74
sehingga mereka dapat mengikutsertakan anak dalam program PAUD”.
Selain pernyataan dari “TC”, ada juga penjelasan dari “HKC” yang juga merupakan pengelola PAUD Mekar, ia menjelaskan bahwa :
“Sosialisasi PAUD yang dilakukan dari pihak PAUD sendiri biasanya dengan menyebarkan pamflet. Pamflet disebarkan
kepada masyarakat dan biasanya di tempel pada tempat-tempat
yang mudah dilihat”. Berbeda dengan TC dan HKC, PC menjelaskan bahwa :
“Selain dari yang dikemukakan oleh Ibu TC dan Ibu HKC tadi sosialisasi program PAUD yang dilakukan oleh kami juga
biasanya dengan home visit atau berkunjung kerumah-rumah warga yang mempunyai anak berusia dini. Dalam kunjungan
dari rumah ke rumah, kami menjelaskan tentang program
PAUD dan juga manfaat PAUD bagi perkembangan anak” Berdasarkan hasil wawancara di atas maka dapat disimpulkan
bahwa upaya yang dilakukan oleh pihak lembaga PAUD dalam mensosialisasikan program PAUD kepada masyarakat dilakukan
dengan cara menyebar pamflet yang berisi program PAUD, berkunjung dari rumah ke rumah, berbagi informasi dalam kelompok
PKK, dan juga sosialisasi dalam posyandu.
B. Pembahasan
1. Informasi Yang Diperoleh Orang Tua Tentang Program PAUD
Informasi tentang keberadaan PAUD perlu disosialisaikan kepada masyarakat, khususnya orangtua yang mempunyai anak usia
dini, yaitu anak yang berusia 0-6 tahun. Dengan adanya sosialisasi diharapkan informasi mengenai keberadaan dan pentingnya PAUD
dapat dipahami oleh orangtua, sehingga orangtua berminat untuk
75
mengikutsertakan anaknya dalam PAUD. Hal tersebut akan berpengaruh terhadap tujuan pemerintah untuk mencerdaskan anak
sejak usia dini. Berdasarkan hasil penelitian, dapat diketahui bahwa pihak
lembaga PAUD Mekar telah melaksanakan sosialisasi kepada masyarakat, khususnya orangtua yang mempunyai anak yang berusia
0-6 tahun. Sosialisasi tersebut antara lain berisi tentang pengenalan PAUD dan penjelasan mengenai pentingnya program PAUD bagi
perkembangan anak usia dini. Sosialisasi tidak hanya dilakukan oleh pihak lembaga PAUD Mekar, akan tetapi juga dilakukan oleh PKBM
yang disampaikan dalam Posyandu Desa Manggong. Sosialisasi yang dilakukan baik oleh lembaga PAUD Mekar maupun oleh PKBM tidak
membawa hasil yang maksimal. Terbukti dari jumlah peserta didik PAUD Mekar yang sampai dengan saat ini masih berjumlah 22 peserta
didik. Hal ini disebabkan oleh kurangnya perhatian dan tindak lanjut orangtua dari sosialisasiinformasi yang diberikan.
Sosialisasi yang dilakukan tersebut bertujuan agar orangtua memahami bahwa PAUD itu penting bagi perkembangan anaknya, dan
PAUD juga merupakan tempat untuk menanamkan pendidikan karakter sejak dini, karena usia 0-6 tahun merupakan usia emas bagi
perkembangan anak. Oleh sebab itu perlu diberikan suatu stimulus atau pendidikan
untuk mengembangkan
potensi mereka.
Untuk melanjutkan
potensi perkembangan
tersebut, setiap
anak
76
membutuhkan asupan gizi seimbang, perlindungan kesehatan, asuhan penuh kasih sayang dan rangsangan pendidikan yang sesuai dengan
tahap perkembangan dan kemampuan masing-masing anak. Penjelasan tersebut di atas sesuai dengan pernyataan Yuliani
Nurani Sujiono 2009: 23, bahwa kelompok bermain merupakan salah satu pendidikan anak usia dini pada jalur pendidikan non formal yang
menyelenggarakan program
pendidikan sekaligus
program kesejahteraan bagi anak usia dini. Dengan demikian maka program
PAUD diharapkan dapat dinikmati oleh setiap anak usia dini dan mengantarkan mereka siap mengikuti pendidikan lebih lanjut serta
memasuki lingkungan yang lebih luas. Berkaitan dengan hal di atas, menurut Afia Rosdiana 2005:
59, tumbuhnya lembaga-lembaga PAUD yang begitu cepat, tidak dibarengi dengan transformasi suatu pemahaman yang merata dan
memadai kepada masyarakat luas tentang pemberian bentuk pembelajaran secara terencana dan berjenjang kepada anak usia
prasekolah. Sehingga
keberhasilan upaya
mengoptimalkan perkembangan anak tidak hanya dilihat dari sisi lembaga, namun juga
harus didukung oleh peran serta orang tua di rumah. Persepsi yang selama ini berkembang bahwa pendidikan anak
dirasa cukup sepenuhnya diserahkan pada pendidik PAUD di sekolahlembaga,
karena pendidik
dianggap tahu
segalanya. Kenyataannya di masyarakat orang tua merasa sudah gugur
77
kewajibannya dalam mendidik anak, ketika anak tersebut sudah dimasukkan di lembaga pendidikan. Hal ini amat disayangkan,
mengingat anak sebagian waktunya justru berada di rumah, keluarga utamanya orang tua tetap mengambil tanggung jawab terbesar dalam
mendidik anak, namun sebaliknya peran ini justru dilupakan.
2. Pengetahuan Orang Tua Tentang Kegiatan-Kegiatan Dalam