Skor Pola Pangan Harapan

asap rokok yang terpapar pada keluarga kelompok rawan seperti ibu hamil dan balita. Rokok mengandung jutaan bahan berbahaya yang dapat merusak tubuh dan menyebabkan berbagai penyakit. Apalagi sebagian besar anggota keluarga yang merokok di dalam rumah setelah selesai makan atau ketika sedang santai. Asap rokok yang dihirup oleh si perokok dan anggota keluarga lainnya sangat berbahaya bagi kesehatan. Rokok yang dihisap oleh perokok juga tidaklah sedikit, seperti yang ditunjukkan dalam tabel 4.15 sebanyak 55 keluarga atau 55,0 keluarga perokok menghabiskan 2 bungkushari. Dengan mengonsumsi pangan yang tinggi antioksidan diharapkan dapat meningkatkan daya tahan tubuh terhadap zat-zat berbahaya dari asap rokok tersebut.

5.2 Skor Pola Pangan Harapan

Susunan kelompok pangan dalam Pola Pangan Harapan merupakan susunan makanan yang diharapkan dapat diwujudkan dengan skor 100. Dari hasi penelitian yang dilakukan di Kecamatan Berastagi khususnya pada keluarga perokok diperoleh hasil bahwa rata-rata skor PPH penduduk yaitu 61,15. Angka ini masih sangat jauh dari target yang telah ditetapkan yaitu 93,3 pada tahun 2014 oleh Kementerian Pertanian untuk Indonesia ANTARA Sumbar, 2012. Begitu pula untuk provinsi Sumatera Utara telah ditargetkan bahwa ditahun 2014 diharapkan skor PPH penduduk meningkat menjadi 93,3 Arfa, 2013. Tabel 4.31 menunjukkan bahwa dari 100 keluarga perokok, hanya 3 keluarga 3,0 yang berada pada kategori segitiga emas dengan skor PPH 87. Sebagian besar yaitu sebanyak 85 keluarga 85,0 berada pada kategori perunggu dengan skor PPH 78. Ini menunjukkan bahwa pangan yang dikonsumsi oleh keluarga Universitas Sumatera Utara kurang beragam dan berimbang. Sumbangan energi terbesar berasal dari beras menunjukkan bahwa pola kebiasaan makan penduduk selalu mengutamakan beras. Sedangkan umbi-umbian, kacang-kacangan, dan sayur dan buah hanya seadanya saja sehingga menyebabkan konsumsi pangan penduduk menjadi tidak beragam. Rendahnya skor PPH pada keluarga perokok dapat disebabkan oleh pendapatan keluarga yang rendah. Dari tabel 4.32 di atas dapat dilihat bahwa seluruh keluarga dengan pendapatan di bawah UMR berada pada kategori segitiga perunggu skor PPH 78. Dari 100 keluarga perokok hanya 3 keluarga 3,0 berada pada kategori segitiga emas skor PPH 87. Dan ketiga keluarga tersebut merupakan keluarga dengan pendapatan di atas UMR. Ini berarti bahwa pendapatan keluarga dapat memengaruhi skor Pola Pangan Harapan keluarga. Pendidikan terakhir ibu juga memengaruhi skor PPH keluarga. Pada tabel 4.32 di atas dapat dilihat bahwa dari 64 keluarga, sebanyak 2 keluarga 2,0 berada pada kategori segitiga emas skor PPH 87. Sedangkan jumlah anggota keluarga dalam penelitian ini tidak memengaruhi skor PPH keluarga. Dapat dilihat pada tabel 4.32 di atas yang menunjukkan bahwa Dari 58 keluarga kecil ada sebanyak 51 keluarga 51,0 berada pada kategori perunggu 87.

5.3 Menurunkan Pengeluaran Rokok Keluarga