Jenis Pangan Pola Konsumsi Pangan

66 BAB V PEMBAHASAN

5.1 Pola Konsumsi Pangan

Menurut Baliwaty 2004, masalah gizi merupakan gangguan pada segi kesejahteraan perorangan atau masyarakat yang disebabkan oleh tidak terpenuhinya kebutuhan akan zat gizi yang diperoleh dari makanan. Masalah gizi erat kaitannya dengan masalah pangan. Masalah gizi dalam masyarakat dapat diketahui melalui pengukuran konsumsi pangan. Pengukuran konsumsi pangan sangat penting untuk mengetahui kenyataan makanan yang dimakan oleh masyarakat dan hal ini dapat berguna untuk mengukur status gizi dan menemukan faktor diet yang dapat menyebabkan kekurangan atau kelebihan gizi. Pengukuran pola konsumsi pangan keluarga perokok di Kecamatan Berastagi dilakukan dengan metode food list dan food frequency. Dengan metode tersebut dapat diketahui bagaimana jenis pangan yang dikonsumsi oleh keluarga perokok, jumlah pangan yang meliputi kecukupan energi dan kecukupan protein, frekuensi makan, serta skor PPH untuk keluarga perokok yang ada di Kecamatan Berastagi.

5.1.1 Jenis Pangan

Berdasarkan hasil penelitian diperoleh data mengenai jenis pangan yang dikonsumsi oleh keluarga perokok di Kecamatan Berastagi yang diperoleh dengan menggunakan formulir food list method dan disajikan dalam tabel 4.16 di atas menunjukkan bahwa sebagian besar keluarga perokok hanya mengonsumsi makanan pokok yaitu beras padi-padian, lauk pangan hewani, dan sayuran, sementara buah tidak dikonsumsi setiap hari. Ini menunjukkan bahwa jenis pangan yang dikonsumsi Universitas Sumatera Utara keluarga belum beragam dan belum sesuai dengan jenis pangan yang sebaiknya dikonsumsi seperti yang telah diatur dalam Pola Pangan Harapan PPH. Menurut Suhardjo 1988 dalam Rosida 2011, apabila terlalu sering mengonsumsi makanan kaya akan kalori, tinggi lemak, dan tinggi karbohidrat maka secara otomatis akan timbul suatu kebiasaan makan yang tidak baik sehingga dapat menyebabkan obesitas. Selanjutnya ia mengatakan bahwa dalam menu makanan orang Asia Tenggara termasuk Indonesia umumnya mengandung karbohidrat yang cukup tinggi yaitu berkisar 70-80. Beras merupakan bahan makanan pokok yang biasa digunakan oleh masyarakat Indonesia. Bahan makanan pokok merupakan yang terpenting dalam suatu hidangan Indonesia, karena jika makanan pokok nasi tidak ada maka dianggap tidak lengkap. Bahkan sering orang yang mengonsumsinya mengatakan belum makan ketika ia belum mengonsumsi makanan pokok tersebut. Pola pikir seperti inilah yang menyebabkan masyarakat di Kecamatan Berastagi cenderung mengonsumsi beras sebagai bahan makanan pokok setiap harinya dengan mengesampingkan bahan makanan lain yang juga kaya energi. Jika dilihat dari pekerjaan utama kepala keluarga yang disajikan dalam tabel 4.3 menunjukkan bahwa bekerja sebagai petanibekerja bebas di lahan pertanian perkebunan merupakan pekerjaan terbanyak kedua setelah wiraswasta. Hal ini juga dapat menyebabkan tingginya konsumsi beras pada keluarga perokok. Kebutuhan akan tenaga yang lebih banyak akibat tuntutan pekerjaan menjadikan beras sebagai makanan utama dengan porsi terbanyak merupakan pilihan yang tepat. Selain itu petani juga biasanya akan menanam padi jika sudah musimnya, sehingga persediaan beras cukup untuk dikonsumsi setiap harinya. Universitas Sumatera Utara Jika dilihat dari tingkat pendidikan terakhir reponden dan kepala keluarga yang disajikan dalam tabel 4.3 di atas, sebagian besar responden dan KK memiliki pendidikan terakhir SMASLTA sederajat. Meski demikian konsumsi pangan tidak beragam dan masih tingginya konsumsi energi yang berasal dari padi-padian dibandingkan dari kelompok pangan yang lain. Ini menunjukkan bahwa masih rendahnya pengetahuan masyarakat mengenai gizi. Pola kebiasaan makan yang selalu mengutamakan padi-padian dalam hal ini beras, sedangkan pangan lain seperti umbi-umbian, kacang-kacangan, serta sayur dan buah jarang dikonsumsi atau seadanya saja membuat konsumsi pangan masyarakat menjadi tidak beragam.

5.1.2 Jumlah Pangan A. Konsumsi Energi dan Protein