Perilaku Bermasalah. Terapi Konseling Behavioral

digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id bertingkat, yang dirumuskan dengan perilaku yang dapat diamati dan dicapai klien. Selanjunya Krumboltz mengemukakan bahwa dengan dirumuskannya perubahan-perubahan perilaku dalam bentuk yang operasional sebagai tujuan konseling, maka akan menimbulkan konsekuensi sebagai berikut: 1 konselor dan klien akan lebih jelas mengantisipasi apa yang akan diproses dalam konseling, yang telah dan yang tidak akan diselesaikan; 2 psikologi konseling menjadi lebih terintegrasi dengan teori-teori psikologi beserta hasil penelitiannya; 3 perbedaan kriteria harus diaplikasikan secara berbeda dalam mengukur keberhasilan konseling. 4.Prosedur Konseling Behaviorisme Untuk para ahli behavioris, konseling dilakukan dengan menggunakan prosedur yang bervariasi dan sistematis yang disengaja secara khusus untuk mengubah perilaku dalam batas-batas tujuan yang disusun secara bersama-sama konselor dan klien. Tokoh aliran psiologi behavioral John D. Krumboltz dan Carl Thoresen Gipson dan Mitchell,1981 menempatkan prosedur belajar dalam empat kategori, sebagai berikut: 1 belajar operan operan learning adalah belajar didasarkan atas perlunya pemberian ganjaran reinforcement untuk menghasilkan perubahan perilaku yang diharapkan. Ganjaran dapat diberikan dalam bentuk dorongan dan penerimaan sebagai persetujun, pembenaran atau perhatian konselor terhadap perilaku yang dilakukan klien; 2 belajar mencontoh imitative learning yaitu cara dalam memberikan respon baru melalui menunjukkan atau mengerjakan model-model perilaku yang diinginkan sehingga dapat dilakukan oleh klien; 3 belajar kognitif kognitive learning yaitu memelihara respon yang diharapkan dan boleh mengadaptasi perilaku yang lebih baik melalui instruksi sederhana; 4 belajar emosi emotional learning yaitu cara yang digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digunakan untuk mengganti respon-respon emosional klien yang tidak dapat diterima menjadi respon emosional yang dapat diterima sesuai dengan konteks classical conditioning.

5. Peranan Konselor Konselor behavioral memiliki peran yang sangat penting

dalam membantu klien. Wolpe mengemukakan peran yang harus dilakukan konselor, yaitu bersikap menerima, mencoba memahami klien dan apa yang dikemukakan tanpa menilai atau mengkritiknya. Dalam hal ini menciptakan iklim yang baik adalah sangat penting untuk mempermudah melakukan modifikasi perilaku. Konselor berperan sebagai guru yang membantu klien melakukan tehnik-tehnik modifikasi perilaku yang sesuai dengan masalah, tujuan yang hendak dicapai.

6. Tehnik Spesifik

Konseling behavioral memiliki sejumlah tehnik spesifik yang digunakan untuk melakukan pengubahan perilaku berdasarkan tujuan yang hendak dicapai. Tehnik-tehnik spesifik tersebut sebenarnya sangat banyak, lebih dari 30 tehnik Goldenberg,1983 yang diantaranya adalah: desensitisasi sistematis, terapi implosive, latihan perilaku asertif, terapi aversi, pembentukan perilaku model dan kontrak perilaku. Desensitisasi Sistematis, merupakan tehnik relaksasi yang digunakan untuk menghapus perilaku yang diperkuat secara negative biasanya berupa kecemasan, dan ia menyertakan respon yang berlawanan dengan perilaku yang akan dihilangkan. Dengan pengkondisian klasik, respon-respon yang tidak dikehendaki dapat dihilangkan secara bertahap. Cara yang digunakan dalam keadaan santai stimulus yang menimbulkan kecemasan dipasangkan dengan