digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id
Rangkuman A. Terapi Konseling Behavioral
Terapi koseling behavioral dipelopori oleh J.B Watson dan dikembangkan oleh Wolpe, Lazarus, Bandura dll. Konseling ini
beroientasi pada perubahan perilaku. Perilaku manusia dapat dibentuk berdasarkan hasil dari segenap pengalamannya yang berupa
interaksi individu dengan lingkungan sekitarnya. Perilaku bermasalah adalah perilaku yang tidak sesuai
dengan norma-norma social, hokum, agama termasuk budaya yang ada. Tujuan konseling behavioral adalah mengubah perilaku yang
salah dalam penyesuaian dengan cara memperkuat perilaku yang diharapkan, melalui: belajar operan, belajar mencontoh, belajar
kognitif dan belajar emosi. Tehnik yang digunakan antara lain:desensitisasi sistematis, terapi implosive, latihan perilaku asertif,
pengkondisian aversi, pembentukan perilaku model dan kontrak perilaku.
Konseling behavioral cocok untuk menangani kasus- kasus seperti: phobia, cemas, gangguan seksual, penggunaan zat
adiktif, obsesi, depresi dan gangguan kepribadian.
B. Terapi Konseling Realitas
Terapi konseling realitas dikembangkan oleh psikiater William Glasser yang lahir tahun 1925 di Cleveland, Ohio. Menurut
Glasser manusia memiliki dua kebutuhan yaitu kebutuhan fisiologis an kebutuhan psikologis, perilaku manusia di motivasi oleh dua
kebutuhan tersebut. Perilaku bermasalah menurut pandangan Glasser adalah
disebabkan karena ketidak mampuan individu dalam memuaskan dua kebutuhan tersebut, yang ditandai dengan: keterasingan,
penolakan diri dan irrasional, perilaku yang kaku, tidak obyektif,
digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id
lemah, tidak bertanggung jawab, kurang percaya diri dan menolak kenyataan.
Tujuan konseling realitas adalah memahami dunia nyata dengan terpenuhinya kedua kebutuhan tersebut dengan cara:
berfokus pada personal, berfokus pada perilaku, berfokus pada saat ini, pertimbangan nilai, pentingnya perencanaan, komitmen, tidak
menerima dalih dan menghilangkan hukuman.
C. Terapi Konseling Kelompok
Konseling kelompok merupakan salah satu bentuk konseling yang memanfaatkan kelompok untuk membantu,
memberi umpan balik daan pengalaman belajar. Pendekatan yang digunakan adalah psikoterapi kelompok, konseling kelompok,
kelompok latihan dan pengembangan, diskusi kelompok terfokus dan self-help.
Tujuan konseling kelompok dibedakan menjadi dua yaitu tujuan teoritis dan tujuan operasinal. Tujuan teoritis dapat dicapai
melalui proses onseling, sedangkan tujuan operasional disesuaikan dengan masalah yang dihadapi klien dan dirumuskan secara bersama
antara konselor dengan klien. Yang perlu dipertimbangkan dalam konseling kelompok
adalah: jumlah anggota kelompok, homogenitas kelompok,sifat kelompok dan waktu pelaksanaan.
Konseling kelompok
dilakukan secara
bertahap: pembentukan kelompok, orientasi dan eksplorasi, transmisi, tahap
kerja kohesi dan produktivitas , konsolidasi dan terminasi, tindak lanjut dan evaluasi.
Ada sebelas factor yang harus diciptakan selama proses konseling yang disebut dengan factor kuratif, antara lain: membina
harapan,, universalitas, pemberian informasi, altruisme, pengulangan korektif keluarga primer, pengembangan tehnik sosialisasi,