan untuk sarana upacara, penghasil bahan nira tuak, Cocos nucifera bagian buah dijadikan untuk minyak, bahan sayur sayuran, upacara adat, kayu sebagai bahan bangunan Astiti et al., 2008. Menurut Pangemanan et al., 2008 tanaman palem jenis Chrysalidocarpus lutescens atau palem kuning, termasuk palem budidaya yang berpotensi sebagai pengisi Ruang Terbuka Hijau atau RTH. Lebih lanjut Soerjani 1997, menambahkan tanaman yang termasuk katogori RTH memiliki beberapa fungsi antara lain, memperbaiki fungsi resapan air tanah , mengasimilasi pencemaran udara khususnya CO 2 dan NO 2 serta meningkatkan keanekaragaman hutan kota.

4.3 Pemanfaatan Tumbuhan Berdasarkan Bagian yang Dimanfaatkan.