Tujuan Pendidikan Anak Usia Dini Pengertian Minat

21 semuanya memiliki fungsi dan tujuan yang sama yaitu untuk memberikan pengasuhan dan pendidikan bagi anak usia dini, hanya saja yang menjadi pembedanya adalah tempat serta kelompok umur.

c. Tujuan Pendidikan Anak Usia Dini

Secara umum, menurut Jamal Ma’mur Asmani 2009: 65- 66 tujaun pendidikan anak usia dini adalah mengembangkan seluruh potensi anak sejak dini sebagai persiapan untuk hidup dan dapat menyesuaikan diri dengan lingkungannya. Partini 2010: 2-3, tujuan pendidikan anak usia dini secara rinci adalah : 1. Aspek Moral dan Spiritual Agar anak percaya akan adanya Tuhan dan mampu beribadah serta mencintai sesamanya. 2. Aspek FisikMotorik Agar anak mampu mengelola ketrampilan tubuhnya termasuk gerakan motorik kasar dan motorki halus, serta mampu menerima rangsangan sensorik. 3. Aspek Bahasa, Seni dan Kreativitas Anak mampu menggunaan bahasa untuk pemahaman bahasa pasif dan dapat berkomuniasi secara efektif sehingga dapat bermanfaat untuk berfikir dan belajar. 4. Aspek Intelektual Anak mampu berfikir logis, kritis, memberikan alasan memecahkan masalah dan menemukan hubungan sebab akibat. 5. Aspek Sosial Anak mampu mengenal lingkungan alam, lingkungan sosial, peranan masyarakat dan menghargai keragaman sosial dan budaya. 6. Aspek Emosional Anak mampu mengembangkan konsep diri yang yang positif dan kontrol diri. 22 Dari uraian di atas, maka dapat disimpulkan bahwa tujuan pendidikan anak usia dini ialah untuk mengembangkan seluruh potensi yang dimiliki oleh setiap anak usia dini, agar anak mempunyai sikap dan pribadi baik yang dapat diterima oleh masyarakat, sehingga dalam hidup bermasyarakat anak akan tumbuh menjadi individu-individu yang dapat bermanfaat bagi lingkungan maupun umat sesamanya.

3. Kajian Tentang Minat

a. Pengertian Minat

Minat merupakan sumber motivasi yang mendorong seseorang untuk melakukan apa yang diinginkan bila orang tersebut diberi kebebasan untuk memilih Elisabeth B. Hurlock, 1999:114. Menurut Bingham dan Mac Daniel dalam Munandir, 1997: 146, minat adalah kecenderungan orang untuk tertarik dalam suatu pengalaman dan untuk terus demikian itu. Kecenderungan itu tetap bertahan sekalipun seseorang sibuk mengerjakan hal lain. Kegiatan yang diikuti seseorang karena kegiatan itu menarik baginya, merupakan perwujudan minatnya. Minat juga merupakan kecenderungan tingkah laku umum seseorang untuk tertarik kepada sekelompok hal tertentu Guilford dalam Munandir, 1997: 146. Minat mengandung unsur kognisi logika, emosi perasaan, dan konasi kehendak. Unsur konasi dalam arti minat ini didahului oleh pengetahuan dan informasi 23 mengenai objek yang dituju adalah minat tersebut. Unsur emosi terdapat karena dalam partisipasi atau pengalaman tertentu rasa senang, sedangkan unsur konasi merupakan kelanjutan dari kedua unsur tersebut yang diwujudkan dalam bentuk kemampuan dan hasrat untuk melakukan sesuatu kegiatan. Menurut Slameto 2003: 180, minat juga dapat diartikan sebagai suatu rasa lebih suka dan rasa keterkaitan pada suatu hal aktivitas, tanpa ada yang menyuruh. Minat pada dasarnya adalah penerimaan akan sesuatu hubungan antara dir sendiri dengan sesuatu di luar diri. Semakin kuat atau dekat hubungan tersebut, semakin besar pula minat. Minat dapat diekspresikan melalui suatu pernyataan yang menunjukkan bahwa siswa lebih menyukai suatu hal dari pada hal lainnya, dapat pula ditunjukkan melalui partisipasi dalam suatu aktivitas. Dari beberapa pendapat di atas, dapat disimpulkan bahwa minat adalah suatu perasaan suka atau tertarik terhadap suatu objek di luar diri individu yang diikuti dengan munculnya perhatian terhadap objek tersebut yang mengakibatkan seseorang mempunyai keinginan untuk terlibat atau berkecimpung dalam suatu objek tersebut, karena bermakna pada dirinya sehingga ada harapan dari objek yang dituju.

b. Jenis-jenis Minat