Uji Autokorelasi Hasil Pengujian Prasyarat Analisis

Tabel 4. Uji Normalitas One-Sample Kolmogorov-Smirnov Test Unstandardized Residual N 47 Asymp. Sig. 2-tailed 0,062 c Sumber: Lampiran 7, Halaman 65 Berdasarkan dari uji normalitas menggunakan uji Kolmogorov- Smirnov, hasil pengujian data berdistribusi normal nilai Asymp. Sig. 2 - tailed adalah 0,062 dan nilai Asymp. Sig 2- tailed di atas α = 0,05. Hal ini menunjukkan bahwa data berdistribusi normal.

c. Uji Heteroskedastisitas

Uji heteroskedastisitas bertujuan menguji apakah dalam model regresi terjadi ketidaksamaan varians residual dari satu pengamatan ke pengamatan yang lain Ghozali, 2011. Jika varians residual dari satu pengamatan ke pengamatan lain tetap sama, maka disebut homoskedastisitas, sedangkan sebaliknya disebut heteroskedastisitas. Heteroskedastisitas mengakibatkan nilai-nilai estimator koefisien regresi dari model tersebut tidak efisien meskipun estimator tersebut tidak bias dan konsisten. Cara untuk mendeteksi ada atau tidaknya heteroskedastisitas yaitu dengan menggunakan uji Glejser . Uji Glejser adalah meregresi masing-masing variabel independen dengan absolute residual sebagai variabel dependen. Dasar pengambilan keputusannya adalah jika signifikansi 5, maka ditolak, artinya ada heteroskedastisitas, sedangkan jika signifikansi 5, maka diterima, artinya tidak ada heteroskedastisitas. Hasil dari uji heteroskedastisitas adalah sebagai berikut : Tabel 7. Uji Heteroskedastisitas Model Unstandardized Coefficients Standardized Coefficients t Sig. B Std. Error Beta 1 Constant -1948,927 2500,246 -0,779 0,440 Lag_SBI -34,048 39,515 -0,145 -0,862 0,394 Lag_INFLASI 45,886 25,445 0,301 1,803 0,078 Lag_Ln_JUB 195,511 237,153 0,124 0,824 0,414 Dependent Variable : Abs_Res2 Sumber: Lampiran 8, Halaman 66 Berdasarkan tabel 7 hasil pengujian heteroskedastisitas menunjukkan bawa tidak ada variabel independen yang signifikan secara statistik memengaruhi variabel dependen nilai absolute residual . Hasil ini terlihat dari probabilitas signifikansinya di atas tingkat kepercayaan 5. Jadi, dapat disimpulkan model regresi tidak terdapat heteroskedastisitas.

d. Uji Multikolinearitas

Uji Multikolinearitas bertujuan untuk menguji apakah dalam model regresi ditemukan adanya korelasi antara variabel independen. Menurut Ghozali 2011, model regresi yang baik seharusnya tidak memiliki korelasi diantara variabel independen. Jika terdapat korelasi yang tinggi variabel independen tersebut, maka hubungan antara variabel independen dan variabel dependen menjadi terganggu. Ada tidaknya multikolinearitas dalam model regresi dilihat dari Variance Inflation Factor VIF dan nilai Tolerance T. Jika nilai VIF ≤ 10 dan nilai T ≥ 0,10, maka tidak terjadi multikolinearitas. Hasil dari uji multikolinearitas adalah sebagai berikut : Tabel 8. Uji Multikolinearitas Model Unstandardized Coefficients Standardized Coefficients t Sig. Collinearity Statistics B Std. Error Beta Tolerance VIF 1 Constant -16619,929 3941,040 -4,217 0,000 Lag_SBI 34,183 62,286 0,076 0,549 0,586 0,743 1,345 Lag_Inflasi 27,322 40,108 0,093 0,681 0,499 0,761 1,314 Lag_Ln_JUB 1747,788 373,814 0,574 4,676 0,000 0,937 1,067 Dependent Variable : Lag_IHSG Sumber: Lampiran 9, Halaman 67 Berdasarkan hasil uji multikolinearitas pada tabel di atas, hasil perhitungan nilai tolerance menunjukkan bahwa tidak ada variabel bebas ya ng mempunyai nilai toleransi ≥ 0,10 atau sama dengan VIF ≤ 10, jadi dapat disimpulkan bahwa model regresi pada penelitian ini tidak terjadi multikolinearitas dan model regresi layak digunakan.

