Peniruan tingkah laku, klien mengalami sesuatu yang
digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id
langkah, menghentikan proses, menengahi dan menegaskan prosedur.
Sekalipun tugas utama mereka adalah melakukan pemeliharaan, pemrosesan, penyaluran dan arahan, tetapi cara
menerapkannya perlu mempertimbangkan situasinya. Beberapa ahli mengemukakan bahwa fungsi pemeliharaan dan pemrosesan bersifat
linier dengan hasil, artinya semakin tinggi hal tersebut diberikan hasilnya juga semakin baik. Sebaliknya fungsi penyaluran dan
pengarahan bersifat kulvillinier berbentuk garis kurva, artinya semakin kurang baik Capuzzi dan Gross, 1991.
2.Ko-konselor, ko-konselor co-therapist adalah orang
yang membantu konselor menjalankan perannya sebagai pimpinan kelompok. Konseling kelompok dalam situasi tertentu membutuhkan
ko-konselor ini, yang menurut Vannicelli 1990 mempunyai peran sebagai berikut:1. Membantu konselor untuk mengamati dan
mencatat dinamika yang terjadi dalam kelompok, sehingga lebih dimengerti keadaan kelompok dan anggota-anggotanya;2. Sebagai
model interaksi yang sehat, termasuk model dalam memberikan tanggapan, kritik atau pengungkapan diri sendiri secara tepat; 3
membantu memperjelas pertanyaan yang dikemukakan oleh konselor; 4 sebagai model bagi klien, terutama dalam hal
penolakan atau ketidak setujuannya terhadap perilaku distruktif.
Ko-konselor ini jika ada harus berperan secara tepat.
Kesalahan peran dapat menghambat proses konseling. Ko-konselor harus dapat bekerja sama dengan konselor untuk kepentingan klien.
Dalam penentuan
ko-konselor perlu
mempertimbangkan jenis kelamin, pengalaman dan sikap keterbukaannya. Dalam beberapa hal, jika konselornya seorang pria
maka dipilih ko-konselornya adalah wanita. Maksud pemilihan jenis kelamin ko-konselor berlawanan dengan konselornya adalah untuk
digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id
mendekatkan suasana konseling kelompok dengan situasi di keluarga. Hal tersebut karena salah satu faktor kuratif konseling
kelompok adalah” pengulangan korektif keluarga primer” yang diharapkan lebih mempermudah klien dalam melakukan transferensi
Yalom, 1975; Kaplan dan Sadock,1971. Pertimbangan pengalaman dalam menentukan ko-konselor
maksudnya bahwa ko-konselor yang ditunjuk adalah yang lebih yunior dibandingkan dengan konselornya. Dengan adanya tingkat
pengalaman yang berbeda konselor dan ko-konselor , proses konseling dapat lebih baik, karena ko-konselor akan mengikuti
mekanisme yang akan dijalankan oleh konselor. Setelah sesi konseling berakhir, diharapkan terjadi diskusi antara konselor dan
ko-konselor menyangkut pross konseling yang dilakukan. Dalam hal ini keterbukaan ko-konselor sangat diperlukan.