Coryphoideae a Pemanfaatan Tumbuhan Palem–Paleman (Arecaceae) Pada Masyarakat Aceh Di Kecamatan Gandapura Kabupaten Bireuen

2. Coryphoideae a

. Corypha elata Roxb Gebang. Bagi penduduk di pesisir Indonesia, gebang cukup berperan dalam kehidupan sehari hari. Daunnya besar, bundar dan kaku sehingga sering di gunakan untuk atap dan kerajinan tangan seperti tikar, keranjang dan kipas. Nira yang disedap dari pembungaannya dapat dibuat gula atau alkohol. Umbut batangnya dapat dimakan. Batangnya dapat menghasilkan sagu kira kira 90 kg setiap pohon, dan sagu gebang berkhasiat sebagai obat untuk penyakit usus. Daging buah yang muda dipakai untuk campuran dalam minuman. Bila buah menua, dagingnya beracun. Menurut laporan yang lain ramuan akar gebang dapat digunakan untuk obat sakit murus-murus, disamping itu, palem ini mempunyai nilai sebagai tanaman hias kerena bentuk tajuknya yang bagus LIPI, 1978.

b. Johannesteijmannia altifrons Daun payung.

Palem ini mempunyai daun yang besar, lebar dan relatif kuat. Di pedalaman Semenanjung Malaya dan Sarawak orang sering mempergunakannya sebagai atap, karena penggunaanya maka jenis ini disebut daun payung. Daunnya yang berbentuk tajuk yang cukup indah. Di Indonesia penyebaran tanaman ini sangat terbatas sekali. Antara tahun 1880-1940 tumbuhan ini dijumpai di daerah Aceh dan pantai timur Sumatera. Di semenanjung Malaya dan Sarawak, Kalimantan Utara tumbuhan ini paling sering dijumpai. Biasanya palem ini tumbuh di hutan- hutan yang lebat dan merupakan tumbuhan pada skala hutan bagian bawah. Jarang dijumpai di tempat yang terbuka. Menyukai daerah dengan ketinggian 25-1200 m dpl LIPI, 1978. Palem ini tumbuhnya tunggal. Tingginya mencapai 6 m. Daunnya lebar berbentuk belah ketupat. Lebar daun tampak bervariasi menurut keadaan geografi daerahnya. Perbungaannya berbentuk tandan yang bagian pangkalnya ditutupi oleh beberapa seludang bunga. Bunganya berwarna putih. Buahnya berwarna coklat yang permukaannya kasar, ditutupi oleh benjolan–benjolan kulit semacam gabus yang berbentuk kerucut. Universitas Sumatera Utara c . Licuala grandis Palas payung. Tumbuhan yang berasal dari Papua Nugini ini daunnya bundar, berukuran besar, dan tepinya bergelombang Di Indonesia sudah digunakan sebagai tanaman hias. Disenangi karena bentuk daunnya dan tubuhnya yang langsing, secara alam jenis ini menyukai daerah daratan rendah. Tumbuhan tidak berumpun. Batangnya dapat mencapai tinggi 2 m. Seperti batang palem pada umumnya, palas berbatang lurus dan keras. Bagian tepi daunnya bergelombang, bergerigi halus, dan tangkai daunnya berduri. Pembungaan dan pembuahannya tumbuh di antara ketiak daun. Buah yang masak berwarna merah. Buah buah tersebut mempunyai kulit yang tipis dan berwarna merah. Perbanyakan terjadi melalui bijinya, karenanya tumbuhnya tidak merumpun. Pertumbuhannya relatif lambat, oleh karena itu palas payung ini baik sekali untuk tanaman hias.

3. Borassoideae a.