2. Hasil Uji Regresi Berganda

Regresi berganda ini menguji pengaruh dua variabel atau lebih variabel independen terhadap satu variabel dependen Ghozali, 2011. Analisis regresi berganda digunakan untuk mengetahui pengaruh Suku Bunga SBI, Inflasi dan Jumlah Uang Beredar terhadap Indeks Harga Saham Gabungan IHSG. Analisis ini diolah dengan menggunakan SPSS. Persamaan regresi linier berganda dinyatakan sebagai berikut : Y = variabel dependen IHSG α = konstanta variabel Inflasi Ln = Logaritma natural e = error term Berdasarkan pengolahan data dengan menggunakan SPSS, diperoleh hasil regresi linier berganda sebagai berikut :

Dokumen yang terkait

Analisis Pengaruh Harga Minyak Dunia, Nilai Tukar, Inflasi, dan Suku Bunga SBI Terhadap Pergerakan Indeks Harga Saham Gabungan di Bursa Efek Indonesia Periode 2009-2014

3 67 113

Analisis Pengaruh Harga Minyak Dunia, Nilai Tukar, Inflasi dan Suku Bunga SBI terhadap Pergerakan Indeks Harga Saham Gabungan (IHSG) di Bursa Efek Indonesia (BEI) Periode 2006-2009

2 39 90

PENGARUH NILAI TUKAR RUPIAH, SUKU BUNGA, INFLASI, JUMLAH UANG BEREDAR (M1) TERHADAP INDEKS HARGA SAHAM GABUNGAN (IHSG) DI BURSA EFEK INDONESIA (BEI)

4 27 32

Pengaruh uang yang beredar (m2), kurs, inflasi, dan tingkat suku bunga sbi terhadap beta saham syariah (JJI) dan indeks harga saham gabungan (IHSG)

0 5 129

Analisis Pengaruh Nilai Tukar, Suku Bunga (SBI) dan Jumlah Uang Beredar (JUB) terhadap Nilai Harga Saham Sektor Properti di BEI Periode 2006-2011

0 7 124

Pengaruh Inflasi, Kurs dan Suku Bunga SBI terhadap Indeks Harga Saham Gabungan (IHSG) pada Bursa Efek Indonesia Periode 2005 2009

1 5 62

ANALISIS PENGARUH TINGKAT SUKU BUNGA, INFLASI DAN JUMLAH UANG BEREDAR (M2) TERHADAP INDEKS HARGA SAHAM Analisis Pengaruh Tingkat Suku Bunga, Inflasi Dan Jumlah Uang Beredar (M2) Terhadap Indeks Harga Saham Gabungan Di Bursa Efek Indonesia Tahun 2009:05

0 12 15

ANALISIS PENGARUH TINGKAT SUKU BUNGA, INFLASI DAN JUMLAH UANG BEREDAR (M2) TERHADAP INDEKS HARGA SAHAM Analisis Pengaruh Tingkat Suku Bunga, Inflasi Dan Jumlah Uang Beredar (M2) Terhadap Indeks Harga Saham Gabungan Di Bursa Efek Indonesia Tahun 2009:05

0 3 18

PENGARUH SUKU BUNGA SBI, NILAI KURS DOLLAR DAN TINGKAT INFLASI TERHADAP INDEKS HARGA SAHAM GABUNGAN (IHSG) DI BURSA EFEK INDONESIA.

0 2 14

Pengaruh Tingkat Indlansi dan Suku Bunga Terhadap Indeks Harga Saham Gabungan (IHSG) di Bursa Efek Indonesia (BEI).

0 0 20