digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id
operasional bagaimana menyusun dan menyelenggarakan suatu rancangan dinamika kelmpok yang menggambarkan keterkaitan
antara tahap, tujuankegiatan dan factor kuratif.
7. Konselor, Ko-konselor dan klien Dalam proses konseling kelompok ada beberapa
pihak yang terlibat, yaitu konselor, ko-konselor dan klien. Mereka memiliki peran tertentu dalam proses konseling kelompok. Berikut
akan dijelaskan secara singkat peran konselor, pendamping konselor dan klien.
1. Konselor, konselor dalam konseling kelompok berperan
sebagai pemimpin kelompok. Tugas konselor dalam memimpin kelompok adalah melakukan pemeliharaan, pemrosesan, penyaluran
dan arahan Capuzzi dan Gross, 1991.
Peran pemeliharaan providing , berarti konselor berperan
sebagai pemelihara hubungan dan iklim, yang dilakukan sesuai dengan ketrampilannya dalam memberikan: dorongan, semangat,
perlindungan, kehangatan, penerimaan, ketulusan dan perhatian. Peran pemrosesan processing adalah peran konselor
sebagai pihak yang memberikan penjelasan makna proses, yang dilakukan sesuai dengan ketrampilannya dalam memberikan:
eksplanasi, klarifikasi, interpretasi dan memberikan kerangka kerja untuk perubahan atau mewujudkan perasaan dan pengalamannya ke
dalam gagasannya. Peran penyaluran catalyzing adalah peran konselor
sebagai pihak mendorong interaksi dan mengekspresikan emosi melalui ketrampilannya dalam menggali perasaan, menantang,
mengkonfrontasi, menggunakan
program kegiatan
seperti pengalaman terstruktur dan pemberian model.
Peran pengarahan directing adalah peran konselor dalam hal mengarahkan proses konseling dengan ketrampilannya
dalam membatasi topic, peran, norma dan tujuan, pengaturan waktu,
digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id
langkah, menghentikan proses, menengahi dan menegaskan prosedur.
Sekalipun tugas utama mereka adalah melakukan pemeliharaan, pemrosesan, penyaluran dan arahan, tetapi cara
menerapkannya perlu mempertimbangkan situasinya. Beberapa ahli mengemukakan bahwa fungsi pemeliharaan dan pemrosesan bersifat
linier dengan hasil, artinya semakin tinggi hal tersebut diberikan hasilnya juga semakin baik. Sebaliknya fungsi penyaluran dan
pengarahan bersifat kulvillinier berbentuk garis kurva, artinya semakin kurang baik Capuzzi dan Gross, 1991.
2.Ko-konselor, ko-konselor co-therapist adalah orang
yang membantu konselor menjalankan perannya sebagai pimpinan kelompok. Konseling kelompok dalam situasi tertentu membutuhkan
ko-konselor ini, yang menurut Vannicelli 1990 mempunyai peran sebagai berikut:1. Membantu konselor untuk mengamati dan
mencatat dinamika yang terjadi dalam kelompok, sehingga lebih dimengerti keadaan kelompok dan anggota-anggotanya;2. Sebagai
model interaksi yang sehat, termasuk model dalam memberikan tanggapan, kritik atau pengungkapan diri sendiri secara tepat; 3
membantu memperjelas pertanyaan yang dikemukakan oleh konselor; 4 sebagai model bagi klien, terutama dalam hal
penolakan atau ketidak setujuannya terhadap perilaku distruktif.
Ko-konselor ini jika ada harus berperan secara tepat.
Kesalahan peran dapat menghambat proses konseling. Ko-konselor harus dapat bekerja sama dengan konselor untuk kepentingan klien.
Dalam penentuan
ko-konselor perlu
mempertimbangkan jenis kelamin, pengalaman dan sikap keterbukaannya. Dalam beberapa hal, jika konselornya seorang pria
maka dipilih ko-konselornya adalah wanita. Maksud pemilihan jenis kelamin ko-konselor berlawanan dengan konselornya adalah untuk